COWASJP.COM – Hampir sepekan pesta demokrasi telah berlangsung di berbagai tempat. Berbagai berita berseliweran di media sosial. Pendukung paslon nomor 02 sudah pasti bersorak gembira dengan hasil sementara ini (quick count).
Sementara itu, para pendukung paslon no 01 dan no 03 mulai mencari celah. Celah menunggu keajaiban untuk bisa putaran 2, bahkan kalau bisa mengungguli paslon nomor 02.
Bagaimana hasil pemungutan suara pemilihan presiden (pilpres) di Portugal?
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Indonesia yang tinggal di Portugal melakukan pencoblosan terlebih dahulu. Tanggal 10 Februari 2024. Proses pencoblosan di TPS KBRI Lisbon telah berlangsung dengan tenang, nyaman, tanpa kericuhan. Di situlah penulis dan suami (Papi Fariz Hidayat) mencoblos kertas suara.
Ada 3 metode yang dilakukan oleh panitia pemilu untuk pengambilan suara. Pertama, datangy langsung ke TPS KBRI.
Kedua, tersedia KSK (Kotak Suara Keliling).
Ketiga, melalui Pos (memfasilitasi WNI yang tinggal jauh dari Lisbon).
Meskipun sudah nyoblos duluan, perhitungan suara tetap dilakukan pada Rabu 14 Februari 2024. Mengikuti waktu Indonesia. Dan dipastikan kotak suara masih dalam kondisi tersegel, aman tanpa kecurangan sedikitpun.
Beberapa teman di Indonesia bertanya terkait hasil suara di LN, karena sudah banyak berita yang beredar di Instagram. Mereka terkaget bahwa belum dilakukan perhitungan suara. Dan ternyata berita tersebut hoax. Benar-benar kreatif nih tim suksesnya, hehe.
Dubes Bapak Rudy Alfonso (depan memakai jas) ikut serta menjadi saksi. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Penghitungan suara di Lisbon dilaksanakan selama 2 hari. Tanggal 14 Februari (TPS dan KSK), dan 15 Februari (POS).
Jumlah panitia KPPS yang hadir sebanyak 11 orang (4 luring, 7 daring). WNI juga turut hadir meramaikan acara penghitungan sebagai saksi.
“Pada hari pertama hadir 48 saksi, sedangkan hari kedua 37 saksi. Cukup antusias para warga Indonesia di Lisbon. Mereka hadir langsung ke KBRI dan memantau hasil melalui siaran zoom secara online”, ucap Ika Yuwiani Puspasari selaku anggota PPLN.
Panitia juga menyediakan makan siang bersama bagi para saksi yang sudah hadir di KBRI.
Duta Besar RI Bapak Rudy Alfonso beserta jajaran staf KBRI Lisabon juga ikut menjadi saksi dari pukul 10.00 – 15.00 WET (Western European Time). Bapak Rudy Alfonso ternyata mantan politikus dari Partai Golkar. Dan dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa:
35 suara untuk paslon nomor 01
125 suara untuk paslon nomor 02
89 suara untuk paslon nomor 03.
Pasangan Prabowo dan Gibran unggul di Portugal. Total suara ini didapatkan dari metode TPS, KSK, dan Pos.
Usai pencoblosan, kertas suara mulai dibuka satu per satu. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
“Pekerjaan tim PPLN tidak hanya sampai sini. Kami masih harus melakukan rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara, berkoordinasi dengan panitia Pemilu di Jakarta juga. Masa tugas kami baru akan berakhir pada bulan April. Masih butuh banyak waktu dan kegiatan koordinasi hingga benar-benar Pemilu dinyatakan beres.”, imbuh Ermita Yusida.
Sama halnya dengan di Indonesia, para petugas Pemilu juga sampai lembur. Para petugas memegang tanggung jawab besar kontribusi untuk negara.
Pemilu di Portugal bisa dibilang berjalan sangat lancar dibanding dengan Pemilu di Belanda, Inggris, dan Malaysia. Di tiga negara ini jumlah warga Indonesia terbanyak. Mencapai ribuan. WNI perlu mengantri berjam-jam untuk bisa mendapatkan giliran mencoblos. Bahkan ada juga yang akhirnya tidak mendapatkan haknya untuk mencoblos karena waktu telah habis, datanya tidak ada, dan surat suaranya habis.
Ada yang 5 tahun lalu tidak memiliki masalah dengan pendataan sebagai DPT, namun di pemilihan presiden kali ini tidak tercantum sebagai DPT.
Panitia Pilpres di Belanda, Inggris, dan Switzerland memanjakan para WNI dengan mengadakan bazar makanan. Setelah mencoblos para WNI bisa membeli makanan Indonesia. Lumayan sebagai ajang temu teman sambil menikmati masakan Indonesia nih. Tidak ada yang gratis, semua wajib bayar.
Di Lisbon kondisinya aman lancar. Surat suara tidak mengalami kekurangan sama sekali. Jumlah surat suara yang masuk tidak sesuai dengan jumlah WNI yang ada di Portugal.
Ada 3 kendala yang ditemukan oleh Rachmat Samatimbang selaku Ketua PPLN:
Senyum bahagia para petugas PPLN usai perhitungan suara. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Pertama, data pemilih sementara DP4LN yang diterima oleh KPU dari Kemlu, bersumber dari data WNI di Portugal yang telah terdaftar pada Portal Peduli WNI (WNI yang sudah melakukan lapor diri pada portal peduli WNI). Namun ternyata tidak semua WNI melaporkan kedatangannya pada Portal Peduli WNI.
Saat ini menurut data dari KBRI Lisabon hanya sekitar 41% WNI yang melakukan lapor diri pada Portal Peduli WNI.
Kedua, 70% dari total jumlah WNI di Portugal berprofesi di sektor kelautan (ABK Ikan), di mana keberadaannya di Portugal tidak menentu (hanya sekitar 1-2 tahun). Dan rata-rata dari ABK tersebut tidak melaporkan kedatangannya baik ke KBRI maupun secara online pada Portal Peduli WNI.
Ketiga, saat masa pendaftaran pemilu, banyak dari WNI di Portugal, khususnya yang berprofesi sebagai ABK Ikan, tidak melakukan pendaftaran.
“Puji syukur semua agenda berjalan lancar. Satu demi satu tugas mulai terselesaikan. Berangkat pagi pulang malam sudah menjadi rutinitas beberapa waktu terakhir ini. Selama menjadi anggota PPLN di Lisabon, Portugal, tidak ada kendala besar yang dihadapi. Semuanya bisa diatasi berkat koordinasi dan kekompakan dari Tim PPLN Lisabon Portugal”, sambung Rachmat Samatimbang.
Pasangan Prabowo - Gibran mendapatkan poin unggul di Portugal. Meskipun kami beda pilihan, namun kami tetap satu keluarga besar di Portugal. Rukun selalu damai sentosa. Harapan kami diaspora di Portugal selalu mendoakan yang terbaik untuk Indonesia tercinta.
Apakah di Portugal habis gini dapat makan siang dan susu gratis? Lumayan tidak masak nih, hihihi.(*)