COWASJP.COM – GIBRAN Rakabuming Raka lahir di Surakarta, 1 Oktober 1987. Putra sulung Presiden Joko Widodo dan Iriana itu saat ini berusia 36 tahun.
Gibran memulai pendidikan di SD Negeri Mangkubumen Kidul, Surakarta. Lalu lanjut ke SMP Negeri 1 Surakarta. Pendidikan SMA ditempuh Gibran tahun 2002 di Orchid Park Secondary School di Singapura.
Setelah itu, ia melanjutkan kuliah di Management Development Institute of Singapore pada 2007. Gibran lalu meneruskan studinya di University of Technology Insearch, Sydney, Australia, dan lulus pada 2010.
Sekembalinya ke Tanah Air, Gibran merintis usaha di bidang kuliner. Pada penghujung tahun 2010, ia membuka usaha katering bernama Chili Pari, yang lantas berkembang menjadi layanan wedding organizer. Kian percaya diri, Gibran merintis Markobar alias Martabak Kota Barat di Kota Solo. Lantas membuka cabang di beberapa kota besar.
Berkat usahanya, ia dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo. Ia juga mendirikan House of Knowledge yang berfungsi melatih karyawan-karyawan lepas catering Chilli Pari, terutama dalam berbahasa Inggris.
Bersama adiknya, Kaesang Pangarep, Gibran membuka bisnis Kafe Markobar yang awalnya berdomisili di Solo. Kafe yang menjual aneka martabak itu sempat viral di media sosial.
Selang beberapa lama, Gibran menjajal bisnis baru di bidang reparasi produk kenamaan Apple dengan nama Icolor. Konsep yang ditawarkan menarik, karena customer tinggal menunggu di rumah, nanti tukang reparasi akan datang ke lokasi customer berada.
Gibran juga memiliki sejumlah usaha lain di bidang kuliner, seperti, resto makanan Italia bernama "Pasta Buntel", kedai kopi, dan ceker ayam bakar.
Selain bisnis kuliner, pada 2016, Gibran membuka "Icolor", usaha reparasi produk elektronik Apple yang kini sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Ia juga membuat jas hujan bermerek “Tugas Negara Bos”.
BACA JUGA: Investigasi Ambisi Iriana Dorong Gibran Jadi Cawapres​
Tahun 2018, Gibran bersama pengusaha Kevin Susanto meluncurkan start up kuliner bernama "Goola". Yang menjual minuman tradisional es doger yang dikemas lebih modern.
Goola mendapat pendanaan dari Alpha JWC Ventures sebesar 5 juta dollar AS atau setara Rp 70 miliar.
Usahanya terus berkembang, pada 2019 Gibran bersama sang adik, Kaesang Pangarep, dan chef Arnold Poernomo mendirikan usaha makanan “Mangkok Ku”.
Gibran dan Kaesang juga membuat produk minuman dan makanan ringan bernama “Ngedrink” dan “Kemripik”. Bersama adiknya, Gibran membuat aplikasi market place untuk kuliner di Semarang diberi nama “Madhang”.
Keduanya juga membangun aplikasi pencari kerja “Kerjaholic” yang menghubungkan pencari kerja dengan pihak yang mencari pekerja lepas atau paruh waktu.
JUGA PUNYA USAHA PERTAMBANGAN
Selain itu, Gibran memiliki usaha pertambangan di bawah bendera PT Rakabu Sejahtera. Namanya tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris perusahaan tersebut.
Sempat mengaku tak tertarik politik, Gibran mengikuti jejak sang ayah, bergabung dengan PDI Perjuangan, September 2019.
Saat itu, Gibran mendapat kepercayaan PDIP untuk diusung sebagai calon Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2020.
Ia dipasangkan dengan Teguh Prakosa. Debut di politik, Gibran mendulang kesuksesan dengan menang telak di Pilkada Surakarta, mengantongi 86,5 persen suara. Ia dan Teguh pun dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta pada 26 Februari 2021.
Gibran masih mengemban jabatan Wali Kota Surakarta hingga saat ini. Gibran juga belum mengundurkan diri dari PDI-P meski menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Tim kampanye Pemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 didukung oleh 270 orang yang tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN). TKN Prabowo-Gibran dipimpin mantan Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani dan nama-nama tenar lainnya.
Pada 11 Juni 2015, Gibran menikah dengan Selvi Ananda. Dari pernikahan tersebut, Gibran dan Selvi dikaruniai dua anak, yaitu Jan Ethes Srinarendra (2016) dan La Lembah Manah (2019).
GIBRAN: NEPO BABY, IJASAH PALSU SAMPAI IRIT BICARA
LOLOSNYA Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto memunculkan pro kontra. Ada yang membenci, ada yang memuja.
Beragam dalih, alasan diungkap. Baik menolak maupun mendukung.
Media asing pun ikut mengomentari anak sulung Presiden Jokowi tersebut. Gibran muncul di pemberitaan media asing sebagai Nepo Baby. Istilah merujuk kepada anak-anak selebritas yang sukses berkat jejak orangtuanya. Lantas, bagaimana awal mula media asing menjuluki Gibran Nepo Baby?
Sebelumnya, Gibran menarik perhatian Al Jazeera usai debat cawapres pada Jumat pekan lalu, 22 Desember 2023. Penampilan putra sulung Presiden Jokowi itu berhasil menepis anggapan Nepo Baby atau bayi nepotisme yang dialamatkan kepadanya.
“Putra pemimpin Indonesia menepis sebutan Nepo Baby dalam acara debat yang meriah,” demikian tulis Al Jazeera sebagai judul berita yang ditayangkan Sabtu, 23 Desember 2023.
“Menepis tuduhan kurangnya pengalaman dan nepotisme, Gibran, putra Presiden Indonesia saat ini, Joko “Jokowi’ Widodo, yang berusia 36 tahun, mendominasi panggung, meskipun berhadapan dengan kandidat lebih berpengalaman,” tulis Al Jazeera.
Peneliti di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura (RSIS), Alexander Arifianto, mengatakan, para pihak yang meragukan putra Jokowi itu sepenuhnya salah. Argumentasi Gibran, kata dia, menunjukkan sangat memahami masalah ekonomi, jauh lebih baik dari kedua lawannya.
“Kesan saya secara keseluruhan setiap orang yang ragu-ragu, yang menganggap Gibran orang awam tidak tahu apa-apa telah terbukti sepenuhnya salah,” kata Alexander kepada Al Jazeera.
Sejak Koalisi Indonesia Maju atau KIM mengumumkan Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto pada Oktober lalu, Wali Kota Solo itu menghadapi badai kontroversi. Termasuk tuduhan julukan Nepo Baby karena sebagai penerus politik dinasti Jokowi
Pria 36 tahun itu juga dianggap tak sebanding dengan dua cawapres lainnya. Latar belakang Gibran hanyalah seorang pebisnis kuliner. Pengalamannya di dunia politik cuma sebatas seorang kepala daerah baru menjabat dua tahun. Jauh beda dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan Mahfud Md.
Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, adalah wakil ketua DPR RI dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mahfud MD, cawapres nomor urut 3, merupakan Menkopolhukam dan berpengalaman di eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
“Tanpa pengalaman politik selain dua tahun menjabat sebagai Wali Kota Solo di Jawa Tengah, Gibran dituduh mengikuti jejak ayahnya – Jokowi juga pernah jadi Wali Kota Solo – dan tidak memiliki bonafide dibandingkan kandidat pesaingnya,” tulis Al Jazeera.
Dituding Berijasah Palsu
Gibran akhirnya buka suara menjawab polemik ijazah kuliahnya yang menjadi perbincangan publik akhir-akhir ini.
Respons itu diberikan Gibran saat Najwa Shihab menampilkan foto wisuda 13 tahun lalu dalam agenda '13 Tahun Mata Najwa' di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (19/11/2023) malam.
"[Foto] baru lulus. Ini fotonya lagi dipermasalahkan dua tokoh. Masalah fotonya katanya editan sama ijazahnya palsu. Gapapa besok teman-teman media seperti biasa di Balai Kota ntar saya bawain ijazah saya ya. Dicek saja asli atau palsu," ujar Gibran yang saat ini menjabat Wali Kota Solo.
"Kalau enggak percaya saya pesanin tiket ke Singapura deh datengin sekolah," sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Najwa sempat meminta jawaban Gibran saat kembali melihat foto wisuda tersebut.
"Tiga belas tahun yang lalu ya, enggak nyangka sih mbak sampai di titik ini. Awal-awal dulu diundang ke Mata Najwa kan saya belum jadi apa-apa, sekarang bisa duduk bareng sama tokoh-tokoh hebat: Prof Mahfud, Gus Muhaimin. Luar biasa sekali," ucap Gibran.
Agenda tersebut dihadiri lengkap tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mengikuti kontestasi Pemilu 2024. Gibran bersama dua calon wakil presiden lainnya yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar berada dalam satu panggung.
Saat di Solo Gibran Rakabuming Raka menunjukkan ijazah kuliah di Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan gelar yang diperoleh dari University Bradford.
Gibran membawa dokumen itu untuk menampik isu liar soal ijazah palsu. "Ini tak bawa ya tapi jangan direkam. Ojo direkam, jangan direkam mesaake wong tuwo wis nyekolahke (kasihan orang tua yang sudah menyekolahkan)," kata Gibran di Balai Kota Solo, Senin (20/11/2023).
Gibran mengaku membawa ijazah itu biar cepat selesai isu liar ijazah yang mencuat di media sosial.
Menurutnya, bila ijazahnya palsu harusnya dipersoalkan sejak awal, saat mendaftar sebagai cawapres.
"Yo ben cepat selesai, ya ini kan ijazah ini. Kalau palsu seharusnya dipermasalahkan dari awal waktu pendaftaran," ungkapnya.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menilai tuduhan-tuduhan tersebut tidak merugikan dirinya. Ia juga menyebut tuduhan tersebut sebagai bahan lucu-lucuan.
"Nggak (merugikan), saya anggap untuk lucu-lucuan aja," tuturnya.
Disinggung mengenai sering disoal terkait ijazah palsu baik itu kepada sang ayah, Jokowi maupun dirinya, Gibran menjawab santai.
"Ya nggak papa, makanya saya bawain, silakan teman-teman media bisa pegang bentuk fisik ini yang sudah dilegalisir," ujarnya.
Mengenai banyaknya anggapan dirinya lulusan SMK atau SMA, Gibran menyebut lulusan SMK tidak ada persoalan.
"Saiki usume (sekarang musimnya) Gibran lulusan SMK, lha nek (la kalau) lulusan SMK kenapa to? Kan lulusan SMK bagus juga," pungkas Gibran.
Sebelumnya, sebuah unggahan memuat surat keterangan tentang penyetaraan pendidikan Gibran itu setingkat SMK. Surat itu menyatakan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah pada tahun 2019 mengeluarkan surat bernomor 9149/D.DI/KS/2019. Surat itu menerangkan bahwa Wali Kota Solo tersebut telah menyelesaikan kelas 12 di University of Technology Sydney (UTS) Insearch di Sydney, Australia pada tahun 2006. UTS Insearch merupakan institusi pendidikan yang menawarkan program jalur lanjutan atau persiapan ke UTS.
Gibran, dalam surat itu, disebut memiliki pengetahuan setara tamat SMK Peminatan Akuntansi dan Keuangan di Indonesia. Surat keterangan ini diteken Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Sutanto, pada 6 Agustus 2019.
Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nizam mengonfirmasi Gibran mengantongi gelar Bachelor of Science dari University of Bradford, Singapura. Hal itu tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan tentang Hasil Penilaian Kesetaraan Ijazah Lulusan Perguruan Tinggi Luar Negeri Atas Nama Gibran Rakabuming Raka.
Surat bernomor 2296/Belmawa/Kep/IJLN/2019 itu menyatakan, ijazah atas nama Gibran Rakabuming Raka dari University of Bradford telah disetarakan dengan Sarjana di Indonesia.
Lembar keputusan diteken oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Paristiyanti Nurwardani pada 8 Agustus 2019. Melalui keputusan ini, diketahui Gibran menamatkan studi di bidang marketing.
"Ijazah Gibran diterbitkan pada 14 November 2010 di Singapura.
"Bachelor-nya dari Singapura. Dari penyetaraan tersebut, Mas Gibran sarjana dari Singapura," kata Nizam kepada Tempo pada Sabtu, 18 November 2023.
Gibran Rakabuming Raka merupakan calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Pasangan ini diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat, Partai Garuda, Partai Gelora, Partai Prima, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Irit Bicara
Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa dirinya memang irit bicara, meskipun pada masa kampanye juga: Tak Kampanye, Gibran Balik ke Solo Selasa-Jumat "Silakan warga yang menilai ya," kata Gibran ketika ditegaskan soal alasannya irit bicara. Alih-alih jual gagasan. Sejak ditetapkan sebagai cawapres, Gibran irit bicara, lebih lagi ketika ditanya awak media.
Beberapa waktu lalu, ditemui di Balai Kota Solo, Gibran juga hanya menjawab pendek ketika ditanya seputar masa kampanye. Ia kemudian berlalu masuk kantor sambil menyebut bahwa "hari ini tidak ada (wawancara isu) politik".
Di Sulawesi Selatan pada pekan lalu, Gibran juga hanya menyampaikan apresiasi, rasa terima kasih, dan imbauan agar berlangsung pemilihan presiden (Pilpres) 2024. "Ya memang seperti itu," ujar Gibran kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (3/12/2023).
Wali Kota Solo ini mengatakan, merasa tidak masalah dengan hal tersebut. Ia juga menganggap itu bukan berarti dirinya tidak memiliki gagasan ke depan sebagai cawapres. "Tiap hari kan juga sudah menyuarakan visi-misi kita," kata putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.
Pidato Singkat Diprotes MC
Gibran Rakabuming Raka mendapatkan protes dari MC saat menghadiri deklarasi buruh pelabuhan di Rusun Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (9/12/2023).
Menariknya, Gibran sempat disentil moderator dalam acara itu lantaran pidatonya terbilang singkat.
Bermula saat Gibran datang bersama sang istri Selvi Ananda, antara lain menyampaikan pidato perlunya Rusun Cilincing dibenahi.
"Saya sudah bicara dengan perwakilan buruh di sini, nanti kita ini ya, enggak usah nunggu pemilu, nanti kita gotong royong sedikit membersihkan dan mempercantik rusunnya ya," kata Gibran.
Lebih lanjut, Gibran mengklaim bakal mendorong sertifikasi profesi. Sebab, hal itu diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Akan kita berikan atensi khusus itu," katanya menegaskan.
Usai berpidato, seorang moderator lalu melontarkan sentilan mengenai pidato Gibran sangat singkat. Pasalnya, pidatonya hanya sekitar 2 menit.
"Segitu aja mas Gibran jauh-jauh dari Solo?," ujar sang MC yang kecewa.
"Tajam loh," kata moderator menambahkan.
Dalam kegiatan kampanye, Gibran dan istrinya Selvi Ananda juga sempat membagi-bagikan buku kepada warga.
GIBRAN YAKIN MENANG SATU PUTARAN
Gibran Rakabuming Raka yakin dia akan menang satu putaran. Gibran meminta timnya fokus memenangkan Pilpres 2024 dan abaikan pihak nyinyir dan terus memfitnah.
"Kalau mereka ada yang nyinyir terus dan tidak berhenti memfitnah, berarti mereka panik dan takut kalah," ungkap Gibran saat konsolidasi di Lampung, Sabtu (11/11/2023).
Mengutip Detik.Com, Gibran meminta semua pihak di dalam koalisi pendukungnya terus menjaga kekompakan akar rumput koalisi di Provinsi Lampung.
"Jalan kita masih panjang sampai 14 Februari 2024 nanti. Konsolidasikan serta jaga terus kekompakan dan Lampung harus menang," tegasnya.
Gibran pun yakin dia akan menang langsung satu putaran.
"Bapak Ibu, ini pertarungannya waktunya pendek sekali. Tapi saya yakin dengan semangat Bapak/Ibu semua, saya yakin kita bisa menang satu putaran," kata dia.
PILIH EMIL DARDAK JADI JUBIR
Gibran memilih jubir idolanya Emil Dardak,
Wakil Gubernur Jawa Timur. Dan istrinya, Arumi Bachsin didapuk sebagai juru bicara pribadi calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024.
Emil mengaku tertarik menjadi jubir Gibran karena menilai akan ada warna kepemimpinan berbeda Indonesia jika Gibran terpilih menjadi wakil presiden RI.
‘’Kami tentu dengan setulus hati ingin membantu perjuangan Mas Gibran. Ikhtiar Mas Gibran yang insyaAllah dengan segala kerendahan hati, saya melihat bahwa ada potensi besar untuk membawa warna yang sangat berbeda dalam kepemimpinan Indonesia yang sangat relevan dengan apa yang sedang berlaku," ujar Emil di Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Emil Elestianto Dardak, Wagub Jatim, dipilih Gibran jadi juru bicaranya. (FOTO: tribunnews.com)
Senada, Arumi mengaku berterimakasih turut dilibatkan menjadi jubir Gibran. Dia berharap bisa terlibat aktif dalam mendukung perjuangan Gibran menjadi wakil presiden.
"Pemilih suara terbanyak adalah kaum perempuan. Dan mas Gibran ini saya yakin fansnya juga para perempuan yang muda-muda juga. Nah mereka-mereka ini yang paling tahu masalah apa yang paling relevan dihadapi sekarang. Para ibu muda atau mungkin yang masih single dan perempuan," kata Arumi.
"Kaum perempuan menjadi fokus kita."
Arumi membeberkan alasan mengapa Gibran menunjuk Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan dirinya dipercaya jadi juru bicara pribadinya dalam Pilpres 2024.
"Saya pilih Pak Emil dan Bu Emil karena paling mirip dengan saya dan istri saya," ujar Gibran di Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023).
Selain soal kemiripan, Gibran menyebut memilih Emil dan Arumi karena mereka berdua merepresentasikan kaum muda seperti dirinya.
"Beliau itu salah satu idola, dan salah satu alasan saya masuk politik. Dia itu anak muda dan mau mengabdi untuk bangsa," kata Gibran.
***
PRABOWO SUBIANTO BLAK-BLAKAN DI MATA NAJWA
PRABOWO Subianto, Menteri Pertahanan dan Keamanan, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan bakal calon Presiden 2024 berbicara banyak hal di Podcast Mata Najwa.
Seperti biasanya, Prabowo tampil sederhana dengan pakaian kebesarannya ala pejuang tempo dulu: safari banyak saku.
Najwa Shihab sebagai host tampil apik, ngotot, kritis yang menjadi ciri khasnya. Namun wawancara kali ini Najwa agak ‘sopan’ tak asal potong jawaban Prabowo seperti kebiasaan Najwa wawancara narasumber politikus selama ini.
Hanya sesekali jawaban Prabowo dipotong sekedar menyelipkan pertanyaan pelengkap, atau tambahan.
Sesi wawancara dibuka pertanyaan ringan soal kebiasaan Prabowo berubah jelang pilres 2024. Dulu meledak ledak kini tampil lebih kalem.
Soal pelanggaran HAM, kasus penculikan aktivis mahasiwa 1998, soal eks Tim Mawar penculik mahasiswa ‘’dipelihara’’ Prabowo, soal kesediaan dirinya menjadi Menhankam bergabung kabinet Jokowi yang menjadi seterunya di dua pilpres 2014 dan 2019. Soal pertahanan Indonesia ke depan, soal ongkos politik mahal menjadi anggota dewan, Prabowo mengusulkan untuk dikaji.
DILIHAT 17 JUTA KALI
Wawancara cukup panjang. Berdurasi 1 jam 49 menit. Kalau ditranslate 35 halaman folio. Ditayang 30 Juni 2023 sampai Februari 2024 sudah dilihat 17.096.697 penonton.
Disukai 190 ribu orang. Wawancara berlangsung dalam suasana cair diselingi tepuk tangan hadirin dan ketawa ketiwi narasumber Prabowo maupun host acara Najwa.
Hanya sesekali tegang, serius, jika materi yang dibahas serius. Najwa menutup obrolan dengan mengajukan pertanyaan ringan seputar hobi dan kebiasaan Prabowo lainnya.
Hebatnya, baru satu hari (24 jam) penayangan sudah dilihat lebih 1,9 juta penonton. Dan, dibanjiri 18 ribu komentar.
Berikut nukilan wawancara disiarkan 30 Juni 2024 lewat Podcast Mata Najwa:
Sesi wawancara dibuka pertanyaan: Benarkah Prabowo sekarang agak berubah. Dulu (saat jadi tentara), ada kesan Prabowo itu pembawaannya meletup letup. Tapi, sekarang jauh lebih kalem?
Saya kok merasa tidak berubah ya. Mungkin dulu persepsi media menangkap saya terlalu bersemangat. Jadi, politik di Indonesia itu kalau kita keliling, mau menemui rakyat. Bayangkan rakyat sudah datang dari jauh, berkumpul dan menunggu berjam jam di lapangan. Di bawah sengatan terik matahari hanya menunggu tokoh yang ingin didengar, dilihat pandangannya. Kemudian kita sebagai tokoh datang di tengah massa, rakyat datang dari jauh, berdiri di terik matahari. Lalu, kita berbicara biasa biasa saja. Dengan nada intonasi biasa biasa saja. Menurut saya, itu kurang menghormati rakyat yang hadir di situ.
Jadi, akhirnya kalau anda perhatikan di mana mana saya berpandangan, berbicara penuh semangat. Tidak mungkin berbicara biasa biasa. Nah semangat ini yang dipersepsi kelompok ’elit’. Media di sini kan termasuk kelompok elit lo. Meletup letup. Media itu pintar lo yang diambil (media) itu (angle) yang meletup letup saja. Alhamdulillah, sekarang saya diundang (Mata Najwa) jadi tidak perlu meletup letup. (Sambil menatap hadirin yang hadir di acara Mata Najwa).
Prabowo melanjutkan, mereka duduk, tidak terkena sinar matahari. (hadirin pun bersorak. Bertepuk tangan)
Tapi, saya justru ingin Pak Prabowo meletup letup. Jangan terlalu kalem malam ini. Jadi tidak hanya kalem. Selain persepsi tadi (meletup letup), apalagi dari sosok Pak Prabowo yang kerap disalah persepsikan?
Jadi begini, bagaimana pun riwayat saya sebagian besar saya habiskan sebagai seorang prajurit. Tentara. Prajurit atau tentara itu hidupnya keras. Apalagi, saya lama bergabung di pasukan tempur.
Bapak tidak pernah menjadi prajurit di belakang meja ya (sela Najwa?
Kayaknya, sebentar di belakang meja. Jadi, ibaratnya prajurit di pasukan tempur itu harimau. Harimau itu kita butuhkan. Harimau- harimau ini yang akan menghadapi jika negara diganggu. Bukan yang embek heeh. Jadi, pepatah yang diajarkan seribu kambing dipimpin harimau, akan mengaung. Sebaliknya seribu harimau dipimpin kambing akan mengembek. Nah kita harimau-harimau itu maunya dipimpin harimau. Nah, persepsi mereka terhadap Prabowo saat itu keras, serem. Sekarang kan saya nggak serem lagi (pemirsa dan pemandu acara Najwa Shihab pun tertawa lepas sambil tepuk tangan). Jadi, itu kan masalahnya.
Jadi Prabowo yang asli itu nggak serem?
Iya nggak serem.
Lembut hati?
Ya, lembut. Sangat lembut. (Najwa Shihab kembali tertawa lepas. Suasana kian gemuruh karena tepuk tangan hadirin. Prabowo pun tampak ikut tertawa lepas)
Biasanya kalau politisi itu mengklaim, biasanya kebalikannya, Pak Prabowo?
Ah.., banyak yang mengatakan, saya justru kurang politisi. Makanya, saya kalah terus (baca: dalam pemilu capres. Hadirin pun tepuk tangan). Tapi, kali ini (2024) insya Allah menang. (Hadirin pun bertepuk tangan. Suasana acara kian bergemuruh). Saya sudah belajar politik, saya belajar dari Pak Jokowi yang mengalahkan saya (dua kali Pilpres 2014 dan pilpres 2019). Berarti dia (Jokowi) guru yang hebat. Santai saja.
‘Pelihara’ Tim Mawar, Amunisi Musuh Serang Prabowo
Saya sebetulnya mau masuk, tanya politik belakangan (di akhir acara) saya simpan dulu. Banyak pertanyaan soal politik nanti. Termasuk siapa guru Pak Prabowo. Soalnya saya sempat ketemu Pak Prabowo dan hal yang menarik. Jangan dibuka semua di awal. Kembali ke soal Prabowo. Ini soal konstestasi politik. Setiap kali politik menghangat terutama menjelang pilpres: 2014 , 2019. Belum lama ini juga muncul soal HAM. Yakni, keterlibatan Pak Prabowo dalam peristiwa 1998. Itu selalu muncul ketika politik menghangat. Apa tanggapan Pak Prabowo?
(Suasana wawancara kembali serius. Hening).
Ya.. begini Mbak Najwa. Ini memang fenomena, setiap menjelang pilpres. Saya sudah ikut pilpres sebanyak empat kali. Tahun 2004 saya ikut konvensi Partai Golkar. Lumayan dari 35 calon peserta tersaring 18. Dari 18 peserta tersaring lagi 5. Lumayan. Setelah itu saya nomor 4 dari lima peserta, atau nomor lima dari lima peserta. Saya sedikit lupa. Itu 2004. Habis 2009 saya maju cawapres dari Ibu Megawati bersama PDIP. 2014 dan 2019 saya maju lagi sebagai bakal capres. Sudah empat kali saya maju. Dan, memang saya ikut apalagi kalau angka polling (dalam survey sebagai capres) saya agak bagus, sudah mulai keluar soal HAM.
Dalam demokrasi liberal, lawan itu harus kita turunkan popularitasnya. Istilahnya, kalau bisa dijelek jelekin terus supaya tidak bisa muncul. Ini fenomena di banyak negara. Termasuk di Amerika Serikat sendiri. Dicari cari kesalahan lawan. Ini resiko sebagai prajurit. Saya sudah melaksanakan tugas sebaik baiknya. Sesuai sumpah sebagai prajurit. Saya pertaruhkan nyawa saya berkali kali (di medan tempur) untuk negara, untuk rakyat. Jadi, saya tenang. Tidak ke mana mana. Selalu dibilang ini lah, itu lah. Mau kudeta lah? Menculik, membunuh dan sebagainya (dibarengi gesture Prabowo yang menggerakkan tubuhnya ke belakang). Ya kan. Gimana ya? Saya mau apakan? Dan ini negara demokrasi. Kalau rakyat percaya semua tudingan tudingan itu ya rakyat nggak usah pilih saya (intonasi Prabowo agak meninggi). Selesai kan.
Tapi, isu HAM itu selalu menjadi catatan pada Pak Prabowo dalam jejak perjalanan karir militer Anda. Jadi Pak Prabowo tidak perlu lagi menjelaskan apa latar belakang dan konteks peristiwa itu?
Saya kira itu sudah saya jelaskan empat kali. Dan, itu sudah terekam di public domain (jejak digital). Iya kan. Jadi, bagaimana? Saya kira ini narasi yang akan kembali berbicara masa lalu. Ini sudah 30 tahun yang lalu. Memang hal ini sesuatu tidak enak dan mengganggu saya. Tapi, itu harus saya hadapi sebagai seorang prajurit. Iya kan! Itu resiko. Malah banyak teman, rekan saya hilang tangan, gugur dalam pertempuran. Ini resikonya seorang prajurit. Saya harus hadapi.
Tapi, bapak tidak ragu menunjuk mantan personil Tim Mawar (penculik para aktivis 1998) yang pernah dihukum di pengadilan militer menjadi anak buah bapak di Kementrian Hankam. Padahal, keberadaan Tim Mawar ini sebagian jadi bahan baku untuk menyerang Prabowo Subianto. Kenapa seolah olah Prabowo ‘memelihara’ dalam tanda kutip terus merawat tim Mawar dengan resiko serangan serangan (kepada Prabowo) terus berdatangan?
Kalau kita lihat ah… mereka kan sudah diadili lewat proses hukum saat mereka masih aktif menjadi tentara. Mereka mereka adalah prajurit terbaik. Kadang kadang suatu peristiwa karena perubahan iklim politik akhirnya disalah artikan, disalah tafsirkan. Kan itu bagian dari politik. Saya kira ternyata bekerja dengan baik. Mereka diterima. Mereka berprestasi.
Meski ada catatan (mereka) pernah divonis bersalah?
Saya kira begini, kalau ada peristiwa itu suatu proses dibmana versi pejabat, aparat saat itu. Kalau ada kasus, kalau ada suatu komplotan kita harus mencegah itu. Mencegah itu, menahan orang, kemudian akhirnya (dalam perjalanan) pemerintah berubah (ada pergantian rezim pemerintah orba tumbang ke era reformasi) otomatis (versinya juga berubah). Tapi, soal niat mengamankan bangsa dan negara itu tak berubah. Ini (baca: kasus penculikan ini) sudah berkali kali saya jelaskan.
Pak, saya masih ingat ketika saya berbincang di ruang Bapak (Kemenhankam). Dan, bapak sempat menunjukkan pada saya sebuah meja di ruangan bapak. Bapak bilang, ’Di ruangan ini saya diberhentikan sebagai prajurit. Tapi, di ruangan ini pula saya melakukan tugas sebagai Menteri Hankam.’ Bagaimana menggambarkan naik turun perjalanan hidup Anda, Pak Prabowo. Bagaimana akhirnya itu semua mempengaruhi laku dan sikap hidup Bapak?
Jadi begini ya. Saya dari kecil dibesarkan dan membesarkan diri saya sebagai seorang pendekar. Seorang ksatria ingin membela negara dan rakyat saya. Itu dari kecil saya ditanamkan oleh kakek, orang tua dan sebagainya. Itu lah sikap saya. Saya harus mengabdi, berbhakti pada negara. Bila perlu saya harus berkorban jiwa dan raga.
Sedari kecil, sejak masuk Akabri (kini Akmil) saat itu kita diambil sumpah sebagai prajurit oleh pembina, pengasuh, pemimpin-pemimpin kita: ‘Hai kau anak anak muda, sadarkah kau masuk tentara kau sudah teken mati’ itu kata mereka (pengasuh, pembina) di hari pertama masuk Akabri. Saya masuk di lingkungan. Itu yang diajarkan. Anda sadar masuk sini (tentara) Anda mengerti apa yang anda lakukan, bahwa hidupmu jiwa dan ragamu bukan milikmu lagi, bukan milik keluarga. Tapi, sudah menjadi milik bangsa negara dan rakyat. Pada saatnya kau memberi jiwa dan ragamu.
Jadi naik turunmu dari perjalanan seorang pendekar bagian hidup dari tentara. Jadi, kalau kita mengalami keberhasilan, Alhamdulillah. Kalau dipuji Alhamdulillah. Kalau mengalami katakanlah kekecewaan, atau kita dimaki, dihujat ya harus kita hadapi. Sebagai ksatria seorang pendekar itu resiko sebagai seorang ksatria. (terdengar applaus dari hadirin). Jadi hidup itu tidak semua bagus. Maunya saya semua bagus. Tapi, kadang kadang kita mengalami di mana seorang pendekar itu jatuh bangun.
Dan sekarang jadi Menhankam. Apakah sempat jetleg Pak? Di awal awal (menjabat Menhankam) ketika masuk di Kabinet setelah hampir dua dekade (20 tahun) lebih di luar pemerintah?
Eh….jetleg? Maksudnya kalau dalam perjalanan jauh (naik pesawat) ya saya jetleg. Kan hampir 20 tahunan berada di luar baru masuk pemerintahan lagi. Masuk kabinet, masuk pemerintahan setelah 20 tahun lebih berada di luar. Bagaimana adaptasinya?
Penyesuaiannya saya kira sebentar. Mengapa? Karena pendidikan di militer itu kan cukup membekas. Kita harus tepat waktu, disiplin dan sebagainya. Saya kira cepat menyesuaikan. Habis itu, maaf ya saya itu merasa nyaman di pemerintah Pak Jokowi. Saya pernah punya pimpinan. Ini bukan apa ya? Silakan Anda tanya para menteri, beliau (Jokowi) itu punya suatu kelebihan. Beliau tidak suka pidato panjang panjang. Beliau tidak suka pengarahan lama. Tapi, singkat. Jelas.
Anda cocok gaya Jokowi (sela Najwa)?
Ya cocok. Malah sekarang saya yang koreksi diri. Saya kadang pidatonya terlalu panjang (terdengar suara ha..ha..ha serempak dari hadirin disertai tepuk tangan). Apalagi dikasih kopi. Boleh diminum (tangan Prabowo meraih muk di sampingnya lalu menyeruput kopi kesukaannya yang biasa diracik sendiri. Namanya kopi Hambalang merujuk padepokan, rumah Prabowo di bukit Hambalang, Bogor, Jabar).
Najwa pun menimpali.
Silakan! ‘Saya juga kalau gitu minum. Maaf teman teman,’ timpal Najwa seraya menyeruput kopi.
Pak, hampir lima tahun sudah bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Apakah itu juga mengubah cara pandang Pak Prabowo tentang kondisi Bangsa saat ini. Kan Bapak melihat dari sisi berbeda, atau cara pandangnya mungkin juga berbeda?
Benar sekali. Jadi, saya sangat bersyukur diberi kepercayaan presiden Jokowi masuk kabinet dan menjadi Menhankam. Akhirnya, hadir di sidang kabinet yang sering tidak hanya membahas sektor pertahanan saja. Tapi, juga lainnya. Pertama: Saya bisa mengikuti perkembangan ekonomi, pertanian, dan sektor lainnya. Kedua, begitu masuk kementerian pertahanan saya melihat birokrasi kita, budaya budaya yang belum begitu baik. Koreksi diri kita sebagai bangsa harus terus dilakukan sambil belajar yang baik. Saya juga banyak belajar.
Saya ingin bahas porto folio bapak. Bapak mengemban tugas sebagai Menhankan hampir lima tahun?
Bukan lima tahun tapi hampir empat tahun. Nanti Oktober 2023 baru empat tahun.
Sejauh ini apa tantangan terberat selama mengemban amanah ini (sebagai Menhankam)?
Jadi tantangan terbesar adalah mindset (cara pandang) elit kita. Mindset elit kita menurut saya, terlalu nyaman. Dalam comfort zone (zona nyaman) berada masa relatif damai lama, sehingga elit kita merasa oh..keadaan damai yang normal. Padahal, keadaan damai itu sangat sulit dipertahankan. Sangat mahal. Dan memang benar di sekeliling negara kita, negara negara itu sebenarnya sahabat. Jadi kita merasa tidak ada ancaman.
Akhirnya, menurut saya elit kita merasa bahwa pertahanan tidak terlalu penting. Pertahanan itu nice, tapi tidak terlalu vital. Padahal, pelajaran ilmu politik dan ilmu bernegara di mana pun pertahanan itu vital. Pertahanan itu vital. Kita bisa aman makmur karena kita bisa mempertahankan teritorial wilayah kita.
Mengapa kita pertahankan teritorial kita. Karena wilayah kita banyak menyimpan kekayaan. Banyak kekayaan. Apakah kekayaan tambang, mineral. Baik di laut maupun di darat. Kaya ikan. Kalau tidak salah cadangan ikan kita terbesar kedua di dunia. Jadi, potensi kekayaan kita kalau tidak kita jaga sangat merisaukan. Eh..ada ajaran lama dari sejarah Tiongkok: ’Kalau kaya harus kuat’. Kalau tidak salah bahasa Tiongkoknya ‘Fu tang..Fu Tang’. Kaya harus kuat. Kalau kaya tidak kuat, maka kekayaan kita bisa dirampok. Ini juga ajaran dari barat. Thukidides sejarawan Romawi mengajarkan: ‘Yang Kuat akan berbuat sekehendak mereka’. Sedangkan yang lemah akan menderita. Intinya adalah karena kita kaya makanya, harus kuat.
Selalu Diganggu, Indonesia Harus Kuat.
Prioritas itu yang Anda kerjakan untuk memastikan bahwa alutsista kita bisa diandalkan untuk menjaga teritori, kekayaan kita?
Itu tekad saya dan presiden Jokowi juga punya perhatian besar. Dua minggu setelah dilantik jadi Menhankam, saya dipanggil Pak Jokowi dan menyampaikan: ‘Menhan saya minta rencana jangka panjang. Suruh buatkan saya untuk pertahanan 25 tahun ke depan’. Saya agak tertegun. Beliau bukan dari latar belakang militer, belum pernah mengenyam pendidikan militer dan sebagainya. Tapi, beliau memberi tugas, petunjuk minta dibuatkan rencana pertahanan 25 tahun. Saya tertegun. Terus kita susun. Dan, memang benar negara sebesar dan sekaya ini (Indonesia) selalu diganggu. Bahkan sebelum ada, lahir RI. Dimana namanya hanya ada kerajaan kerajaan selalu diganggu. Portugis lah, Spanyol, Inggris, Belanda, Jepang, Mongol. Semua ke sini (Nusantara). Mengapa? Karena negara kita kaya. Bukan kita yang ke Eropa. Tapi, mereka yang datang ke sini (Nusantara untuk menjajah). Habis itu ke sini (Nusantara) nggak mau pulang lagi. Malah akhirnya membangun benteng. (ha..ha terdengar suara audien bersamaan). Iya kan (Prabowo menengok ke audien). Semua pakar lembaga internasional meramalkan kelak Indonesia tidak lama lagi akan menjadi negara dengan ekonomi kelima terbesar di dunia. (Terdengar tepuk tangan hadirin di mata Najwa). Mereka meramalkan, tapi kita kadang kadang nggak sadar. Nah, tapi (menjadi negara ekonomi besar) juga ada syarat syaratnya. Apa itu? Antara lain kalau elit elit Indonesia, pemimpin pemimpin Indonesia bisa kerjasama, bisa rukun, bisa kompak. Kalau pemimpin pemimpin bisa rukun, bersatu dan kompak Indonesia akan bangkit luar biasa. (Tangan Prabowo seraya menggerakkan ke atas)
Jadi, spesifik Pak Prabowo diberi tugas Pak Jokowi selama 25 tahun rencana pertahanan. Dan, itu pula yang dikerjakan selama empat tahun belakangan ini. Masih porto folio Menhan, salah satunya adalah pembangunan lumbung pangan. Khususnya di Kalimantan Tengah. Tapi, sejak awal sudah banyak kritikan soal ini (progam). Belakangan dari Walhi, Green Peace yang menilai program ini justru mengekploitasi hutan. Mengancam wilayah adat dan keanekaragaman hayati. Apa evaluasi terhadap program lumbung pangan?
Jadi, krisis dunia yang diramalkan PBB dan lembaga lainnya akan terjadi. Krisis dunia akan juga sampai ke Indoneia atau bahkan sudah sampai. Ada tiga krisis. Pertama: pangan, kedua: energi atau BBM sejenisnya. Dan ketiga: Air.
Jadi, setelah kita analisa sejak tiga tahun lalu untuk mengamankan Indonesia dari krisis ini, kita harus mengamankan dari krisis pangan dan air. Dan salah satu jalan keluar yang mutlak adalah penyediaan food (makanan).
Memang nantinya ada yang selalu mempersoalkan lingkungan hidup dan sebagainya. Yang ini sangat penting kita harus menjaga lingkungan. Ini sangat penting tetapi Indonesia kalau tidak salah angka yang saya ingat sudah 80 juta hektar hutan yang sudah rusak. Jadi ini, gagasan ini kita usulkan jadi produktif untuk menghasilkan pangan dan energi. Pangan dan energi itu dihasilkan tanaman. Kalau tidak toh banyak hutan yang diberikan konsensi konsensi ke pihak swasta untuk kepentingan komersial. Tapi, ini untuk kepentingan ketahanan pangan dan energi. Untuk mengamankan kepentingan rakyat.
Tapi, dalam pelaksanaannya justru memicu deforestasi (kerusakan hutan) lalu banjir, kemudian hak hak warga atas tanah wilayahnya tercederai, Problem terus muncul?
Benar itu bisa dipersoalkan itu juga ada prosedurnya, ada prosesnya. Dalam pendekatan itu kita selalu mengikuti pengarahan dan petunjuk gubenur setempat, bupati setempat, kepala suku , kepada adat setempat. Itu semua kita ikuti. Jadi sekali lagi, Indonesia ini setiap kali hendak bangkit pasti ada perlawanan, penghujatan selalu kita waspadai. Yang perlu juga kita waspadai adalah niat yang tidak baik kekuatan kekuatan di luar Indonesia. Jadi, Anda tahu begitu besar Indonesia. Kalau kita benar benar mampu produksi pangan sendiri dan produk energi sendiri kita tidak bisa didikte negara mana pun. Jadi kalau kita ada usaha swasembada pangan, ingin mandiri di bidang energi, terus ramai (kritikan, penghujatan, kritikan). Tapi, kita waspada.
Tapi, benar kan dari evaluasi proyek tanam gagal, hasil panen tidak seperti yang diharapkan.
Ada salah satu pejabat Kemenham menyebut, mangkraknya program itu karena tiadanya anggaran dan badan regulasi yang diperlukan. Jadi, statement itu sempat keluar dari dari anak buah pak Prabowo. Pertanyaanya? Apakah ini tidak masuk rencana program sebelumnya karena bencana lingkungan akibat dibukanya hutan itu tak bisa dihindari pak Prabowo?
Jadi begini. Itu yang saya bilang di awal saat Mbak Najwa bertanya. Apa yang saya pelajari dari masuk ke kabinet atau pemerintahan. Jadi begini, yang saya pelajari yaitu masalah birokrasi kita sering menurut saya, kurang disiplin. Jadi, presiden sebagai pemegang mandat, chief eksekutif sudah kasih petunjuk kepada para eksekutif. Laksanakan. Menhan laksanakan. Siap. Laksanakan. Tapi, kemudian saya kan harus ke kementerian kementerian lain. (Najwa menatap, menyimak serius penjelasan Prabowo). Anda paham!
Satu perijinan ini, perijinan itu. Saya ini orang yang loyal. Tidak mungkin mengeluh tentang ini itu dan sebagainya. Jadi, saya kembalikan. What impossible?
Menurut Bapak apakah program ini layak diteruskan dengan berbagai konsekwensi yang kita temukan di Kalimantan?
Begini Bu (Prabowo biasa menyapa Mbak Najwa tapi keseleo) setiap proyek pembangunan ada konsekwensinya.
Yang jadi korban rakyat, Pak?
Harus kita mitigasi (kurangi resiko). Harus kita lindungi rakyat. Tapi, jika ada masalah, ada persoalan lalu jangan kita tidak berbuat. Jadi, saya mau tanya Mbak Najwa? What? Apa alternatifnya? Impor pangan dari luar. Iya, kalau ada negara yang mau jual. Kasus perang Ukraina-Rusia, banyak negara yang tidak mau ekspor. Bagaimana kalau kita tidak punya sumber (pangan-energi) sendiri. Jadi, kita harus lindungi. Saya kira (deforestasi, atau kerusakan hutan) itu dibesar besarkan. Demi kepentingan rakyat, kita tidak ada jalan yang lain, Mbak Najwa. Kita harus punya produksi pangan kita sendiri. Kita tidak boleh tergantung bangsa lain. Kita merdeka, bagaimana negara merdeka kalau tidak memberi makan ke rakyatnya. Kita mau impor imporbterus. Sekarang, ini tantangannya. (Terdengar tepuk tangan hadirin)
Ongkos Politik Mahal, Sistem Demokrasi Dikaji
Pak, saya mau masuk soal politik. Kami sudah mengumpulkan cuplikan Prabowo dari masa ke masa. Mulai tahun 2004 saat ikut konvensi Partai Golkar hingga saat ini. Berikut videonya. Cuplikan video dibuka suasana syukuran saat Prabowo diangkat jadi Pangksotrad, lalu ikut KOnvensi Capres Golkar 2004, Deklarasi pasangan Capres-cawapres Megawati-Prabowo (2009), Deklarasi Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Radjasa (2014), Deklarasi Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga Uno (2019). Diangkat jadi Menhankam di Kabinet Jokowi-Mak’rup Amin.
Jadi saya mau bertanya Pak Prabowo sebagai ketua, pembina salah partai terbesar Indonesia: Gerindra. Berbagai survey menempatkan parpol berada di urutan terbawah kalau bicara kepercayaan publik. Rakyat itu melihat partai itu tidak mewakili kepentingan mereka. Hanya mewakili kepentingan elit. Apa tanggapan Pak Prabowo?
Ini menjadi PR kita bersama karena demokrasi, kedaulatan rakyat itu dilaksanakan melalui partai politik (parpol). Jadi, kalau parpol kurang dipercaya rakyat, ini tantangan dan PR bagi pimpinan parpol, kader kadernya untuk memperbaiki. Ini jadi masalah.
Tapi, sekali lagi demokrasi melalui suatu perwakilan tidak mungkin rakyat 100 juta berkumpul mengambil kesimpulan atau keputusan. Tapi, harus diwakilkan. Nah wakil disaring organisasi yang namanya parpol. Kita harus perbaiki semoga (parpol) tidak seperti itu. Itu kembali kepada kualitas leadership, kualitas kepemimpinan lewat edukasi atau pendidikan.
Jadi, pemimpin pemimpin kita harus benar benar terdidik dengan baik. Tapi, juga sistem politiknya harus kita kaji. Terus terang, sekarang harus kita kaji sistem demokrasi kita. Ongkos politiknya terlalu mahal. Harus dikaji oleh para pakar. Nanti wakil rakyat dipilih tanpa ongkos politik yang terlalu mahal. Yang saya lihat di beberapa negara barat sebagai contoh untuk menjadi anggota parlemen di negara Inggris, uang pribadi yang paling..paling keluar hanya 300 pound sterling. Sekitar Rp 10 juta.
Kalau dibandingkan di Indonesia kira kira berapa. Di Inggris untuk menjadi anggota dewan hanya butuh Rp 10 juta. Kalau di Indonesia berapa?
Wallahu allam.
Apa tergantung daerah pemilihannya?
Gini gini. Saya ini terus terang agak ngeri kalau cerita ini. Saya takut anak anak muda ini (Prabowo menoleh ke hadirin yang hadir di Mata Najwa) patah semangat. Ini harus diperbaiki supaya mereka (anak muda) tidak mengalami seperti kita kita ini.
Rasanya tidak patah semangat. Tapi, mereka akan realistis, biaya politik mahal. Itu yang membuat mereka ketika sudah jadi atau terpilih berusaha balik modal. Dengan melakukan korupsi?
Akhirnya sistem politik kita tidak membawa Indonesia negara yang maju, hebat dan makmur, tapi sebaliknya bisa merusak negara kita sendiri. Makanya, kita harus berani mengkaji. Semua pimpinan dari stake holder, pimpinan parpol, ormas, tokoh agama, para intelektual harus duduk bersama: mengkaji, mencari apa yang harus kita perbaiki. Sebagaimana dulu bapak bapak pendiri bangsa ini merancang kemerdekaan. Dulu ada BPUPKI. Kita perlu semacam badan itu untuk mengkajinya. Itu pikiran saya. Soal bisa dilaksanakan atau tidak ya...
Menarik pernyataan Pak Prabowo. Ini sebenarnya kegagalan dari kaderisasi parpol. Kalau kita berbicara korupsi, di kabinet saat ini tiga menteri masuk bui. Salah satunya, kader partai bapak Gerindra. (Prabowo tampak serius seraya manthuk manthuk menyimak pertanyaan Najwa). Jadi, parpol gagal melahirkan elit elit yang bersih?
Saya kira begini ya, ah..Anda mengatakan, ada tiga (menteri yang korupsi). Tapi, masih ada puluhan, ratusan (baca menteri) yang baik kan. Jadi, nation building pembangunan suatu bangsa melalui proses, naik turun. Proses jatuh bangun dan sebagainya. Ada kaderisasi yang berhasil, ada kaderisasi yang gagal. Kita sekolah saja kan tidak semua lulus dengan summa cum laude. Ada yang lulus dengan rata rata, ada bakat yang tidak lulus. Dan sebagainya.
Tapi, yang tidak lulus atau ada yang melanggar. Ada yang plagiat atau nyontek dan sebagainya, tidak berarti lembaga pendidikan itu harus ditutup. Kan begitu. Sistemnya harus kita perbaiki, kaderisasinya diperbaiki, seleksinya diperbaiki. Namanya manusia.
Kisah Kopral Berani Larang Prabowo Tebang Pohon
Seberapa demokratis dalam mengambil keputusan di partai Anda Pak Prabowo. Karena Anda Ketua Umum merangkap Ketua Pembina Partai Gerindra. Apakah semuanya seia sekata dengan Prabowo Subianto?
Ah…begini. Di kita (Gerinda) memang ada mekanisme secara berkala ada kongres. Di mana dalam kongres mengambil keputusan tertinggi di partai dan dalam 15 tahun perjalanan partai (Gerindra) sudah melakukan konggres luar biasa (KLB) beberapa kali.
Belum tentu KLB lima tahun. Kadang kadang tiga tahun kita sudah kongres. Di Kongres diambil keputusan tertinggi. Memang saya diberikan mandat untuk mengambil keputusan keputusan strategis. Tetapi, pengalaman saya, satu orang tidak mampu untuk mengambil keputusan terbaik sendiri.
Di tempat kami ada yang namanya Dewan Pembina. Hampir semua keputusan penting (partai) dibahas di Dewan Pembina. Kita kumpul, kita brain storming, kita musyawarah, di ujungnya ada mekanisme. Dalam mekanisme ada saran terbaik untuk saya ambil keputusan terbaik. Itu lah yang kita jalankan. Jadi, semua keputusan strategis bahkan di bawah ada kongres dan rapimnas. Di setiap ada hal penting, kita rapimnas dimana ada kesempatan semuanya untuk berbicara.
Jadi dinamika itu ada (dalam Gerindra)?
Harus ada. Harus..harus.
Ada kader bapak yang berani membantah ketua umum?
Harus berani. Harus berani. Harus berani. Tinggal caranya. Sering ada kok.
Dan, tidak membawa konsekwensi apa pun terhadap karir politiknya kalau beda pandangan dengan ketua umumnya?
Iya jelas. Kenapa? Karena sanggahan kadang justru mengamankan. Jadi saya suka diskusi. Suka pendapat pendapat berbeda.
Bukan asal bapak senang (ABS)?
ABS ini sangat berbahaya. ABS (asal bapak senang) sangat berbahaya. ABS ini kecenderungan bangsa kita. Koreksi kita ya. Karena kita nggak enak membantah atasan, Jadi pengalaman saya ABS merugikan pemimpin. Saya cerita. Saya punya pengalaman soal itu. Boleh nggak?
Boleh. Silakan?
Saat itu saya komandan batalyon... Suatu saat saya ingin mengetes perwira perwira saya. Di depan markas Batalyon ada lapangan sepak bola untuk apel. Di sekeliling lapangan ada banyak pohon besar, dan sangat rindang. Lalu saya kumpulkan para perwira di pinggir lapangan. Seingat saya sekitar 16 atau 17 perwira. Ada kapten, letnan satu, letnan dua. ‘Saya lihat tadi dari jendela saya ke lapangan, saya lihat banyak pohon pohon. Bagaimana kalau pohon pohon itu kita tebang semua biar lapangan terlihat luas. Karena ini menganggu pandangan kita dari jauh. Kita tebang saja. Bagaimana,’? tanya saya. ‘Semua siap. Ide yang bagus Pak. Tebang saja. Tebang saja Pak’ jawab para perwira tadi. Semua menjawab begitu. Tapi, di belakang saya ada suara seorang kopral. Kopral itu sedang jongkok di belakang, nggak tahu sedang melakukan apa. Tapi, dia mendengar pembicaraan para perwira. Dia pun angkat bicara: ’Jangan Pak. Itu dulu kami yang tanam Pak. Sekian belas tahun lalu Pak. Dan, ini tempat berlindung kalau kami kepanasan Pak. Ini rindang, debu debu bisa dikurangi. Jangan ditebang Pak.’ pinta kopral tadi polos.
Itu kopral yang bicara?
Ya kopral yang bicara. Ini pelajaran bagi saya. Oh…jangan jangan orang berpangkat rendah lebih jujur daripada mereka yang berpangkat tinggi. (hadirin pun tepuk tangan lagi). Di belakang saya, saya tidak menduga. Berani itu kopral. Mungkin nggak mikir pangkat. Jadi nothing to lose. Kalau para perwira berharap masuk sekolah ini, sekolah itu. Kalau gue bantah komandan, nggak bisa sekolah. Kan begitu pikirannya. Karena itu saya mau tahu siapa yang jujur. Itu true. Itu true (nyata, kejadian benar adanya). Kadang kadang orang berpangkat rendah lebih jujur. Itu pengalaman saya. Jangan tebang pak. Mereka berani. Mereka berani.
Berulang Kali Kalah, Diolok-Dihina, Monggo
Pak Prabowo, saya mau masuk capres cawapres ya. (untuk mengurangi ketegangan Prabowo, Najwa menawarkan untuk minum kopi dulu). ‘Boleh diminum kopinya dulu Pak Prabowo,’ tawar Najwa.
‘Asal jangan tanya wapres,’ balas Prabowo sambil mengangkat jari telunjuknya seraya melempar senyum.
Najwa pun tertawa lepas mendengar itu seraya berkata. ’Ya..padahal itu yang mau ditanyakan,’’ kata Najwa setengah memekik. Terpancar wajah Najwa sedikit kecewa meski tetap menebar senyum.
‘Bapak jangan larang larang tanya dong,’ gerutunya.
’Saya kan belum tahu (wapres saya),’’ jawab Prabowo tangkas.
Begini, tapi, saya akan tanya. Pak Prabowo maju dalam pilpres; sekali cawapres (2004), dua kali capres (2014, 2019) dan sekarang 2024 maju lagi sebagai bakal capres. Kenapa Anda masih mau jadi presiden?
Ah..saya kira ehm..bkarena saya ceritakan tadi dari kecil, saya dibesarkan sebagai pendekar, ksatria, pejuang yang ingin berbakti kepada bangsa dan negara. Sekarang Tuhan sudah banyak memberi saya kebaikan kelebihan, Eh…. saya diberi kesempatan untuk memahami persoalan bangsa, persoalan negara. Jadi, saya merasa terpanggil, saya harus menyediakan diri, saya menawarkan diri saya untuk bisa berbuat, mengabdi, memberi sumbang sih terbaik saya pada negara ini.
Pak Prabowo maju berkali kali dalam pilpres itu dijadikan ‘’olok olokan’’. Prabowo itu terlalu ambisius dalam politik. Berkali kali kalah tapi nekat maju terus. Anda terganggu nggak dengan olok olok itu?
Nggak.
Benar tidak terganggu?
Apa ya.. pengalaman saya diolok olok kan tidak sakit. Begini kita ini harus bersyukur kita saat ini baik baik. Itu pemberian Tuhan. Diolok olok, dihina, dihujat difitnah. Siapa sih yang suka diolok olok. Tapi sudah lah. Mengapa? Ada hal hal yang lebih penting di dunia ini. Rakyat kita sedang menderita.
Mereka membutuhkan uluran tangan. Sekadar saya diolok, disakiti (Gestur Prabowo: Kepala gedeg gedeg goyang goyang. Kedua tangan dibuka, diangkat sedikit. Itu menyiratkan itu tidak ada apa apanya dengan penderitaan rakyat tadi). Jadi, saya berfikir mengisi sisa hidup saya dengan berbuat baik. Itu saja. Orang mau hina, olok olok. Silakan. Monggo. Saya tidak mau jawab, saya tidak mau melawan, saya tidak mau membantah apalagi membalas. Silakan saja.
Tapi, bahwa olok olokkannya berkali kali maju. Ngotot terus maju. Adakah penjelasan kenapa Anda terus mencoba meski kalah berkali kali?
Tadi, orang yang (mengolok olok) seperti itu tidak paham artinya seorang pendekar. Tidak paham artinya seorang pejuang. Pernah anda berfikir pernahkah Anda bayangkan eh..Jenderal Soedirman dengan satu paru paru dan sedang dirawat di RS lalu Belanda menyerang RI. Dan Presiden (baca Soekarno) memerintahkan (Jendral Soedirman) istirahat kalau sakit. Apa yang terjadi? Dia (Jendral Soedirman) memilih berdiri, bangkit dengan satu paru paru naik gunung (ditandu anak buah) melakukan gerilya. Kemungkinan mati. Anda bertanya? Kenapa Pak Dirman begitu? Anda tanya? (Intonasi suara Prabowo sedikit meletup letup dengan gaya mirip orasi).
Kenapa Komandan Yos Soedarso (baca: Komandan Kapal Perang KRI Macan Tutul) saat perang dengan Belanda di Laut Aru, Papua) saat menghadapi Belanda yang lebih kuat persenjataannya, tapi dia tidak mau balik, tidak mau menyelamatkan diri? Dia bisa lompat dari kapal. Dia akan selamat. Tapi, seluruh anak buahnya disuruh keluar dari kapal. Tapi, dia (Yos Sudarso) tetap dalam kapal sampai kapal tenggelam. Anda bertanya? Kenapa Pak Yos Soedarso mau begitu? Jangankan kalah? Gugur.
Anda pernah bertanya I Gusti Ngurah Rai dikepung Belanda, pelurunya habis. Dengan pasukan satu batalyon pasukannya 249 anak buahnya dikepung. Belanda mengirim ultimatum ‘Kalau Anda (Gusti Ngurah Rai) menyerah Anda selamat. Dia dan seluruh anak buahnya pasang sangkur angkat pedang. Menyerbu. Anda bertanya? Kalau menyerah Anda hidup? Tapi tidak menyerah. Anda paham?.
(Intonasi Prabowo dalam penjelasan terus meletup letup jadi ciri khasnya. Intonasi meninggi diikuti gerakan tangan dan anggota tubuh lainnya. Najwa sendiri tampak serius, matanya menatap tajam ke arah Prabowo). Secara psikologi kenapa? Yang tanya itu tidak paham. (tepuk tangan hadirin kembali terdengar di ruang Mata Najwa).
Jadi, artinya? Anda akan terus mencoba sampai berhasil Pak? Sampai jadi presiden. Akan terus mencoba? (kejar Najwa).
Selama punya kekuatan saya selalu akan menyediakan diri, saya akan mempersembahkan diri kepada bangsa dan rakyat. Kalau Anda perlu saya, saya siap. Tapi, kalau Anda tidak perlu saya, tidak ada masalah. Saya bisa melaksanakan tugas yang lain.(BERSAMBUNG)