COWASJP.COM – Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur menggelar Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi 53. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur.
Kegiatan digelar di Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina) BPBD Jatim pada Minggu 3 Maret 2024. Kali ini materi yang diberikan adalah Pelatihan Dapur Umum dan Basic Vertical Rescue.
Pelatihan manajemen dapur umum diberikan oleh Adi Supriadi dari Galena Rescue. Adi dikenal cukup berpengalaman dalam berbagai kegiatan dapur umum di daerah bencana.
Sedangkan Dini Prastyo Wijayanti dari Poltekkes Kerta Cendekia memberikan materi tentang respon gizi pada situasi tanggap darurat.
Acara yang dihadiri sekitar seratus peserta dari 63 organisasi mitra SRPB Jatim ini juga menghadirkan Bambang Sumantri, Prasetyo AP, dan Rizky Burhanudin dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jatim. Mereka memberikan materi basic vertical rescue. Termasuk praktiknya dengan menggunakan wall climbing yang berada di Tenpina.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto yang membuka acara ini mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk menjalin komunikasi, koordinasi, dan membuka jaringan seluas-luasnya dengan relawan. "BPBD Jatim tidak bisa bekerja sendiri ketika terjadi bencana. Butuh bantuan para relawan. Dan inilah salah satu bentuk peningkatan kapasitas kepada para relawan," katanya.
Dengan banyaknya potensi ancaman bencana, katanya, relawan perlu meng-upgrade kapasitasnya. Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di BPBD Jatim. Hadir pula Kabid Penanggulangan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Bige Agus Wahjuono.
Pelatihan Basic Vertical Rescue. (FOTO: istimewa - Rizki Daniarto)
Pelatihan basic vertical rescue oleh TRC BPBD Jatim mendapat animo tinggi para peserta. Bambang Sumantri memberikan safety bekerja di ketinggian dan pengenalan alat-alat safety. "Yang perlu diperhatikan adalah standardisasi alat pelatihan dan prosedur safety. Di antaranya pengunaan APD, sepatu safety, dan lain-lain," jelasnya.
Peserta juga mendapatkan praktik vertical rescue dengan menggunakan wall climbing di BPBD Jatim. Satu per satu mereka berlatih mengikuti prosedur dari instruktur. Peluh dan cuaca panas tak menyurutkan mereka berlatih.
Sementara itu, Dini Prastyo Wijayanti dari Poltekkes Kerta Cendekia memberikan materi respon gizi pada situasi tanggap darurat. Menurutnya, dalam
fase 1 tanggap darurat bencana ada makanan yang disajikan kepada pengungsi. Biasanya selama 3 hari pertama di fase ini.
"Kandungan gizi juga harus diperhatikan
Misalnya biskuit kebutuhan per orang 100 gram. Kebutuhan vitamin juga harus diperhatikan, terutama kepada anak-anak," jelasnya.
Sedangkan Adi Supriadi yang memberikan materi dapur umum mengungkapkan
proses pengelolaan dapur umum meliputi pramasak atau persiapan, proses produksi atau memasak, hingga pasca memasak atau packing dan distribusi
"Seorang juru masak tidak mikir bagaimana merajang sayur, mengolah bumbu, dan lain-lain. Jadi dia fokus memasak. Yang membuat bumbu dan perlengkapan makanan adalah orang lain. Jadi sebuah tim dapur umum memang harus benar-benar solid dalam bekerja," ungkapnya.
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur mengaku puas mendapatkan ilmu dalam kegiatan ini. Apalagi mereka juga mendapatkan sertifikat sebagai portofolio tambahan untuk peningkatan kapasitas.(*)