COWASJP.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat melalui Ketua Hasyim Asy’ari telah mengumumkan hasil Pemilu 2024, Rabu (20/3) malam. Dalam rapat pleno rekapitulasi suara itu, Prabowo – Gibran (Capres – Cawapres nomor urut 02) dinyatakan menang dengan meraih 96.214.691 suara, dari total suara sah sebanyak 164.227.475.
“Atas nama pribadi dan organisasi, saya mengucapkan selamat kepada Bapak Prabowo dan Mas Gibran. Kami akan ikut mengawal kemenangan ini,” ujar Ketua Umum Gempita (Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air), Alfonso Ferry Pahotan, SH, MH. Ia menyampaikan hal itu sesaat setelah melihat dan mendengar pengumuman hasil Pemilu 2024 di televisi.
Sejak dibentuk akhir tahun 2023, Gempita langsung tancap gas menggarap basis-basis massa di berbagai pelosok tanah air, utamanya di Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. “Targetnya, menang. Kalau di semua titik bisa menang, pasti bisa menang sekali putaran, sesuai amanat Ketua Dewan Pengarah kami, Habib Luthfi bin Yahya,” tegas Alfonso.
Sikap Legowo
Praktisi hukum yang juga pemilik jaringan media itu mengapresiasi lawan-lawan politik yang legowo (berbesar hati) menerima, mengakui, dan mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo – Gibran. “Salah satunya Ketum Nasdem Surya Paloh,” ujarnya.
Sebaliknya, ia justru menyesalkan pernyataan sikap dan statement Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (pasangan capres – cawapres 01) yang masih terbelenggu sikap kebanyakan pecundang. Mengingkari kemenangan capres-cawapres lain, mengumbar statement kecurangan dan playing victim.
Alfonso FP, SH, MH
“Sikap dan pernyataan Anies justru mendegradasi citra dan image dia sebagai orang pintar. Pernyataan-pernyataannya tidak mencerminkan dia seorang doktor lulusan Amerika Serikat,” tegas Alfonso.
Berdasar pengumuman KPU, kemenangan Anies – Cak Imin hanya di dua provinsi: Aceh dan Sumatera Barat, dengan selisih yang tidak jauh dari pasangan pemenang, Prabowo – Gibran. Total suara Anies – Cak Imin sebesar 40.971.906 suara. “Selisih kekalahannya dari Prabowo - Gibran sebesar 55.242.785 suara. Apakah Anies masih bermimpi dua putaran? Saya kira beliau perlu dikasihani,” tambahnya.
Lepas dari bicara perolehan suara, Alfonso mengajak Anies dan pengikutnya yang belum legowo, untuk bisa membaca signal dunia. Hampir semua kepala negara-negara sahabat sudah mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo – Gibran.
“Termasuk Amerika Serikat. Presiden Joe Biden bahkan menulis surat secara khusus kepada Prabowo,” ujarnya, seraya menunjukkan postingan Prabowo atas surat Presiden Amerika Serikut itu. Kurang lebih begini terjemahannya, "Saya ingin menyampaikan ucapan selamat untuk rakyat Indonesia atas sukses pemilu, sebuah bukti atas komitmen bersama kita terhadap demokrasi, dan selamat atas keunggulan Anda di penghitungan suara Pilpres. Saya menanti pengumuman resminya."
Jaga Kerukunan
Toh, Alfonso memahami dan mengapresiasi langkah hukum Tim Anies Baswedan – Muhaimin ke Mahkamah Konstitusi. “Jika benar mereka akan menggugat KPU ke Mahkamah Konstitusi, itu kita hormati. Semoga tidak dibarengi pengerahan massa untuk tujuan pressure,” tambahnya.
Alfonso mengingatkan, semua organ relawan Prabowo – Gibran, selama ini benar-benar diimbau tidak membuat perayaan-perayaan kemenangan. Termasuk, diimbau tenang, tidak reaktif terhadap aksi pendukung pasangan yang kalah.
Alfonso FP (tengah) dalam satu kegiatan Gempita.
Ke depan, jika masih ada indikasi pemaksaan kehendak dengan cara-cara pressure jalanan, Alfonso mengkahwatirkan terjadi bentrok antarpendukung. “Jangan mengira seribu-sepuluh-ribu massa itu jumlah yang besar. Komposisi suara pendukung itu, Anies – Amin 24 persen, Prabowo – Gibran 58 persen, dan Ganjar – Mahfud MD 16 persen. Dan Gempita ada di dalam 58 persen itu,” tegas Alfonso, seperti menyiratkan sebuah pesan.
Tiga Komando
Di bagian akhir keterangannya, Alfonso FP mengajak masyarakat, khususnya generasi muda GEMPITA untuk melaksanakan Tiga Komando Gempita. Pertama: Menciptakan situasi kondusif hingga pelantikan Presiden – Wakil Presiden pada tanggal 20 Oktober 2024.
Kedua: Siap siaga “bela negara’ terhadap upaya-upaya memecah-belah persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketiga: Mengawal jalannya pemerintahan Kabinet Prabowo - Gibran dengan sikap kritis-konstruktif. (*)