COWASJP.COM – ANDA sudah tahu: akhir cerita antrean masuk sidang Presiden Trump ini seperti apa.
Setidaknya sudah merasa: sampai seri ketiga tulisan kemarin belum juga berisi jalannya sidang.
PHP selalu ada di kehidupan. Salahnya yang mudah terkena harapan palsu.
Ketika ada petugas yang meneriakkan "jangan ada yang meninggalkan antrean" mulailah senang. Rasa penat berkurang. Antre tidak akan lama lagi.
Ternyata teriakan itu untuk yang antre di barisan kiri. Kami di barisan kanan. Awalnya barisan kiri itu tidak ada. Setelah dua jam barisan kanan mengular mulailah ada barisan kiri.
"Mestinya saya di situ," kata saya dalam hati. Itulah antrean untuk wartawan.
Tapi tidak. Sesama wartawan mereka punya keplek. Saya tidak. Keplek itu terlihat dikalungkan di leher. Lebar. Ada nama dan dari media mana. Untuk mendapatkannya tidak bisa mendadak.
Kian lama barisan kiri itu kian panjang. Menyamai panjangnya antrean kanan. Media pun ternyata harus antre lebih satu jam.
Selama antre saya lihat dua kali petugas memeriksa sekilas barisan kiri itu: apakah semua berkeplek.
Tidak ada yang menyelundup. Tidak juga anak Pak Iskan.
Ia memang tidak terlalu ingin meliput jalannya sidang. Ia ingin tahu sidangnya. Soal isi sidang media sudah melaporkannya dengan lengkap. Saya tidak akan mampu melakukan yang lebih baik --kecuali sejak awal mengikutinya.
Bagi yang ingin mengetahui pokok-pokok sidangnya pun sudah ada bung Mirwan Mirza. Melaporkannya lebih cepat. Bung Mirwan tidak terikat deadline seperti saya.
Bagi yang ingin tahu lebih lengkap berterima kasihlah pada bung Agus Suryonegoro III --sampai menulis sepanjang 99 paragraf. Saya sampai geleng kepala.
Pukul 08.30 antrean kiri bergerak. Saya hitung: 89 wartawan. Yang tua-muda-laki-perempuan imbang. Habis. Antrean kiri kosong. Otomatis muncul PHP baru: yang kanan pun akan segera bergerak.
Saya justru mulai realistis. Saya sudah tahu berapa jumlah tempat duduk di ruang sidang itu. Saya sudah masuk ruang sidang itu kemarinnya. Sudah saya hitung: delapan bangku panjang; kanan kiri; satu bangku tujuh orang; deret paling depan untuk bangku tunggu tim jaksa dan pengacara.
Tersisa... hitung sendiri. Lalu yang antrean kanan ini mau ditaruh di mana?
Saya mulai merancang skenario kedua: kalau gagal masuk ke sana harus pergi ke mana. Jadwal sudah saya kosongkan sehari itu.
Saya tidak berani bikin janji dengan ustaz Shamsi Ali --ingin tahu pesantren besarnya di antara New York - Boston sudah seperti apa.
Poster ejekan terhadap Donald Trump yang dibawa warga Amerika yang antre untuk menonton persidangan mantan Presiden Amerika Serikat itu. (FOTO: DISWAY)
Sampai jam 09.00 belum ada kabar untuk antrean kanan. Wanita pirang di depan saya masih tidak henti-hentinya diwawancara wartawan. Dia memang menarik: membawa boneka tangan. Boneka Trump.
Waktu diwawancara seperti mulut boneka itu yang menjawab --mulut itu digerakkan oleh jari-jarinyi. Itu boneka bikinannyi sendiri. Khusus untuk menghadiri sidang Trump.
Beredar juga di antrean itu print out gambar-gambar lucu yang mengejek Trump.
Ada pengantre yang membawa segebok kertas lelucon itu. Siapa saja boleh mengambil dan memperlihatkan ke sesama pangantre.
Untung saya sudah mengikuti sidang kriminal di ruang sidang itu sehari sebelumnya. Saya sudah tahu di mana posisi-posisi terdakwa, hakim, jaksa, pengacara dan juri.
Pukul 09.15 vonis itu dijatuhkan: ruang sidang sudah penuh. Tidak ada yang bisa masuk lagi. Pun yang antre paling depan.
Tidak ada yang marah. Tidak ada yang protes. Lebih 100 orang yang antre di kanan bubar begitu saja.
Tiga setengah jam antre untuk kembali. Hanya untuk menyumbang dua botol ke tempat sampah.
Meski 'selang tua' sebenarnya saya bisa menahan kencing 8 jam --kalau pagi minum sewajarnya. Tapi saya pilih sehat.
"Cari sarapan," kata saya pada Erick. Kami pun ke tempat di mana Erick parkir mobil. Rp 750.000. Saya ingat Uber tadi pagi: juga Rp 800.000. Total Rp 1,5 juta dicopet Trump.
Saya kangen Central Park. Kami pun bermobil ke sana. Sambil menunggu kios Halal Food pinggir jalan buka jam 11.00.
Jalan-jalan di Central Park tidak ada duanya. Sumber inspirasi terbaik bagi para penulis novel.
Saya coba cari tiket untuk pertunjukan di Broadway. Saya lihat ada teater musikal apa saja hari itu. Jamnya tidak cocok. Inilah kali pertama ke New York tanpa nonton di Broadway.
Sidang Trump hari itu memang klimaks: saksi penting si wanita esek-esek dikonfrontasikan dengan pengacara Trump. Hari-hari berikutnya antiklimaks. Biar pun ada tempat kosong saya juga tidak akan antre ke sana.
Apalagi saya sudah harus meninggalkan New York keesokan harinya. Antre tapi gagal ternyata lebih menarik dari sebaliknya.(*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan 20 Mei 2024 Berjudul Antre Maling
Liam Then
Tempat umum, meskipun ada pohon bagaimana pilih sisi yang aman agar tidak terlihat orang? Apakah pura-pura jadi ahli botani, mengamati batang pohon? Tangan elus-elus batang pohon, semakin dekat, makin mepet ,satu tangannya lagi mengarahkan senjata ke mulut botol? Dari kemarin penasaran, apakah Ndak illegal kencing ditempat umum? Saya browsing, ternyata illegal, bisa kena denda 50 USD. Tapi kalo air kencingnya masuk botol, air secara teknis tidak menyentuh permukaan tanah. Sehingga bisa "urinating" bisa diistilahkan jadi "to contain" alias menampung, kwkwkwkkwkww.... kok jadi mirip pengacara.
Amat K.
Apem made in Thailand. Klo apem tipis, apem barabai, ya kan Pak Joko? Apem Kandangan lebih tebel
Jokosp Sp
Bujur banar. Takoni Abah, jawabnya pasti. Apem yang tatabal itu apem Samarinda. Takoni Om@Amat, itu apem Kandangan, wan jawaban Si Palui "apem Tanjung pastinya.... wkwkwkwkwk".
Rachmad Saleh
Sak elengku wasiiiit .. goblokkkk .. ????????
Yellow Bean
Di situlah lokasi iklan obat herbal anti masuk angin yang dibintangi anak Pak Iskan bersama Pio beberapa tahun dulu. Mungkin yang di maksud Pio oleh Pak Dahlan adalah Piyu personil Padi band yang populer itu.
Fa Za
Kalopun saya mempraktekkan cara buang air kecil seperti itu, saya tidak akan menceritakannya ke teman, apalagi di media massa. Laah... Prof. Dr. D. Iskan malah berkali-kali menceritakannya dengan bangga. Huufft.
djokoLodang
-o-- "Cucu, ... tahu kah kamu? Keluarga kita punya sesuatu yang sangat berharga. Bukan berupa harta ..." "Apa itu, Eyang?" "Ilmu sakti. Diwariskan turun temurun. ... Dari kakek ke cucu ..." "Bukan dari ayah ke anak?" "Bukan ... " --- "Sini, lihat telapak tangan Eyang .... Hanya dengan berjabatan tangan, Eyang langsung tahu apa yang sedang dialami orang itu." "Wah, hebat, Eyang. .... Mari kita buktikan. Yuk, Eyang, kita berjabatan tangan ..." --- "Bagaimana hasilnya?" "Cucu, kamu baru saja mengahabiskan cemilan Eyang. Itu, masih ada bekas remah-remahnya di tangan." --jL-
Gregorius Indiarto
"Boleh minta botol bekas air mineral?" "Boleh! Untuk apa?" "Menampung air kran. Maklumn kran lawas, tidak bisa membendung air lama lama, mrembes" "ooo"
Liam Then
Tempat umum, meskipun ada pohon bagaimana pilih sisi yang aman agar tidak terlihat orang? Apakah pura-pura jadi ahli botani, mengamati batang pohon? Tangan elus-elus batang pohon, semakin dekat, makin mepet ,satu tangannya lagi mengarahkan senjata ke mulut botol? Dari kemarin penasaran, apakah Ndak illegal kencing ditempat umum? Saya browsing, ternyata illegal, bisa kena denda 50 USD. Tapi kalo air kencingnya masuk botol, air secara teknis tidak menyentuh permukaan tanah. Sehingga bisa "urinating" bisa diistilahkan jadi "to contain" alias menampung, kwkwkwkkwkww....kok jadi mirip pengacara.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
PIPIS DI BOTOL, SAAT ANTRI..? "Ia berikan botol itu. Saya buang airnya. Ia pun tahu --mestinya. Saya ke balik pohon lagi. "Saya juga terpikir fikh Islam seperti perusuh M Zainal Arifin di komentarnya kemarin. "Tapi fikh juga mengatur hal-hal darurat. Trump yang bikin fikh darurat. Begitu tulis Abah DIS di CHDI hari ini. Jadi saya membayangkan BONETU (bonek nakal tua) itu pipis saat masih dalam antrian. Di depan ada nyonya cantik. Di belakang juga ada nyonya cantik yang lain. Dan mulailah SOP nya.. 1). Ditutup jaket panjangnya. 2). Kedua tangan membawa botol masuk ke dalamnya. 3). Buka kancing celana panjang. 4). Pelorotkan celana dalam.. 5). Dst, dstnya.. ### Kalau saya kok gak tega.. (Gak tau kalau kepepet ya. Tapi mudah-mudahan jangan sampai terjadi). Hi hi..
djokoLodang
... "Saya berangkat kemarin sore. Menginap di Manhattan," ujarnyi. Juga lebih setengah baya. Ceriwis. Banyak cerita. Dengan suara tidak lirih. Apa saja diceritakan. Dia seperti Leong Putu --sebaliknya. Banyak yang dia ceritakan itu tentang kebaikan suaminyi. ... * Tante Koni sedang bertamu ke rumah sahabatnyi. "Bagaimana kabar Roni, suamimu? Dari tadi kau belum cerita." "O iya. Kamis kemarin dia pamer padaku. Begini ceritanya. Pagi-pagi aku masih di tempat tidur. Tak disangka-sangka, Roni masuk bawain aku teh madu serta pancake kesukaanku. Bukan itu saja. Coba dengar, apa katanya. 'Lihat, Honey... Aku sudah berhasil turun BB 7 kg...Berkat diet intermitten ...menuruti nasihatmu" "Bagus... bagus... !" "Rambutku sudah mulai tumbuh. Berkat obat keramas yang kaubelikan itu... Sebentar lagi sudah bisa disisir. ..." "Hebat.. hebat... Tapi, itu semua untuk kamu sendiri ..." "Oh, aku tidak lupa keinginanmu... Coba lihat ... seantero rumah dan halaman sudah kubersihkan. ... Itu semua demi kamu, Tuan Puteri..." "Luar biasa. Kamu pasti senang, Koni sahabatku...", sahut temannyi. "Sebentar, ceritaku belum selesai. ..." "Oh ..oh... Selanjutnya bagaimana?" " ... Aku terbangun, saat dia bilang: 'Itu semua demi kamu, ... Tuan Puteri. ...' Ternyata Kamis kemarin itu saya mimpi saja...Roni masih tidur di sebelah" --jL-
Lagarenze 1301
Republik vs Demokrat 2. Saya dari Partai Republik dan tetangga saya dari Partai Demokrat. Suatu hari saya sedang bekerja di kebun ketika mereka pulang bersama putri kecilnya. Saya bertanya kepada mereka bagaimana keadaannya dan mereka memberi tahu saya bahwa minggu orientasi kerja baru saja diadakan. Jadi saya bertanya kepada putri mereka: "Kamu ingin menjadi apa ketika besar nanti?" Dia menjawab dengan bangga: "Saya ingin menjadi presiden dari Demokrat!" "Dan, apa hal pertama yang akan kamu lakukan setelah menjabat?" "Saya akan membantu semua orang miskin di negara ini," katanya bersemangat. "Bagus!" kataku. "Kamu tahu pria tunawisma di depan toko swalayan yang selalu meminta uang? Bagaimana kalau kamu memberinya uang?" “Tetapi aku belum punya uang!” jawab gadis kecil itu. "Jadi, bagaimana kalau kamu membantuku di kebun dan aku akan memberimu 50 dolar, lalu kamu bisa menyumbang untuk si tunawisma?" Setelah berpikir beberapa lama, anak gadis itu berkata: "Jadi, mengapa bukan lelaki tunawisma itu yang datang membantumu untuk mendapatkan uang?" Saya tersenyum dan mengedipkan mata kepada orangtuanya dan berkata: "Selamat datang di Partai Republik."
Fiona Handoko
selamat siang bp lp, bp mul, bp amat, ka yellow, ka nimas. resiko memiliki istri auditor. kemarin malam, di teras rumah. papa : maahh... mama : kaya pinjol saja. belum waktunya sudah nagih nagih... diamlah papa dituduh yg bukan2
Lagarenze 1301
Republik vs Demokrat 1. Seorang pria muda berjalan kaki sepanjang New England dan mencari tumpangan. Seorang pria berpakaian bagus yang mengendarai Lincoln berhenti, menurunkan jendela samping, dan bertanya, “Apakah Anda memilih Partai Republik atau Demokrat?” “Demokrat,” kata si pejalan kaki. Dan, Lincoln itu melaju dalam kepulan debu. Mobil berikutnya yang berhenti adalah Mercedes. Pertanyaan yang sama juga diajukan, lalu jawaban yang sama diberikan. Pengemudi itu melaju pergi, meninggalkan si pemuda di pinggir jalan. Ia terus berjalan dengan susah payah, sampai seorang wanita cantik menghentikan Mustang GT-nya dan, bisa ditebak, bertanya tentang hal yang sama. Dalam keputus-asaan, pemuda itu akhirnya berkata, “Saya seorang Republikan.” Wanita itu dengan bersemangat mengajak si pemuda nebeng di mobilnya. Dia cantik. Memiliki wajah seorang dewi, mata berwarna laut di hari yang cerah, rambut keemasan, dan kaki yang sangat indah. Pria muda itu tidak bisa mengalihkan pandangan dari kaki yang jenjang saat menginjak pedal. Mereka belum pergi terlalu jauh ketika si pemuda tiba-tiba berkata, “Hentikan mobilnya. Saya ingin berjalan kaki.” "Mengapa?" si pirang bertanya. “Saya baru sepuluh menit jadi Republikan dan kini saya sudah ingin meniduri seseorang....”
Mirza Mirwan
Sekadar meluruskan (dan menambahkan) "... Tinggalnya lebih dekat Manhattan meski di negara bagian lain: New Jersey. Yakni New Jersey yang menghadap ke Manhattan yang hanya dipisahkan laut sempit," tulis Pak DI. Pak DI tidak menjelaskan "New Jersey yang menghadap ke Manhattan" itu kota atau bukan. Kalau kota, berarti yang dimaksud Pak DI adalah Jersey City. Dan "laut sempit" yang memisahkan Manhattan dengan New Jersey bukanlah laut melainkan Sungai Hudson. Manhattan dan negara bagian New Jersey dihubungkan dihubungkan dua terowongan: Holland Tunnel (menghubungkan Hudson Square Lower Manhattan dan Jersey City di New Jersey) dan Lincoln Tunnel (menghubungkan Midtown Manhattan dan Weehawken New Jersey). Selain dua terowongan itu masih ada jembatan dua dek, George Washington Bridge,yang menghubungkan Washington Heights Manhattan dan Fort Lee, New Jersey. Kalau si pirang yang di depan Pak DI itu harus mutar karena terowongan belum dibuka, berarti mutar ke utara. Kalau terowongan Lincoln juga masih tutup, berarti ke utara lagi lewat jembatan George Washington. Rasanya tidak mungkin ia mutar ke selatan, melalui Staten Island kemudian ke Brooklyn lewat Jembatan Verrozzano, lalu ke utara menuju Manhattan. Kalau lewat Holland Tunnel, dari Jersey City ke Pengadilan Kriminal Manhattan hanya butuh waktu antara 15-30 menit saja, tergantung Jersey City di sebelah mananya. Holland Tunnel punya 4 jalur, dibuka 1927. Lincoln Tunnel punya 6 jalur, dibuka 1937.
ACEP YULIUS HAMDANI
Berdasarkan hasil semi final leg ke 2 antara Borneo FC dan Madura United, maka Persib Bandung akan bertemu Madura United di babak final Liga 1, ini sejarah yang harus dicatat, karena final ini mempertemukan dua klub yang mempunyai keunikan tersendiri. Anda tahu keunikannya ?, saya tidak .....
Leong Putu
Saya bersyukur dikaruniai istri yang cantik, baik hati dan sabar. Dia tidak tinggi tapi seksi. Dan yang terpenting : dia auditor yang handal. Dia seksi di banyak hal. Seksi keuangan, seksi kebersihan seksi konsumsi, seksi pemeliharaan dan seksi pelayanan. Sungguh wanita yang tangguh. Semoga dia sehat selalu.
Leong Putu
Saya kagum pada Pak Bos. Begitu sering beliau bepergian ke luar negeri. Luar negeri bagai dapur saja bagi pak Bos. Galuh Banjar pasti seneng jadi istrinya pak Bos, pasti sering dibawakan oleh-oleh dari luar negeri. Oleh-oleh macam : pasta gigi, sikat gigi, sandal hotel, shower cap, sampo dan sabun cair bahkan handuk hotel, pasti tak terbilang banyaknya. Ini yang saya bicarakan: membawakan oleh-oleh, bukan membelikan. Jadi pernahkah pak Bos membelikan galuh Banjar oleh-oleh? Saya rasa, ndak pernah. Orang kaya generasi pertama (perintis) biasanya pelit untuk diri sendiri, juga pelit untuk anak-anaknya. Dan jangan lupakan, pak Bos anggota ISTI. Sangu ke luar negeri,apa kata galuh Banjar. Saat malam larut pergilah tidur/ Fajar menyingsing bangunlah segera/ Numpang lewat saya mau kabur/ Pak Bos kalau marah tak kira-kira/ #menolak_lupa_lempar_kursi_tol
Rihlatul Ulfa
Saya bingung, masalah login Disway sampai sekarang masih saja bermasalah, padahal buku tentang Abah yang saya baca, menggambarkan bahwa Abah orang yang harus semua bergerak cepat dan semuanya harus selesai dalam waktu singkat, tapi memang tidak bisa dipungkiri seiring bertambahkan umur, biasanya kesabaran juga lebih lebih banyak tertanam didalam hati, mungkinkah Disway sampai hari ini masih bermasalah di login karena 'Abah terlalu sabar?' wkwk
Juve Zhang
Perusahaan minyak Tiongkok turun tangan membantu kilang minyak Iran yg bobrok karena kena sangsi Amerika...insinyur Tiongkok me modernkan kilang minyak Iran..Tentu dengan semua peralatan made in China maka kilang minyak bisa beroperasi lagi..mirip Irak dibawah Sadam Husein yg banyak kilang minyak nya macet karena spare part di boikot.. tak heran Iran berpaling ke Teknologi Minyak Tiongkok yg mandiri dari peralatan Amerika. Tiongkok sekarang jadi sumber harapan bagi negara yg kena sangsi Amerika. Tanpa Tiongkok ...Rusia pun pasti kolaps dihantam Sangsi Amerika dkk...tak heran Om Jin Ping memeluk Putin waktu melepas Putin pulang setelah Lawatan ke Beijing...Pemimpin Tiongkok jarang berpelukan dengan "sesama jenis" karena bukan budaya mereka..tapi khusus buat om Putin...Om Jin Ping memberikan Pelukan Hangat...sebuah pertunjukan ke akraban dua shabat. Bukan pelukan lgbt tentu nya....wkwkwkw