COWASJP.COM – Suasana lebaran tahun ini terasa agak berbeda dengan tahun lalu. Tahun ini antarkaryawan Phlip Morris International di Portugal tidak melaksanakan acara ngumpul-ngumpul. Halal bihalal dan saling memaafkan.
Kami hanya saling mengirimkan menu khas lebaran. Entah mengapa kali ini tidak ada acara kumpul-kumpul. Mungkin masing-masing punya acara lain yang lebih penting.
Namun, bukan berarti acara ngumpul bersama tahun ini tidak ada sama sekali. Di sinilah peran sentral Kedutaan Besar Republik Indonesia di manca negara.
Yang jelas, Sabtu 13 April 2024, Kedubes RI di Lisabon menghelat acara halal bihalal bagi semua warga Indonesia yang tinggal di Portugal.
Acara halalbihalal ini selalu diselenggarakan oleh Kedubes RI.
Tahun ini bertema: “Merajut Kebersamaan di Portugal: Lestarikan Tradisi Saling Memberi Maaf.”
Halalbihalal Idul Fitri 1445 Hijriah
Acara sakral ini dihadiri oleh sekitar 170 warga Indonesia beserta keluarga dari beberapa kota di Portugal. Antara lain dari Porto, Coimbra, Braga, Algarve, Ericeira, Figueira da Foz dan lainnya.
Kegiatan halalbihalal ini menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antar sesama warga Indonesia di Portugal.
Duta Besar Republik Indonesia di Portugal, Bapak Rudy Alfonso, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat lebaran kepada seluruh warga Indonesia di Portugal yang merayakan. Beliau juga mengapresiasi semangat kebersamaan dan toleransi bagi warga Indonesia yang tidak beragama Islam. Yang juga hadir dalam acara halalbihalal ini.
Pak Rudy Alfonso juga menekankan pentingnya mempertahankan tradisi leluhur, misalnya sungkem memohon maaf kepada orang tua, dan bersalaman untuk saling memaafkan bagi yang usianya sebaya.
Usai sambutan Duta Besar, tampak barisan panjang warga Indonesia saling bermaaf-maafan.
Para warga sabar antri untuk menikmati hidangan makanan khas Indonesia. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Halalbihalal ini juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antara warga Indonesia dan warga Portugal. Kedubes memperkenalkan keindahan budaya dan kearifan lokal Indonesia kepada Indonesianis maupun pasangan dari diaspora Indonesia di Portugal. Melalui pertukaran budaya seperti ini diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih dalam antara kedua bangsa, dan memperkuat hubungan bilateral di berbagai bidang.
Suasana Idul Fitri semakin lengkap dengan suguhan hidangan khas lebaran. KBRI Lisabon menyuguhkan berbagai aneka kuliner seperti lontong sayur godog, opor ayam, sate ayam, rendang, bakso, sambal goreng jentang, es cendol serta aneka gorengan dan jajanan pasar lainnya yang menggugah selera. Hidangan tersebut tentu menjadi primadona dan menambah hangat suasana.
Di sela-sela kegayengan, terlihat ada warga Indonesia berpose di booth yang telah disediakan oleh KBRI Lisabon. Foto tersebut mereka upload dan mention ke akun Instagram KBRI Lisabon (@indonesiainlisbon).
TAMU INDIA
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini keluarga kecil Philip Morris International (PMI) yang tinggal di Cascais tidak saling berkunjung untuk bersalam-salaman, saling memaafkan.
Tahun ini kami hanya bertukar makanan saja tanpa kumpul-kumpul.
Foto bersama keluarga Nabila dan Roya saat berkunjung ke rumah kami. (FOTO: Dok Okky Putri Prastuti)
Tapi tak disangka, kami kedatangan tamu jauh dari Loures (Lisbon Utara) dan juga Porto (salah satu kota di bagian utara Portugal). Siapa tamu itu?Pasangan suami istri Eltrika dan Mustofa yang asli orang India.
Mereka mendadak mengabari ingin dolan (berkunjung) ke rumah. Kala itu papi Fariz (suami penulis) sudah melakukan rutinitas kembali ke kantor karena tidak adanya cuti lebaran, hehe.
Saya langsung mempersiapkan hidangan sederhana lontong sayur, bakso, dan juga sagoo mango untuk menjamu tamu. Antara senang dan kaget ketika ada teman baru yang berkata ingin berkunjung, karena kami tidak menyiapkan kondisi rumah layaknya “lebaran” seperti di Indonesia. Uppss…
H+4 lebaran (14 April), jauh-jauh hari sudah janjian dengan teman dari Porto yang ingin berkunjung. Yaitu Nabila dan keluarga kecilnya. Mereka ingin menikmati liburan lebaran beberapa hari di Lisbon.
Nabila adalah teman pertama yang saya kenal sebelum kaki menginjakkan Lisbon. Alhamdulillah akhirnya temu kangen pertama kali bisa rumpi dari A – Z. Berkumpul juga dengan keluarga Roya yang merupakan sahabat kecil Nabila sewaktu tinggal di Solo.
Karena bosan dengan lontong opor, maka hidangan ala campur-campur menjadi menu makan siang kami semua. Rabokki (toppoki dicampur dengan mie) merupakan makanan khas Korea menjadi hidangan utama. Ditambah dengan pizza aneka topping. Ada pizza keju, pizza udang, dan pizza jamur menjadi favorit anak-anak karena rabokki terlalu pedas untuk anak-anak.
Duduk bersantai dengan keluarga Rindu saat di KBRI sebelum waktunya makan. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Ayam goreng kriuk tak ketinggalan sebagai pendamping protein. Cemilan kue lebaran seperti nastar, kastengel, kue kacang, coklat, manisan juga menghiasi meja makan.
Sebagai dessert selalu terpilih es krim dan nutrijel favorit semua orang. Tak lupa ada sop buah untuk melepas dahaga di hari yang cukup panas kala itu.
Lebaran tahun ini lumayan seru, meskipun belum memiliki rezeki untuk bisa mudik ke Indonesia. Banyak bertemu teman-teman Indonesia di KBRI, tak terasa ternyata banyak juga yang disapa. Padahal dulu saat pindah pertama kali di Portugal sempat khawatir karena tidak kenal siapa-siapa.
Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon maaf lahir dan batin seluruh keluarga tercinta dan kawan pembaca tersayang. Semoga kita bisa dipertemukan lagi di Ramadhan tahun 2025. Aamiin.(*)