COWASJP.COM – YOGYA - Menyusul sukses pameran-pameran drawing sebelumnya, Kelompok GoART kembali beraksi. Memeriahkan Bulan Menggambar Indonesia tahun 2024 ini GoART menggelar pameran. Kali ini, ada 47 penggambar yang bergabung memamerkan karya.
Lewat tajuk Quarto #3 bertema HERITAGE, karya-karya tukang gambar dari sejumlah kota, bisa diapresiasi. Datang saja ke Kagungan Ndalem Museum Wahanarata, Keraton Yogyakarta tanggal 18-31 Mei 2024. Jam buka pameran mengikuti jadwal buka museum yang menyimpan koleksi kereta Keraton Yogya tersebut.
Pembukaan pameran berlangsung pada Jumat 17 Mei 2024 pukul 16.00 WIB. Pembukaan dilakukan oleh GKR Bendara. Sebelum pembukaan pameran akan digelar OTS (on the spot drawing) di lokasi Museum Wahanarata oleh para peserta.
Menurut Ketua Panitia Pemeran Wasis Subroto, tema Heritage diangkat untuk memberikan gambaran betapa kayanya warisan, pusaka, peninggalan masa lalu yang sebaiknya dipertahankan. Mengutip kamus Inggris-Indonesia susunan John M Echols dan Hassan Shadily, heritage berarti warisan atau pusaka.
Dalam kamus Oxford, heritage ditulis sebagai sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau negara selama bertahun-tahun dan diangap sebagai bagian penting dari karakter mereka.
Sedangkan UNESCO berpendapat bahwa: “Heritage adalah warisan budaya masa lalu, yang diteruskan kepada generasi mendatang, karena dikonotasikan mempunyai nilai sehingga patut dipertahankan atau dilestarikan keberadaannya”.
Heritage, pusaka atau warisan ini bisa berujud benda maupun tak benda. Tangible maupun intangible. Contoh warisan budaya benda adalah gamelan, lukisan, gambar, cetakan, mozaik, candi, keris, batik, wayang, angklung, perahu phinisi, noken, situs sejarah dan sebagainya.
Sedangkan warisan budaya tak benda lebih luas dari warisan budaya benda. Warisan budaya tak benda bisa meliputi tradisi, sejarah lisan, praktik sosial, seni pertunjukkan, keahlian tradisional, dan pengetahuan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai budaya dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Contoh warisan budaya tak benda di Indonesia adalah perayaan adat, ritual, perayaan, tradisi tenun, lagu dan musik tradisional, bahasa, tarian tradisional, upacara adat, permainan tradisional, keterampilan, kemahiran, dan kerajinan tradisional.
Pemahaman terhadap pengertian heritage itulah yang dieksplorasi oleh para penggambar. Eksplorasi terhadap tema Heritage pun menghadirkan karya yang beragam. Tema keris diangkat oleh sejumlah peserta (Yoset Wibowo, Achmad Dardiri). Yoset menarasikan Keris Ajisaka dalam konteks asal muasal huruf Jawa.
Sudut Makam Imogiri karya Barlin Srikaton
Ritual dari Keraton seperti Nguras Enceh di Komplek Makam Imogiri (Erwan Widyarto) dan Jamasan Kereta (Herlina Jo) juga dipilih peserta pameran dalam karyanya. Pada karya Nguras Enceh, Erwan menunjukan sejumlah abdi dalem mengusung peralatan untuk membersihkan enceh (gentong) yang ada di Komplek Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri. Sedang Herjo menampilkan abdi dalem yang sedang mencuci kereta.
Bicara lebih khusus soal Cultural Heritage, maka bisa terbagi dalam kategori: benda, bangunan, struktur, situs dan kawasan. Para peserta pun mengeksplorasi beberapa kategori heritage tersebut. Ada yang mengangkat situs seperti Gerbang Cepuri Selo Gilang Lipuro di Situs Gilangharjo (Tri Wiyono), Situs Perjanjian Giyanti (Juwanto), bangunan Tamansari (Djoko Sardjono, Djumadi, Firmanto), kawasan Keraton Yogya (Agung Suhastono), kawasan Masjid Kotagede (Agung Suharyadi, Erwan Widyarto).
Sejumlah penggambar mengangkat bangunan candi dalam karyanya. Ada Candi Plaosan (Sentot). Ada Kompleks Candi Dieng (Djenthot Subechi), dan Pesona Candi Prambanan (Agus Nuryanto). Ada pula yang menggambar patung yang biasa menjadi bagian candi seperti Patung Prajnaparamita (Agung Suryahadi), Arca Gupala (Nur Arifin) dan Sang Buddha (Aileen Nathania).
Beragam gaya dan aliran. Ada yang realis, impresif, abstrak, surealis dan sebagainya. Semuanya menunjukkan bahwa menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi visual milik semua orang tanpa pandang bulu dan sangat mudah untuk dilakukan. Terbukti dalam pameran Heritage ini ada peserta lansia, ada remaja dan ada anak-anak.
Kekayaan heritage tersebar di Nusantara. Maka, kendati diadakan di Yogya, peserta pameran yang berasal dari beragam daerah, mengangkat kekayaan heritage dari kota lain. Seperti Klenteng Tae Kak Sie Semarang (Nanang Widjaya), Bedhaya Ketawang Surakarta (Moelyoto), Lampung Heritage (CH Sapto Wibowo), Sudut Kota Lama Banyumas (Djenthot Subechi), dan Pasar Triwindu Solo (Juwanto).
Masjid Gedhe Kauman karya Agus Winarto
Menggambar adalah upaya mengimitasi keindahan. Maka, luangkan waktu, saksikan keindahan goresan para perupa GoART kali ini. Anda bisa menyaksikan pameran ini dan juga menikmati koleksi kereta di Kagungan Dalem Museum Wahanarata, Keraton Yogyakarta.
Masuk ke Museum Wahanarata, Anda juga akan melihat kekayaan heritage. Banyak warisan benda cagar budaya di museum ini. Anda juga bisa membuat karya (dengan mewarnai gambar) lalu gambar itu akan menjadi gambar animasi yang bisa dilihat langsung. Setelah gambar Anda discan, akan muncul di layar dinding. Anda bisa menjadi seorang animator dadakan.
Tapi ingat untuk masuk museum Anda harus membeli tiket. Setelah itu dapat bonus melihat pameran bertema Heritage ini. Catat tanggalnya 18-31 Mei 2024, setiap hari Senin libur.
Eh iya, karya-karya yang dipamerkan ini bisa dibawa pulang jika ada yang nyanthol di hati. Dan hal itu, tentu akan membuat gembira sang penggambar…. Siapa tahu gambar itu akan menjadi heritage bagi Anda dan bisa diwariskan hehehe. (*)