COWASJP.COM – HOTEL saya di Madinah hanya sepelemparan piring dari Masjid Abu Bakar. Berarti Anda sudah tahu: dekat sekali dengan gerbang 316 Masjid Nabawi –masjid utama yang dulunya rumah Nabi Muhammad.
Antara hotel saya dan masjid Abu Bakar ini dipisahkan oleh taman kecil. Biar pun pohonnya tumbuh dengan malasnya, tapi ada beberapa tempat duduk melingkar. Bisa duduk-duduk melihat begitu banyak merpati berebut makanan yang Anda tebarkan.
Antara masjid Abu Bakar dan Masjid Nabawi kini juga sudah ada taman. Lebih besar. Tempat duduknya lebih banyak. Indah. Rapi. Tertata. Seperti di Amerika. Bisa sambil melihat orang belanja emas di dekat taman itu. Atau lihat antrean di KFC yang panjang. Ada loket antre khusus wanita.
Pohon-pohon di taman ini juga sangat malas bertumbuh seperti tidak bisa menghargai semangat yang menanam mereka.
Udara kering. Sejuk tapi kering. Terasa baal di wajah. Di bibir. Di telapak. Sinar matahari seperti lampu yang volumenya dinaikkan.
Setiap kali hendak salat di Masjid Nabawi selalu melewati masjid Abu Bakar: mungil, antik, indah. Masjid ini difungsikan sebagai monumen: di situlah dulu rumah Abu Bakar, pemimpin Islam pertama setelah Nabi Muhammad wafat.
Sesekali masjid dibuka. Saya juga ingin lihat dalamnya: karpet tebal. Tidak ada yang lain. Saya lihat beberapa orang salat di karpet itu. Tidak boleh lama-lama. Gantian.
Masjid Abu Bakar ini juga hanya sepelemparan piring dari Masjid Ali bin Abi Thalib: pemimpin keempat setelah Abu Bakar, Umar, dan Usman.
Masjid Ali juga berfungsi sebagai monumen: di situlah dulu rumah Ali.
Masjid monumen ini belum dibuka untuk umum. Lingkungannya masih direnovasi. Dibuatkan taman.
Berarti rumah dua khalifah itu berdekatan. Di satu taman yang tersambung: untuk perspektif saat ini.
Tapi di zaman itu letak rumah dua khalifah tersebut bisa beda RT. Atau beda gang. Beda lorong.
Pun dengan rumah Nabi Muhammad, yang kini jadi bagian terlama Masjid Nabawi: di halaman yang sama. Tapi di zaman itu bisa terasa lebih jauh. Banyak rumah kampung yang memisahkannya. Karena Masjid Nabawi terus diperluas –dan halamannya terus ditambah-- maka rumah Nabi, rumah Abu Bakar dan rumah Ali seperti tidak berjarak lagi.
Meski jarak rumah mereka begitu dekat perbedaan pendapat dua tokoh itu bisa begitu jauh.
Anda sudah tahu: begitu Nabi Muhammad wafat, ada pertemuan penting di teras rumah milik tokoh asli Madinah: Sa'ad bin Ubadah.
Teras ini dulunya jadi tempat berkumpul tokoh-tokoh dari suku tuan rumah. Tapi sejak Nabi Muhammad pindah ke Madinah (dari Makkah) tempat berkumpul itu pindah ke rumah Nabi.
Begitu ada kabar Nabi wafat, tokoh-tokoh asli Madinah kumpul kembali di teras rumah Sa'ad. Mereka membicarakan siapa yang harus menggantikan Nabi sebagai pemimpin masyarakat.
Sa'ad sendiri, sebagai tuan rumah, lagi sakit. Agak berat. Padahal suaranya sangat ditunggu. Maka Sa'ad mewakilkan ke anaknya untuk berbicara. Intinya: pemimpin baru harus dari suku Madinah asli.
Selama Nabi tinggal di Madinah memang banyak tokoh dari Makkah yang ikut tinggal di Madinah. Suku mereka berbeda. Tokoh seperti Sa'ad khawatir pemimpin baru nanti dari kaum pendatang. Padahal yang paling berjasa atas Islam adalah orang Madinah.
Mereka tahu: saat Nabi menyebarkan Islam di kampungnya, penentangan luar biasa. Sampai Nabi mau dibunuh. Begitu Nabi hijrah ke Madinah masyarakat Madinah menyambut dengan sukacita: sampai berebut agar Nabi mau tinggal di rumah mereka.
Islam pun berkembang dari Madinah. Dari rumah Nabi yang kini jadi Masjid Nabawi itu.
Tentu tokoh-tokoh pendatang mendengar: ada rapat besar di teras rumah Sa'ad. Mereka pun ke sana. Perkumpulan di teras itu membesar. Campur.
Para tokoh mengemukakan pendapat tentang bagaimana setelah Nabi wafat. Termasuk tokoh pendatang seperti Abu Bakar dan Umar. Mereka saling adu pendapat. Yang sudah bicara pun bicara lagi. Terus bergantian. Saling merekomendasikan nama yang pantas menggantikan Nabi Muhammad. Baik yang dari pendatang maupun tokoh asli Madinah.
Ada satu tokoh penting yang tidak hadir: Ali bin Abi Thalib. Suami Fatimah, berarti menantu Nabi Muhammad.
Saat itu Ali pilih berada di rumah Nabi. Mengurus kematian mertuanya itu.
Jarak antara rumah Nabi dengan teras itu kira-kira 500 meter. Tentu, waktu itu, dipisahkan oleh banyak rumah, rumah kampung model Arab.
Di perhelatan di teras itu banyak yang menyebut nama Umar pantas jadi pemimpin baru. Tentu banyak juga yang tidak setuju. Akhirnya, setelah bertele-tele, Umar berdiri. Ia menggapai Abu Bakar. Ia menyatakan bai'at pada Abu Bakar. Ia angkat Abu Bakar sebagai pemimpin barunya.
Melihat apa yang dilakukan Umar yang lain pun ikut bai'at. Jadilah Abu Bakar, tergolong paling tua saat itu, khalifah pertama.
Tentu ada yang khawatir: bagaimana kalau Ali tidak mau mengakui Abu Bakar sebagai pemimpin baru. Bukankah banyak yang berpendapat Ali-lah yang sebenarnya lebih berhak jadi pemimpin baru. Nabi sendiri mengakui kehebatan Ali –dan orang tahu itu.
Maka dicarilah Ali: agar mau ke teras itu untuk berbai'at pada Abu Bakar.
Ketika ada yang berhasil menemuinya, Ali pun menjawab: apakah jenazah Nabi dibiarkan tidak ada yang mengurus?
Banyak sekali tafsir atas ucapan Ali itu. Sebagian tafsir menilai Ali memang tidak mau mengakui kepemimpinan Abu Bakar. Ali merasa dirinya lebih berhak memimpin.
Banyak juga yang menilai Abu Bakar terpilih hanya karena Ali tidak hadir di teras itu. Seandainya ada Ali di sana keadaan bisa berbeda.
Memang ada juga yang menilai Ali masih terlalu muda. Saat itu. Mungkin semuda Gibran –untuk menafsirkan apa yang pernah diucapkan Khofifah Indar Parawansa saat kampanye untuk Prabowo-Gibran. Saat ikut Nabi hijrah ke Madinah usia Ali 23 tahun.
Tanpa pengakuan dari Ali, legitimasi Abu Bakar kurang kuat. Maka ada upaya untuk memaksa Ali berbai'at ke Abu Bakar.
Ali tetap tidak mau. Sampai pun rumah Fatimah dikepung.
Begitu penting peristiwa di teras itu. Dari situlah istilah ijma ulama bermula.
Ahli-ahli sejarah dari dunia Barat pun banyak melakukan penelitian peristiwa di teras itu. Mereka meneliti sebagai ilmuwan murni. Tanpa keterikatan emosi dan keimanan. Anda bisa banyak belajar dari literatur independen tersebut. Tidak hanya seperti di pelajaran tarikh Islam di madrasah.
Dalam sejarah Islam peristiwa di teras itu terkenal dengan sebutan saqifah Bani Saidah. Artinya: teras Bani Saidah.
Rumah berteras itu memang rumah keprabon keturunan Saidah, tokoh besar di Madinah sebelum Islam.
Saya ke teras itu Jumat lalu. Diantar oleh Mas Bajuri, pemilik travel Bakkah yang membawa saya umrah sekarang ini. Saat saya masih menjadi Pak Boss dulu, Mas Bajuri menjadi pemred mingguan Nurani –media untuk ummat. Ia lulusan fakultas syariah (hukum Islam) UIN Sunan Ampel Surabaya.
Saya yang minta untuk diantar ke teras itu. Ternyata memang dekat sekali. Teras itu sekarang sudah mepet ke halaman Masjid Nabawi.
Jangan berharap terasnya masih ada. Teras itu sudah jadi tanah kosong. Hanya ada satu pohon di pojoknya.
Tanah kosong itu dipagari. Mungkin akan jadi hotel sebentar lagi.
Bahwa di situlah teras Bani Saidah bisa Anda baca dari tulisan yang ada di pagar itu. Banyak orang berkelompok di halaman masjid di dekat pagar itu: mereka mendapat penjelasan dari tour leader soal terpilihnya Abu Bakar. Versi mereka masing-masing.
Setelah melihat pagar itu saya berkesimpulan: bergegaslah ke Madinah. Mumpun jendelanya masih ada –ups, mumpun pagarnya masih ada. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Edisi 3 Maret 2024: Kalah Takut
Liam Then
Banyak dokter teriak, pendapatan kurang, beban kerja banyak. Ini benar adanya, jadi dokter itu sungguh susah. Semasa pendidikan, pun di Amerika, itu sungguh berat pengalamannya, pride ,harga diri harus dibuang jauh-jauh, bahkan boleh dibilang, HAM kayaknya tak berlaku disini, bagi para mahasiswa kedokteran, Mentor itu segala-galanya. Jadi mahasiswa kedokteran ,yang sedang dalam proses bimbingan mentor, itu bahkan harus pandai sekaligus jadi ahli baca ekspresi muka. Jadi memang mau jadi dokter, dan menjadi dokter itu benar susah. Syukur-syukur pasien sembuh, jika tambah parah, tak sembuh-sembuh, langsung dikomentari : "Itu dokter tak bagus" !....Waduh...kata siapa jadi dokter itu enak....jadi dokter itu sama tak enaknya dengan jadi orang sakit. Setiap hari harus bersua dengan yang namanya penderitaan, kesakitan. Dalam proses pendidikannya harus sering makan hati, sudah lulus status dokter muda pun, lingkungan profesi yang toxic( tak ada kata padanan lain yang lebih cocok untuk gambarkan) ,karena ada kecenderungan pada supremasi superiotas dokter senior. Harapan kemanusiaan, masalah layanan kesehatan ini, mungkin ada pada perkembangan teknologi AI dan teknologi komputer quantum, yang berkali lebih cepat dari komputer konvensional. Nanti mungkin akan ada dokter digital, yang tak punya perasaan, tak punya keluarga, tak perlu gaji. Setiap pasien tinggal masuk sebuah ruang scan, langsung di x ray, dicucuk jarinya ambil sampel darah, lepas keluar langsung ada resep.
Afa
Sambil nunggu ko EM, saya tebak: 'lebih bayar' karena tidak jadi dibius. Uang obat bius yang sudah dibayar bpjs sono, jadi hak pasien. Kalau pasien minta obat generik saja, ndak usah obat bermerk, maka selisih harganya di transfer ke rek pasien. Kalau rawat inap, adanya kamar kelas 3, kelas 1 full, maka pasien dapat lagi transferan tunjangan kamar. Asyikkkk yah kalau mengkhayal wkwkwkwk
Liam Then
Ini sepotong cerita, dari kejadian hampir 30 tahun lalu. Bagi para TKI yang beruntung kerja di Taiwan. Menjadi sakit itu musibah,tapi kadang pada tahap sakit tertentu, ia menjadi anugrah. Bikin banyak kawan sesama TKI iri, sakit sampai masuk RS, dirawat lebih dari seminggu, kok pas keluar ATM-nya malah ngisi, lebih banyak dari yang gak sakit, yang kerja lembur tiap hari. Setiap kami, para TKI jalur resmi, diberi kartu BPJS-nya versi Taiwan. Entah bagaimana perhitungannya, jika sampai sakit rawat inap, agak lama di rumah sakit, pas keluar malah ada masuk dana otomatis, kayak sejenis istilah "lebih bayar", klaim BPJS-nya. Ini sering jadi dagelan antara TKI, "kapan ya saya sakit" Taiwan memang tercatat sebagai dalam daftar negara dengan penyelenggaraan sistem kesehatan terbaik. Saya pernah gunakan dua kali kalo tak salah, semasa disana, pertama ketika dapat kecelakaan di pabrik, kedua ketika pergi tambal gigi. Yang pertama agak unik, karena kurang lancar bahasa Mandarin, waktu mau dijahit lukanya, si dokter tanya "#@#$@&@$@......", ngga ngerti , langsung ,angguk saja. Langsung si dokter jahit luka saya. Wow, sakit sekali, asem banget, rupanya si dokter tanya, tak pakai bius kuat gak?" Yang kedua waktu ke dokter gigi, simpel sekali, tinggal ke klinik praktek dokter terdekat, kasih lihat kartu, tak tunggu lama ,langsung ditindaki. Beberapa teman yang harus menggunakan kartu BPJS-nya versi Taiwan ini, juga mengungkapkan pengalaman serupa, tidak susah, tak antri lama.
Atho'illah
Kebenaran bagai kabut tipis, Menyelimuti kenyataan yang samar, Setiap orang menggenggam setitik, Meyakini bahwa dialah yang benar. Debat dan argumen berkecamuk, Mempertaruhkan logika dan rasa, Ego dan ambisi beradu, Mencari kemenangan semu, lupa makna. Kebenaran, bagai lukisan abstrak, Penuh makna dan interpretasi, Setiap mata melihatnya berbeda, Setiap hati merasakannya dengan caranya. Lalu, untuk apa memperdebatkan kebenaran? Jika ia bagai asap yang mudah tertiup angin, Jika ia bagai kabut yang mudah menguap di pagi hari. Debat tentang kebenaran, Seringkali hanya melahirkan perpecahan, Membuat ego dan kesombongan menari di atas panggung, Dan melupakan esensi dari pencarian itu sendiri. Kebenaran sejati, tidak ditemukan dalam kata-kata, Ia tersembunyi di dalam hati yang tulus, Di dalam jiwa yang penuh kasih sayang, Dan di dalam pikiran yang terbuka untuk belajar.
djokoLodang
--o-- ... Tangan saya pun sempat dipegang petugas: diarahkan. Agar posisinya lebih pas. Pun tidak berhasil. ... Mengapa tidak berhasil? Jangan-jangan memang disengaja oleh Abah supaya posisinya tidak pas. Supaya bisa berlama-lama tangannya dipegang oleh petugas. --jL--
Ahmad Zuhri
"Perasaan itu aneh. Sulit dimengerti. Perjalanan Jeddah-Madinah ini hanya 1,45 menit tapi rasanya lama sekali. Lebih lama dari 2,5 jam antara Abu Dhabi–Jeddah." Ya iya lah, di pesawat sesekali masih bisa lirik 7i dengan modus lihat jendela... lha dikereta cepat, udah ga ada yg bisa dilirik, lihat jendela juga hanya gersang dan tandus.. Hayo, ngaku...
Ummi Hilal
Sangat terasa berbeda antara 'Aku' dan 'Saya'. Dari kata 'Aku' bisa menjadi 'mengaku,mendaku'. Sedangkan 'Saya' berasal dari kata 'Sahaya'. Sang Budak. Jadi ada nada merendah. Seperti terasa pada kata 'Kula'. Yang berasal dari kata 'Kawula'. Atau Sang Pengabdi.
djokoLodang
--o-- TEMAN ALOUI Kebetulan saya sedang melakukan perjalanan bersama Aloui. Naik kereta cepat Whoosh. Aloui duduk di sebelah saya. Dari ujung sebelah sana, ada yang melihat Aloui. "He, sobat, apa kabar?" Aloui berteriak kembali: "Baik!" Kupikir temannya. Tak lama kemudian, orang itu menghampiri Aloui: "Bagaimana dengan istrimu?" "Baik," jawab Aloui singkat. "Bagaimana anak-anakmu?" "Baik." Setelah orang itu pergi, saya tanya Aloui: "Setahu saya temanmu hanya beberapa orang saja. Dan saya kenal semuanya. Kok bisa punya teman baru lagi? Kenal dari mana dengannya?". "Ah, saya tidak kenal dia. Memang, selama ini aku hanya berteman dengan beberapa orang saja. Itu mungkin karena sifatku yang mau menang sendiri. Itu yang harus kuperbaiki." "Lalu, kok dilayani? Ditanya tentang anak dan istri, kau jawab baik. Pada hal, kau baru saja menikah dengan Tante Korina. Belum punya anak. Janan-jangan, ..." "Ah, tidak. Jangan berprasangka, bang. ... Aku cuma tidak ingin berargumentasi saja. Urusan bisa jadi panjang. Kan, aku baru mau menghilangkan sifat mau menang sendiri tadi. Maka ditanya apa, kujawab baik saja. Singkat dan selesai." Mendengar jawaban Aloui, saya tercerahkan. Betul juga, ya ... --0--
Fiona Handoko
selamat pagi ka wilwa. salah satu ciri blogger / penulis yg sukses. seandainya sang penulis ada kesalahan di artikelnya. tidak perlu membuat ralat atau penjelasan atau alasan. nanti komentator lah yg akan memperbaiki, menjelaskan atau membuatkan alasan. mengapa sampai terjadi hal itu. bahkan bila ada pembaca yg mengkritik sang penulis. yg membela sang penulis pun komentator. pe de saja walau yg mengkritik seorang profesor.
yulian yulian
Hanya mau nanya ke Abah, sebenarnya yg mau di foto di kereta cepat itu apakah TV nya atau umi, atau yg berkacamata hitam, he he he... Sekedar nanya aja.....
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Leong Putu.. Mas Putu, Tadi saya lewat depan rumahmu. Kok tadi di halaman ada cewek dengan 7i ada di halaman rumah. Pakai kacamata hitam. Kayaknya lagi akan pencet bel rumah.. ### Beliau itu siapa ya..?
Leong Putu
Hari ini ibu negara lagi ada kegiatan bareng bu Lurah dan bu Bidan. Healling ke Trenggalek, ke pantai. Tak perlu pengawalan. Saya dapat mandat menjadi suami siaga. Tugas utama : sediakan makan buat 3 anak. Beres..... Itu tugas receh. Hal pertama yang saya lakukan tadi pagi adalah acting. Pura-pura hidup saya akan sengsara tanpanya hari ini. Wkwkwkwk....(jadi buaya itu bakat alam, bawaan lahir). Dan kena. Dia bilang :"semangat ya say...cuman sehari kok, kamu pasti bisa...muah..." (dikecupnya bibir ini..nyesss hangat...). hhhh.... Untuk makan anak? Ah gampang.... Sebagai anak rantau, saya pintar masak (gak bermaksud sombong). Pagi ini saya sudah masakkan Bakso. Sedaap. Mantap. Anak2 makan dengan lahapnya. Siang hari saya sudah bilang bahwa mereka akan saya masakkan soto dan untuk makan malam saya rencana masakkan kari. Semua yang saya masak PASTI sedaap. Tak pernah masak Indom*e. Peace.....
Handoko Luwanto
Singgasana Prusuh Disway of the Week: 25-02-2024 s/d 02-03-2024 (114 orang) Tahta ⏰ Pertamax Terbanyak #.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain;meReplyOrangLain] #1.M.Zainal Arifin (113;1136)3★;3⚾️;3⏰ [2:82] #2.Lagarenze 1301 (53;2593)18★;2⭐️;3⏰ [37:17] #3.Rizal Falih (29;1802)4★;1⏰ [8:1] Singgasana Prusuh Disway of the Week: 25-02-2024 s/d 02-03-2024 (114 orang) Tahta ⭐️ Komentar Pilihan Terbanyak #.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain;meReplyOrangLain] #1.Liam Then (127;11346)1✒️;14★;3⭐️;2⚽️;1⚾️ [54:46] #2.Handoko Luwanto (43;3261)15★;3⭐️ [5:15] #3.Lagarenze 1301 (53;2593)18★;2⭐️;3⏰ [37:17] #4.Mbah Mars (17;725)5★;1⭐️ [18:9] #5.Wilwa (25;2128)6★;1⭐️;1⚾️ [9:14] #6.Jokosp Sp (39;2183)9★;1⭐️ [14:16] #7.Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺 (68;3815)11★;1⭐️ [38:8] #8.djokoLodang (59;3023)14★;1⭐️;1⚽️ [42:9] Singgasana Prusuh Disway of the Week: 25-02-2024 s/d 02-03-2024 (114 orang) Tahta ✒️ Komentar Terbanyak #.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain;meReplyOrangLain] #1.Leong Putu (108;1743)4✒️;4★;1⚽️;1⚾️ [52:32] #2.Madison Madison (145;1893)1✒️ [5:11] #3.Liam Then (127;11346)1✒️;14★;3⭐️;2⚽️;1⚾️ [54:46] #4.Duwi eko Setiyo gomo (104;526)1✒️ [12:46] Singgasana Prusuh Disway of the Week: 25-02-2024 s/d 02-03-2024 (114 orang) Rookie of the Week #.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain;meReplyOrangLain] #1.Terus Jalan (13;507)✏️;1★ [1:6] #2.yosi lastiyo (2;338)✏️;1★ [1:0] #3.Mas Kam (1;87)✏️;1★ [1:0] #4.Ahmed Nurjubaedi (1;116)✏️;1★ Singgasana Prusuh Disway of the Week: 25-02-2024 s/d 02-03-2024 (114 orang) Tahta ⚽️ Terbanyak Direply #.Nama (Komen;Kata)AWARD [diReplyOrangLain;meReplyOrangLain] #1.Liam Then (127;11346)1✒️;14★;3⭐️;2⚽️;1⚾️ [54:46] #2.Leong Putu (108;1743)4✒️;4★;1⚽️;1⚾️ [52:32] #3.djokoLodang (59;3023)14★;1⭐️;1⚽️ [42:9] #4.Juve Zhang (59;4070)5★;1⚽️ [27:17] #5.Mirza Mirwan (1;39)1★;1⚽️ [16:0] #6.Liáng - βιολί ζήτα (1;77)1★;1⚽️ [13:0]
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Fiona Handoko.. Model Strapless dalam bahasa Jawa adalah "kemben". Kemben yang normal itu tidak "nglowor", karena kalau nglowor kan bahaya "mlorot". Hanya aslinya, versi Jawa, kemben itu bukan gaun. Baru sekarang banyak gaun yang mengadopsi sistim kemben di bagian atas. Khusus pada bagian penutup gunung kembar "Merapi Merbabu". ### Semoga membantu. Hi hi..
Fiona Handoko
selamat pagi bp agus. "gaunnya sederhana. terlihat sebagian atas bodynya." berarti pilihan gaunnya bisa 2 model. 1. gaun you can see. "terlihat sebagian atas bodynya." (mas bro?) siti harus melirik dari samping. itu pun ibarat di kota salatiga. hanya terlihat kaki gunung merbabu saja. kaki gunung merapi nya masih tersaput kabut. 2. gaun strapless. "terlihat sebagian atas bodynya." (mas bro?) siti pasti lebih leluasa mengintai kaki gunung, bahkan mungkin terintai lereng gunung merbabu dan lereng gunung merapi. rejeki tak kan lari. cukup hadap2an face to face saja. sudah tampak semua. bpk agus. kalau gaun strapless. apakah bhs jawa nya = gaun "nglowor"?
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
@Lagarenze 1301.. SAYA LANJUTKAN WAWANCARANYA YA MAS.. "Ahli kacamata..?". "Iya. Kenapa..?". "Saya gak mau menemui istri Anda..?". "Kenapa..". "Saya punya BANYAK HUTANG ke istri saya.". "Hubungannya apa..?". "Karena kalau saya harus GANTI ISTRI. Biayanya jadi lebih mahal dibandingkan biaya GANTI HATI..". ### Wuadhuh..
Lagarenze 1301
Seorang pria duduk di sebelah saya di kereta. Dia mengeluarkan foto istrinya dan berkata, "Dia cantik, bukan?" Saya berkata, “Jika menurutmu dia cantik, kamu harus menemui istri saya." Dia berkata, "Kenapa? Apakah istrimu lebih cantik?" Saya berkata, "Tidak, dia seorang ahli kacamata!"
Lagarenze 1301
Saya sedang berada di kereta cepat dan di seberang saya, di samping jendela, duduk seorang gadis dengan kecantikan skala 7 "i". Dia beberapa kali melirik, bahkan menatap saya. Juga melepas senyum. Dengan malu-malu, saya juga melepas senyum terbaik saya. Setelah saling berbalas senyum, gadis 7 "i" itu akhirnya berkata, "Setiap kali kamu tersenyum, saya merasa ingin mengundang kamu ke tempat saya...." Saya bertanya dengan berbinar-binar, "Apakah kamu lajang?" Dia menjawab, "Tidak, saya seorang dokter gigi."
tiviboxsaya android
Pernahkan anda mengalami hal ini ? Duduk di halte menunggu bis, cuaca panas gerah. Lima menit lagi anda harus berada di tempat kerja. Maka menunggu bis setengah menit terasa begitu lama. Lalu hari berikutnya anda menonton band favorit anda. Metallica, Scorpions, Nightwish. Anda terhanyut dengan irama musiknya yang memang anda sukai. Maka waktu 2 jam terasa singkat, bahkan mungkin serasa 10 menit. Anda pingin nambah lagi. Nah itulah yang namanya relatif. Relatif soal waktu. Yang disebabkan faktor penentu. Berhubungan dengan perasaan kita yang relatif merasakan bagaimana suasana di sekelilingnya. Maka tidak heran kalau Abah merasakan Abu Dhabi-Jeddah yang 2,5 jam begitu singkat dibanding Jeddah-Madinah yang hanya 1,45 jam terasa begitu lama. Ternyata faktor penentu relatifnya adalah jendela. Ya, jendela itu lagi.
Jimmy Marta
Ditinggal ngobrol oleh petugas pelayanan memang menyebalkan. Diacuhkan, diabaikan, sungguh tak menyenangkan. Ini seperti kita kebelet, toilet terkunci. Bagai perang, senjata siap nembak, eh.. sasarannya menghilang... Saya jd ingat penjelasan seorang teman. Bahwasanya untuk jadi penyidik dan petugas interogasi, seseorang itu diberi ilmu kebal. Tahan terhadap perasaan. Menginterogasi jangan baper. Perasaan harus disingkirkan. Peristiwa 'diabaikan' seringnya terjadi pd bagian registrasi dan pelayanan pelanggan. Entahlah, apakah untuk duduk disitu juga ada ilmu khusus. Tetap santai saat antrian banyak. Tidak grogi saat jadi pusat penantian..
Udin Salemo
petani Vietnam mungkin akan tertawa ngakak sambil koprol di sawah sambil nandur melihat rakyat negara "kaya" antri beras bansos impor dari negara mereka. kismin kok belagu, mungkin begitulah petani Vietnam itu menggosip sesama petani disana.
Jokosp Sp
Jam berangkat kereta jam 15.00. Masih ada dua jam, cukup lama untuk proses imigrasi dan sidik jari. Petugasnya semua wanita, semua 7i. Kesimpulan yang aku lihat sekilas dari celah burqah hitam yang dipakainya. Mata yang semburat biru dan hidung mancung yang sempurna. Sentuhan kulit halus saat proses sidik jadi tangan kiri, dan diulangi sentuhan ke jari tangan kanan......halusnya...hangatnya. Beruntunglah bagi yang punya pengalaman harus sidik jari diulang-ulang. Lebih lama tak ada ruginya. Ada kesempatan disentuh kulit-kulit halus yang 7i. Arab Saudi memang sudah berubah. Lah yang di sini yang merasa keturunan Arab malah tidak berubah. Masih suka teriak keras dan nyaring tanpa etika. Apakah karena kebanyakan diisi batu?
Jo Neca
Meski kalah pintar dari wartawan itu.Saya masih sempat salat Asar di masjid Nabawi.Kalimat pertama kelihatan rendah hati.Kalimat kedua muncul sombongnya..Sangat kontras..Hahahaa maafkan.Ini gambaran saya.Belum tentu sama dengan perusuh lainnya.Tetapi ada 3 kesombongan Manusia di Dunia ini.1.Sombong karena kaya 2.Sombong karena pintar 3.Sombong karena taat beribadah.
Nimas Mumtazah
وجود شخص فاهم شخصتيك احسن مليون مرة من بحبك Memiliki seseorang yg memahami Kepribadianmu adalah sejuta kali lebih baik daripada seseorang yg mencintaimu...
Lagarenze 1301
Penampilan Megawati Hangestri bersama Red Sparks saat menumbangkan pemuncak klasemen V-League, Hyundai Hillstate, dengan skor 3-2 sungguh mencengangkan. Siapapun yang menyaksikan tayangan langsung pertandingan pada Sabtu (2/3/2024) sore itu akan berdecak kagum. Megawati adalah monster, terlihat jelas di set ke-2. Di set ke-2 itu, Megawati melakulan 11 kali service dan Red Sparks menghasilkan 11 poin secara beruntun! Hillstate yang menang pada set pertama langsung kena mental. Bangga. Megawati kini jadi magnet V-League. SPOTV pada awal kompetisi tidak membuka spot siaran langsung. Begitu nama Megawati menyeruak, SPOTV pun hadir di setiap pertandingan. Di akun YouTube-nya, lihatlah, video-video SPOTV selalu memakai kata kunci Megawati. Satu video panjang bisa dipecah menjadi 5 video dengan masing-masing menampilkan aksi Megawati. Siaran langsung dari Korea pun direlay banyak akun YouTube. Hebatnya, ada akun yang mengisi tayangan dengan komentator berbahasa Indonesia. Tentu oleh orang yang paham Voli dan hapal pemain V-League. Megawati, sang megatron, memang sudah jadi monster. Pertanyaannya, sebelum bermain di Korea, dia tidak terlalu dikenal di Indonesia. Dia tenggelam. Yang populer malah pemain yang mengandalkan bodi semlohai-hai-hai.*
tiviboxsaya android
Saya jadi inget sama "Gollum" di film The Lord of The Rings...
Liam Then
Google Photo ini gila, foto tahun berapa yang kita sendiri sudah lupa, bisa tiba-tiba ditawar muncul, ada tersimpan dalam data base mereka. Ini "ngelingkan", seberapa besar kapasitas server Google yang melayani milyaran orang di seluruh dunia, dari dokumen ,video sampai foto, mereka simpan semua. Kekuasaan dan kekuatan mereka , ini sudah lebih besar dari negara, sebenarnya. Huawei di larang masuk Amerika, katanya nanti terjadi kebocoran informasi, ke pemerintah Tiongkok, kalau orang Amerika,pakai teknologi 5G Huawei ataupun perangkat elektroniknya. Jadi pakai yang buatan Amerika, tidak diintipin oleh pemerintah Amerika gitu? Hahaha, kalau sudah mikir kesitu, sebagai orang Indonesia, rasanya gimana gitu. Kita mayoritas ,pakai hape buatan Tiongkok yang berisi teknologi buatan Amerika. Jujur kok jadi kepikiran ide, kalo KPK dibubarkan saja,dana anggaran tahunannya, buat bayar Jasa google atau produsen hape Tiongkok ,Korsel dan Amerika saja. Biar mereka yang tangkap itu koruptor Indonesia, terungkap sekian komisinya sekian. Dengan begitu, para koruptor akan ngeri pakai hp dan Internet lagi sebagai sarana untuk kegiatan korupsi. Sebagai ganti ,mereka pakai daon lontar, atau surat menyurat , karena proses menulis lama, tentu akan kayak layanan BPJS, mau korupsi harus antri lama, karena proses. Nah, saya yakin ,pasti korupsi di RI akan berkurang banyak. Hahahs
Rizal Falih
Pernah berada diposisi seperti dejavu. Pernah bertemu dengan seseorang sebelumnya tapi lupa dimana. Mencoba untuk mengingat kembali. Sampai beberapa saat. Namun tidak perlu waktu yang lama, memoridalam otak ini langsung mengingat. Apalagi yang diingat adalah gadis cantik dengan i5 nya. Medio akhir 2019, dalam penerbangan kembali, rute Makassar - Jakarta. Awalnya seperti tidak percaya. Sekilas saya baca name tage nya. Benar. Sebut saja namanya Amanda. Kali ini terlihat lebih dewasa. Cantiknya tidak hilang. Lesung pipitnya pun. Ramahnya juga. Sepertinya sudah naik kelas. Warna seragamnya berbeda dengan saat bertemu waktu itu. Dari pramugari dengan rute pesawat kecil. Makasar-Baubau. Pindah ke rute yang besar dan sibuk. Jakarta-Makassar. Kali ini tidak mau melewatkan begitu saja. Ingin menyapa dan meminta nomor teleponnya. Namun semua hanya dalam lamunan dan angan saja. Karena di kursi sebelah. Terpisahkan lorong. Ada nyonya besar dan anak-anak. Ingin juga menjelaskan, ini lho pramugari yang dicemburui, dulu. Yang photonya ditemukan di galeri telepon. Sekarang sudah tidak ada , jika dicari di galeri, tapi disimpan di google photo. Hahaha.. Semua hanya dalam hati saja. Tidak perlu juga. Malah bisa menimbulkan perang dingin kedua. Akhirnya cuma berani merekam suaranya saat menjadi announcer. Sesaat sebelum pesawat turun di Soekarno Hatta. Sampai sekarang masih tersimpan filenya. Tida tau, buat apa. Siapa tau Anda suatu saat ketemu. Titip salam aja, dari pengagumnya. Wkwk.
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Sugiman sangat ingin Umrah. Begitu tergila-gila. Karena itu, sejak bekerja, ia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung. Sebagai office boy, gajinya tak sampai UMK. Biaya hidup tinggi. Sebulan, ia hanya mampu menyisihkan Rp 300.000. Setelah tiga tahun, tabungannya baru Rp 10 juta. Namun, bulan lalu, saya menerima pesan WA dari Sugiman. "Alhamdulillah, Bro. Saya sudah berhasil naik Umrah." Penasaran, dua hari lalu saya mengunjungi rumahnya di pinggiran Cilegon. Ia menerima saya dengan hangat. Tak lama, istrinya keluar membawakan kopi dan penganan. "Ini istri saya, Mas. Namanya Umrah," katanya memperkenalkan. Oalaaahh, ternyata Umrah ini yang membuatnya tergila-gila hingga menabung begitu bersemangat. Ia memang belum menunaikan ibadah Umrah. Tapi, pastinya, ia sudah naik Umrah.*
Jimmy Marta
Terlihat berwajah lelah, sy sedikit basa basi. "Banyak operasi ya, dok"?. Disimpati kek begitu sang spesialis terpancing. Ia nya cerita bgmn skrg dokter spesialis bagaikan buruh. Rumah sakit seenaknya bayar. Tanpa ada kejelasan besaran prosentase dari yg dibayarkan bpjs. Untuk operasi, skrg katanya bukan lg dokter yg menjadwal. Bbrp kali beliau bekerja maraton. Menurut beliau, dirut RS kurang menghargai dokter spesialis. Apalagi omnibus law kesehatan, gk memihak dokter imbuhnya... hmm entahlah...