COWASJP.COM – "BISAKAH Anda beralasan sudah terlalu tua? Sudah 84 tahun?"
"Tidak bisa."
"Bisakah beralasan pernah sakit punggung berat sampai gak bisa jalan dua tahun lalu?"
"Tidak bisa".
"Lagi punya tamu dari luar negeri?"
"Tidak bisa."
"Bagaimana kalau bilang ada rencana pergi ke New York?"
"Urusan bisa panjang," katanya. Apalagi kalau mengada-ada.
Di Amerika, kata John Mohn, orang tidak boleh berbohong. Harus bilang apa adanya. Sudah dibiasakan sejak kecil begitu.
Berbohong adalah perkara besar di sana. Pun itu jadi keluhan kedutaan dan konsulat Amerika saat menerima permohonan visa. Bohong akan ketahuan. Visa tidak akan diberikan. Bahkan bisa seumur hidup.
Panggilan wawancara untuk jadi juri di pengadilan hari itu adalah yang kedua bagi John. Yang pertama saat masih di Evansville, Indiana. Istrinya, Dr Chris, juga pernah jadi juri. Dua kali.
Bagi John yang pertama dulu kasus pencurian mobil. Hanya John yang berpendapat terdakwa tidak bersalah. Satu juri lagi berpendapat ia bersalah. Selebihnya ragu-ragu.
Karena skor 1-1, maka 12 orang juri berembuk. John bertanya kepada lawannya: kenapa bersalah. Si lawan mengatakan terdakwa sudah masuk mobil.
John berpendapat bisa saja ia hanya akan memindah mobil itu. Alasannya sudah dijelaskan di persidangan. Akhirnya yang 10 orang berubah pendapat: terdakwa tidak bersalah. Dibebaskan. Telanjur ditahan.
Pagi itu saya pun ikut John Mohn ke pengadilan. Ingin tahu proses menjadi juri di persidangan pidana di Amerika.
Kalau pun tidak bisa ikut masuk saya bisa di taman di depannya. Tamannya luas. Indah. Bisa menulis naskah di bawah pohon. Atau membaca komentar di Disway.
Atau ke seberang jalan: ke museum sejarah kota Lawrence. Inilah satu-satunya kota yang terbangun oleh sikap politik: mereka yang tidak mau ada sistem perbudakan pindah ke lahan kosong di sebelah barat sungai.
Wilayah itu sudah di luar negara bagian Missouri. Sudah masuk negara bagian Kansas.
Pemukiman baru itu lama-lama berkembang menjadi kota. Lawrence pun menjadi kota anti budak dan anti diskriminasi.
Gerakan penentangan perbudakan muncul di kota ini. Maka Lawrence diserbu oleh lawan politik yang menguasai sebelah timur sungai. Dua kali Lawrence dibakar oleh penyerbu dari Missouri yang properbudakan.
Gedung pengadilan ini memang di pusat kota. Sambil menunggu John bisa juga saya jalan-jalan di downtown.
Menunggumu sepanjang hari pun tidak masalah. Istilah 'menunggu itu membosankan' sudah harus dihapus sejak ada smartphone. Apalagi kalau paketnya tidak nyicil.
Bangunan pengadilan ini sudah model baru. Satu lantai. Di belakang gedung asli. Gedung tuanya, yang masih anggun, dipertahankan sebagai bangunan bersejarah.
Dari tempat parkir John menuju pintu utama. Saya berjalan di belakangnya. Spekulasi. Siapa tahu boleh ikut masuk.
Setelah melewati pintu ganda, barang bawaan harus masuk mesin detektor.
John harus balik ke mobil. Ia membawa pisau lipat kecil yang tidak lolos detektor.
Saya ditinggal di situ. Saya ngobrol dengan tiga petugas jaga: dua kulit putih seperti sosok di film cowboy, satu kulit hitam kekar.
Saya perkenalkan diri: dari Indonesia, teman calon juri yang akan diwawancara. Mereka menyambut baik. Boleh masuk. Diminta duduk di kursi panjang di koridor dalam.
Saya pun duduk di situ. Lorong ini lebar. Sekitar 6 meter. Tidak terasa sebagai lorong. Beberapa kursi panjang ada di kiri lorong. Kanannya kosong. Banyak display di dinding kanan: termasuk jejeran foto-foto anggota asosiasi pengacara di wilayah itu.
Saya pun berdiri. Pilih lihat-lihat display itu. Lalu mengintip sana-sini. Di kanan-kiri lorong ada beberapa pintu. Itulah pintu masuk ruang-ruang sidang pengadilan. Salah satunya lebih besar. Susunannya mirip yang di ruang pengadilan Presiden Trump di New York yang pernah saya lihat.
Kian lama kian banyak yang duduk di kursi panjang. Saya bertanya ke wanita setengah baya di kursi itu. Dia kulit putih. Blonde. Modis. Dia menjawab: dia juga datang untuk wawancara jadi juri.
Kursi panjang pun tidak cukup. Banyak yang berdiri. Salah satunya: wanita yang lagi hamil tua. Pun dalam kondisi seperti itu dia harus datang: agar tidak kena pasal contempt of court.
Saya hitung: 40 orang. Padahal yang diperlukan hanya 13 saja: 12 sebagai juri, satu cadangan. Atau ini untuk dua atau tiga tim juri?
Tepat pukul 09.00 mereka antre masuk salah satu ruangan. Di pintu masuk mereka ditanya nama, lalu dicocokkan dengan daftar. Lantas diberi kartu nomor. John dapat nomor 45 dari total 48 orang calon juri.
Di dalam ruangan mereka duduk di kursi yang dijejer seperti dalam kelas. Saya bisa mengintip karena pintu terbuka.
Di ruang itulah dijelaskan tata cara wawancara. Lalu pintu ditutup.
Sesaat kemudian Si hamil tua keluar dari ruangan. Boleh tidak jadi juri. Dia mungkin akan melahirkan saat persidangan berlangsung.
Lalu ada lagi yang keluar. Juga wanita. Dia dokter. Sudah terikat janji melakukan operasi bedah jantung sore itu.
Tidak sampai satu jam, banyak orang keluar dari ruangan. Termasuk John. Ia mengepalkan tangan sambil tersenyum lebar. Belum sampai pada nomor urutnya, 13 nama sudah didapat.
Di mobil John bercerita: begitu tahu kisi-kisi persidangan itu untuk perkara apa, John langsung punya ide untuk tidak terpilih.
Calon juri memang tidak diberi tahu perkaranya nanti soal apa. Tapi John menangkap kisi-kisinya: yang salah satu keluarganya menjadi polisi diminta angkat tangan. Beberapa orang angkat tangan. Mereka dianggap tidak memenuhi syarat. Berarti, pikir John, ini perkara penjahat yang melawan polisi.
Maka langsung terpikir oleh John bahwa ia juga bisa tidak memenuhi syarat. Ia pernah menjadi polisi militer. Pasti pro-polisi. Yakni ketika ia menjadi tentara di masa muda dulu.
Waktu itu ia bertugas di Jerman dan Perancis mengawasi tentara Amerika di sana. Belum sampai senjata itu digunakan John sudah terbebas.
"Ke mana?"
Sudah telanjur keluar rumah. "Kita ke Fort Leavenworth," kata saya.
Itu kota kecil, tua, satu jam di utara Lawrence. John sudah tahu mengapa saya ingin ke Fort Leavenworth.
Ia pernah bertemu SBY di Surabaya. Sebelum jadi presiden. Di Fort Leavenworth-lah SBY menjalani pendidikan militer. Banyak jendral Indonesia lulusan Fort Leavenworth.(*)
Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 26 Mei 2024 Berjudul: Juri Oat
sinung nugroho
Kata orang kampung saya kegasiken
djokoLodang
-o-- ... Makan malamnya John yang masak. Makan bersama. ... * John suami teladan. Kalau di rumah, apakah p DI juga masak untuk isteri? --jL-
ALI FAUZI
Wheat itu makanan manusia, oat makanan kuda. Tapi semua presiden Amerika sarapannya oat. Itu kata John Mohn, seperti ditulis Pak DIS. Pantas saja beberapa Presiden Amerika seperti kuda binal. Seperti Donald Trump yang kasusnya sekarang tengah berproses di pengadilan. Juga Bill Clinton dengan Monica Lewinsky.
djokoLodang
-o-- Kemarin sore Koh-Jo, sahabat saya, datang ke rumah. Bercerita kepada saya. "Ingat hari libur kemarin? Aku di rumah saja. Istriku Korina jalan-jalan ke mall bersama teman-teman nyi. Mumpung aku ada di rumah. Tomi, bayi kami yang baru 4 bulan diasuh Nina. Baby-sitter. Di ruang depan. Nah, ini dia ceritanya. Kira-kira jam setengah tiga siang, Tomi nangis terus. Gak mau diam. Mungkin jarang ditinggal ibunya. Segala cara sudah dicoba, Tomi tetap nangis. Kehabisan akal, Nina buka baju, disodorkannyi gundukan lembut kenyal itu ke mulut Tomi, si bayi nakal. Eh, Tomi langsung diam. Tepat pada saat itu lah, aku muncul di ambang pintu. Langsung kutegur Nina. "Apa-apan itu ...? " "Tidak apa-apa, Bapak. ... Jangan khawatir terjadi apa-apa pada Tomi. Punya saya ini tidak ada air-susunya." "Benar kah? Kamu yakin?" "Silakan Bapak buktikan sendiri. ..." Aku pun mendekat, dan kusedot dadanya yang sebelah kanan. Sementara Tomi asyik dengan yang kiri. Memang benar, tidak keluar apa-apa. Lega lah aku. Belum sempat aku menjauh lagi, muncullah Korina di pintu masuk. Sementara Tomi sudah melepas isapannya. Bayangkan, apa yang terjadi? Apa pun penjelasanku tidak diterima Korina. Sekarang, aku minta nasihatmu. Apa yang harus kulakukan? Agar Korina bisa mengerti. ...". "Sebentar," jawab saya. "Coba kutanya dulu pendapat para perusuh DisWay." --jL- * mohon advis para senior perusuh. arigato gozaimasu.
Mirza Mirwan
Waktu Pak DI menulis dijemput mobil dan menyusuri 1-70 tempo hari saya sudah "mbatin": kenapa tidak naik pesawat saja? Saya "mbatin" begitu karena mengira tujuannya Hays. Sebab jarak Kansas City-Hays itu kira-kira seperti jarak Surabaya-Pekalongan. Ealah..., ternyata Pak John Mohn sudah pindah ke Lawrence. Kota ini populasinya hampir 5x lipat populasi Hays. Dari Kansas City jaraknya kira-kira seperti jarak Surabaya-Krian. Saya pernah "ngambah" kota itu nun 40-an tahun yang lalu. Sebenarnya saya di rumah orangtua teman di Baldwin City, sekitar 20km di selatan Lawrence. Tapi selama dua hari wira-wiri Baldwin City-Lawrence. Hari pertama ke kampus Universitas Kansas, hari kedua ke museum seni.
Udin Salemo
Orang logistic/warehouse perusahaan besar biasanya disiplin. Disiplin itu akan terbawa dalam kehidupan. Disiplin yang sudah terbiasa ini biasanya terbawa lama dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun sudah pensiun. "Bapak ini bagaimana, sih, disiplinnya kayak masih aktif kerja diperusahaan saja. Padahalkan sudah pensiun." Kata seorang istri. Didengar ketika tukang aduk semen dolan nang omah koncone. Itulah bukti disiplin orang logistic yang sudah mendarah daging. Sebelum dikacaukan oleh lingkungan yang jelek.
Jokosp Sp
Disiplin meletakkan barang pada tempatnya itu harus. Saya diajarkan itu ketika harus mengelola logistik/ warehouse spare part. Apapun yang masuk dan dikelola warehouse namanya spare part. Aturan tidak boleh dilanggar. Tidak boleh salah kelola. Spare part harus ada di tempatnya, di tempat yang sudah disediakan. Tidak boleh salah tempat atau salah lokasi (menempati tempat barang lain), tidak boleh salah rak. Tidak boleh salah jumlah atau ada perbedaan antara data sistem inventory dengan data fisik. Jika ada perbedaan namanya different. Dan itu harus dicari penyebab dan hilangnya. Dibuat PICA ( Problem Identivication And Corective Action ). PICA ini dimetingkan dan dilaporkan ke atasannya lagi. Different ini masuk dalam nilai KPI (Key Performance Indikator). Ketika nilai KPI jelek, maka konsekwensinya adalah gaji yang tidak naik-naik, sekedar mengikuti kenaikan UMR. Golongan juga akan mampet tidak naik, apalagi pangkat dan jabatan akan mentok dan puas jadi kuli saja. Yang sering paling akan diikutkan training peningkatan skill dan kompetensi. Jadi disiplin ini saya terus bawa ke rumah, namun aturan di rumah akan selalu kalah dengan aturan istri ( ingat dua pasal aturan istri ). Sandal dan sepatu yang asal taruh saja tetep bisa komplain "papahhhhhhhhhhhhh mana sandal dan sepatu mamaaaaaaaaaa...........?????????". "Kamu singkirkan di manaaaaaaaaaaaaaa.....?????". "Bikin kesel dan emosi saja.........". Padahal tempat sepatu dan sandal sudah ada dan tidak pernah pergi ke mana-mana?
djokoLodang
-o-- SUAMI TELADAN Baca keluarga harmonis John yang ditulis CHDI hari ini. Serta James Sondah tempo hari. Saya jadi ingat cerita Koh-Jo kemarin. --- Pagi-pagi Koh-Jo berangkat ke kantor. Kali ini tidak bawa mobil. Mau naik taski saja. Tidak sabar menunggu kalau pesan pakai Grab atau Gojek. Begitu keluar ke jalan, kebetulan lewat taksi kosong. Koh-jo duduk di kursi depan. Sopir taksi langsung bilang: "Hebat sekali, Bos. Anda mirip sekali dengan Tarjo." "Siapa kah Tarjo? Saya tidak kenal dia." "Sutarjo Atmoprawiro nama lengkapnya. Tadi, begitu Anda keluar rumah mau naik taksi, pas saya lewat. Begitu lah Tarjo. Selalu beruntung." "Yang benar aja. Orang tidak selalu beruntung. Tadi itu kebetulan saja." "Iya, bagi orang kebanyakan --sperti saya-- memang begitu. Mungkin juga Anda. Tapi, tidak bagi Tarjo." "Maksud Anda?" "Semua tindakannya selalu benar. Serba bisa. Sukses di kantor. Pintar menyanyi dan main musik. Pandai masak pula." "O iya?" "Ada lagi yang istimewa. Selalu ingat ulangtahun isteri. Kalau pulang selalu bawa oleh-oleh. Tidak seperti saya. Kadang lupa hari-hari penting istri." "Apa lagi?" "Tidak pernah membantah istri. Pintar membuat istri senang dan bahagia. Pokoknya, tidak ada laki-laki seperti Tarjo." "Wah, saya jadi ingin ketemu dia. Coba kenalkan saya." "Sesungguhnya, saya belum pernah ketemu Tarjo." "Jadi ...?" "Tarjo sudah meninggal beberapa bulan lalu. Kena sisa-sisa Covid". "Lalu ...?" "Saya menikahi jandanya ..." --jL-
Jimmy Marta
Dari situs halodoc, oat berasal dari spesies rumputan avenia sativa. Diolah dan dibuat berupa oatmeal atau rolled oat. Sereal sehat untuk penderita cardio vaskular. Dan makanan lezat untuk kuda, sapi dan piaraan lain. Wheat berasal dari gandum. Proteinnya tertinggi dari makanan karbo lain. Namun kalorinya sedikit lebih rendah dari oat.
Udin Salemo
selamat siang Pak Mario. betul. tukang bangunan sudah punya "keahlian." tukang aduk semen masih polos, hehehe…
Lagarenze 1301
BURITO 2. Seorang pria Irlandia, Meksiko, dan Amerika melakukan pekerjaan konstruksi di lantai 20 sebuah gedung. Mereka sedang makan siang bersama dengan membuka bekal masing-masing. Ketika orang Irlandia melihat isi bekalnya, dia mengeluh putus asa. "Daging kornet dan kubis lagi. Jika besok aku mendapatkan kornet dan kubis lagi, aku akan melompat dari gedung ini." Orang Meksiko membuka bekal makan siangnya dan berseru, "Burito lagi! Jika besok saya mendapatkan bekal burito lagi, saya akan melompat juga." Orang Amerika membuka makan siangnya dan berkata, "Bologna lagi! Jika aku mendapatkan sandwich bologna sekali lagi, aku juga akan melompat." Keesokan harinya, orang Irlandia itu membuka kotak makan siangnya. Melihat daging kornet dan kubis, ia langsung lompat hingga tewas. Orang Meksiko itu membuka kotak makan siangnya. Melihat burito lagi, ia juga melompat. Orang Amerika membuka kotak makan siangnya. Melihat sandwich bologna lagi, ia melompat menuju kematiannya juga. Di pemakaman, istri orang Irlandia itu menangis. Dia berkata, "Kalau saja aku tahu betapa lelahnya dia dengan daging kornet dan kubis. Aku tidak akan pernah memberikannya lagi!" Istri orang Meksiko itu juga menangis dan berkata, "Saya bisa saja memberinya taco atau enchilada! Saya tidak menyadari dia begitu membenci burito." Semua orang berbalik dan menatap istri orang Amerika. "Hei, jangan lihat aku," katanya. "Ia selalu membuat bekal makan siangnya sendiri".
Lagarenze 1301
BURITO 1. Albert sedang berbicara di telepon dengan seseorang yang mengaku dari Pusat Bantuan Microsoft. Albert: “Halo.” Bob: “Halo. Ini Bob Bobson dari Dukungan Microsoft. Kami melihat banyak aktivitas virus dari perangkat Anda.” Albert: “Ya, ampun. Bagaimana cara memperbaikinya?” Bob: “Kami dapat membantu Anda sekarang. Apakah Anda di depan perangkat Anda, Pak?” Albert: "Iya. Saya baru saja akan menggunakannya.” Bob: “Bisakah Anda menekan tombol Start?” Albert: “Saya rasa ini sudah aktif.” Bob: “Baik, Pak. Sekarang klik Control Panel, lalu tekan Internet Option.” Albert: “Saya tidak melihat Internet Option. Saya rasa, saya tidak membeli fitur itu. Ini hanya yang murah.” Bob: “Semua terhubung ke internet, Pak. Baiklah, kita akan me-Restart perangkat Anda. Bisakah Anda mematikannya?” Albert: “Ummm, saya tidak tahu caranya. Saya tidak pernah mematikannya. Terus menyala sepanjang waktu.” Bob: “Harusnya ada tombol Power Off di perangkat Anda. Bagaimana Anda biasa mematikannya?” Albert: “Saya biasanya menekan tombol besar.” Bob: “Oke, Pak. Silakan tekan tombol itu.” Albert: "Ya." Bob: “Apakah perangkat Anda mati?” Albert: “Tidak. Pintunya terbuka.” Bob: “Pintu? Apakah ada disk di dalam pintu?” Albert: “Tidak, ada burito.” Bob: “Ha? Mengapa ada burito di komputer Anda?” Albert: “Komputer? Saya pikir Anda mengatakan ini dari dukungan mikrowave.”
Rihlatul Ulfa
Aduh norak sekali SYL ini, semua uang kementan dikorupsi, dari beli tiket pesawat anak, istri hingga cucu, uang kementan juga dipakai untuk beli skincare istri dan anak, renovasi rumah dan lain-lain. Aduh anda ini benar-benar norak! bahkan bagaimana uang korupsi itu berputar saja masih sangat norak, maka semua mudah saja dibuka di pengadilan. Pun urunan dari para pegawai kementan untuk makan SYL 3 juta perhari, dan segala macam tetek bengeknya. Terlihat sekali ingin merauk semua keuntungan saat kebetulan berhasil menjadi menteri, terlihat sekali amatirnya, berfikir semua yang dikorupsi tidak akan terungkap, berharap tinggi sekali saat semua anak buahnya hanya bisa diam, bukankah sama-sama manusia? yang semuanya bisa mengadu kepada media diam-diam, polisi pun KPK.
ACEP YULIUS HAMDANI
Saya senasib dengan pak Agus, sama sama kos "STW", untuk makan hari Senin masih bisa mengandalkan bekal dari rumah, sudah masuk Selasa-Jum'at maka harus kreatif tingkat tinggi memasak sendiri, kalau membeli diluar saya khawatir keterampilan memasak saya akan hilang, jadi lebih baik memasak sendiri sesuai selera dan bahan yang tersedia.....
Lagarenze 1301
Hari ini saya sempat bingung mau mengirim jokes apa. Karena banyak kejadian di dalam negeri, Senin kemarin, yang lebih lucu. Ada anggota Densus 88 dibekuk karena diduga memata-matai Jampidsus Febrie Adriansyah. Lalu, kabarnya Gedung Kejaksaan RI disatroni oleh pawai pasukan Densus. Semua orang bilang suasana lagi tegang. Lha, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo malah tertawa-tawa seusai kegiatan di Istana Negara. *Ada Syahrul Yasin Limpo yang disidang kasus dugaan korupsi Rp 44 miliar. Kementerian Pertanian dikelola seperti perusahaan sendiri. Lha, Syahrul yang menteri, tapi malah istri, anak, cucu, hingga saudara semua kecipratan duit negara. *Ada Hakim Agung nonaktif Gazalba Saleh yang didakwa oleh KPK menerima gratifikasi dan melakukan TPPU terkait perkara di MA senilai Rp 62,8 miliar. Lha, hakim yang menyidang malah membebaskannya dengan alasan Direktur Penuntutan KPK tidak berwenang menuntut si hakim agung. Mungkin saatnya saya rehat dari usaha menghibur perusuh dan Bos Disway, dari usaha untuk --paling tidak-- memantik perasaan agar santai sejenak. Karena banyak kejadian di negara ini lebih menghibur. Semua orang sedang lucu-lucunya.
Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺
INGAT SAAT UUD 45 AKAN DIAMANDEMEN.. Mendiskusikan perlu tidaknya sistim yuri perlu kita adopsi atau tidak, saya langsung usul: Gak usah..!! Mengapa..? Saya jadi ingat saat UUD 45 dibahas akan diamandemen. Saat itu ada tokoh MPR sekaligus politisi akademisi berpendidikan Amerika, yang meyakinkan: "Penambahan porsi demokrasi, dengan pemilihan presiden secara langsung itu baik untuk bangsa.. "Tidak akan yang BISA MEMBELI suara, karena rakyat kita RATUSAN juta.. "Akan selalu terjadi KESEIMBANGAN.. Nyatanya: 1). Suara, tetap ADA yang membeli. 2). Tetap ada yang KUAT membeli suara, meski harganya MAHAL. 3). Karena harganya MAHAL, maka korupsinya juga semakin MAHAL dan BESAL.. (Kolupsi yang MAKIN mahal dan makin BESAL).. ### Tidak semua yang belasal dali Amelika itu baik Plof..
Gregorius Indiarto
Saya berhayal, seandainya sistem peradilan di AS berlaku di negeri Q. Mungkin kah para juri akan semakin kaya? Bisa jadi, ya! Atau tidak! Tapi, mengingat budaya suap menyuap, maka lebih yakin untuk mengatakan ya. #hanyaberhayal Met sore, salam sehat, damai dan bahagia.
Mirza Mirwan
Idih...sudah 145 komentar. Pembentukan dewan juri (jurors) dalam sistem peradilan di AS adalah amanat amandemen ke-6 yang sudah berlaku 233 tahun (sejak 1791). Biasanya para juri ditunjuk di awal persidangan sebuah kasus. Setelahnya, secara garis besar hakim menjelaskan asas-asam hukum yang harus diperhatikan para juri. Tugas juri adalah memutuskan fakta suatu kasus berdasarkan asas-asas hukum tadi. Para juri mendengarkan kesaksian, memeriksa alat bukti, dan mengambil keputusan. Para juri tidak boleh mengajukan pertsnyaan kepada saksi atau terdakwa. Tapi di beberapa negara bagian, seperti New York dan California, nuri boleh mengajukan pertanyaan tertulis dan menyerahkannya ke hakim. Sang hakim lantas menunjukkan pertanyaan tertulis itu ke pihak jaksa dan pihak pembela. Dalam sebuah kasus, pidana atau perdata, biasanya biasanya jaksa menyebutkan beberapa dakwaan. Dalam kasus "hush money" yang menyeret Trump, misalnya, ada 34 dakwaan. Nah para juri harus memutuskan "guilty" atau "not guilty" di masing-masing dakwaan. Di kemudian hari, setelah "closing statement" dari kedua pihak, para juri lantas bermusyawarah untuk membuat keputusan. Dan keputusannya harus bulat (unanimous). Tapi di beberapa negara bagian ada yang berdasarkan suara mayoritas sederhana (setengah jumlah juri lebih 1) atau super-mayoritas ( 75% ke atas). Keputusan dewan juri itulah yang dijadikan dasar hakim untuk menjatuhkan vonis. Bisa lebih berat, tak bisa lebih ringan.