Karung Goni

Kain goni. (FOTO: tokopedia - harga.web.id)

COWASJP.COM – HARUS mampir Oklahoma. Berangkat dari Kansas City sudah hampir tengah hari. Kalau langsung Dallas terlalu malam tiba di kota terbesar Texas itu.

Bermalam di Oklahoma sebelah mana? Agar rutenya lebih lurus ke selatan, saya pilih bermalam di kota Tulsa. Bukan di Oklahoma City --terlalu belok ke barat.

Tulsa kota kedua terbesar di negara bagian Oklahoma. Tapi hampir imbang besarnya. Juga imbang sepinya --kalau malam.

Yang lebih hidup adalah wilayah pinggirannya. Orang pada menyingkir untuk hidup di pinggir kota. Toh akses ke kotanya lancar.

Pukul tujuh malam matahari Tulsa masih tinggi. Tapi downtown-nya sudah seperti kota mati. Itu baik: saya bisa parkir di pinggir jalan dengan mudah. Tidak harus masuk gedung parkir. Tanpa bayar pula.

Di kota sekelas ini bayar parkir hanya antara pukul 08.00 sampai 17.00. Tidak semua pinggir jalan boleh dipakai parkir. Di pojokan tidak boleh. Di sebelah hidran dilarang. Di tempat penyandang cacat, jangan. Di dekat tempat sampah tidak boleh. Harus pandai membaca tanda

Lalu kami jalan kaki keliling pusat kota. Satu jam. Gedung-gedung pencakar langit Tulsa berkumpul di beberapa blok pusat kota ini.

Selama satu jam itu kami hanya berpapasan dengan delapan orang. Ini di pusat kota. Begini senyapnya. Teman saya yang dari Beijing terheran-heran. Pusat kota di Tiongkok selalu padat manusia. Pun di Indonesia.

Dari delapan orang itu, yang tiga suami-isteri-anak dan anjing mereka. Selebihnya mereka yang berjalan sendiri-sendiri. Sepi.

Kami tidak takut. Kami  bertiga. Beberapa kejadian kekerasan terhadap orang Asia dialami oleh yang berjalan sendiri. Atau tua. Atau wanita. Dan lagi sudah agak lama tidak terdengar kejadian seperti itu.

Saya pernah ke Tulsa ketika akan mendirikan pabrik kertas koran. Waktu itu ditemukan sumber bahan baku tanaman serat panjang --selain kayu pinus. Yakni tanaman yang saya sudah lupa namanya.

Ups ... mendadak ingat: kenaf.

Kenaf sedang diuji coba di satu desa dekat Tulsa. Saya lihat kebun uji coba itu. Bertemu dengan profesor ahlinya.

Tanaman itu ternyata pernah populer di Indonesia. Yakni ketika belum ditemukan kantong plastik. Mungkin sebagian Anda masih ingat: karung goni. Setidaknya pernah ikut lomba lari karung.

Karung itu dibuat dari serat tanaman tersebut. Yang tumbuhnya di rawa-rawa.

Bedanya: tanaman yang dikembangkan di Tulsa ini tiga kali lipat tingginya. Lebih tinggi dari badan profesor itu --apalagi badan saya.

dahlan1.jpgKain goni untuk dibuat karung. (FOTO: Shopee)

Sedang yang di Indonesia hanya setinggi perut saya.

Saya pun pulang membawa benih dati Tulsa. Saya juga menyewa lahan sawah di Nganjuk. Dua hektare. Untuk uji coba. Kalau sukses, bisa diperluas. Tidak perlu impor bahan baku.

Hasilnya: tidak seperti yang di Tulsa. Memang bisa lebih tinggi tapi tidak seberapa. Hitung-hitung tidak bisa balik modal.

Di Amerika sendiri tanaman ini tidak berhasil jadi bintang pengganti pinus. Plastik tetap menjadi raja --biar pun dikecam sebagai sumber polusi nomor satu di dunia. Semuanya kalah murah.

Dallas tinggal empat jam dari Tulsa. Sekali tarik. Tanpa harus istirahat. Nasehat perusuh Bung Agus yang idola wanita itu (lihat komentar di Disway kemarin) telat.

Setelah keluar kota Tulsa jalan bebas hambatannya lebih sepi. Ada yang batas kecepatannya sampai 80 mil perjam. Jos.

Selama hampir satu jam di situ terasa seperti di arena balap mobil. Di jalur itu tidak boleh ada mobil yang kecepatannya kurang dari 60 mil/jam. Truk-truk raksasa pun berlari 75 mil/jam. Semua mobil kecil menyalip mereka. Saya ikut saja.

Lalu mendekati Dallas.

Sejak setengah jam sebelum masuk kota jalannya sudah lima lajur. Dari pengalaman yang lalu-lalu saya paling benci memasuki kota Dallas --menyukai setelah di dalamnya. Pun ketika keluar dari kota itu. Suasana di jalan rayanya mirip balapan sungguhan. Lima lajur saling berebut cepat. Yang kiri maupun yang tengah. Apalagi jalur paling kiri.

Bagi pendatang seperti saya terasa menegangkan: kan sering harus pindah lajur. Kadang ke kiri, kadang ke kanan. Padat. Saling tancap gas. Adu cepat saling menyalip. Semua. Di lima lajur. Tidak ada misalnya truk butut yang termehek. Atau mobil tua yang batuk-batuk. Semua seperti terlihat mobil baru.

Selama lebih setengah jam harus di arena balapan lima lajur seperti itu. Kadang saya ingat umur. Kadang lupa.(*)

Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 26 Mei 2024 Berjudul: Kaget Reuni

Lagarenze 1301

"Kami diajak John melihat patung pencipta basket di depan stadion basket yang bersejarah." Hanya segitu. Tak ada nama pencipta basket. Tak ada deskripsi patung itu. Sewaktu menulis kalimat di atas, saya yakin yang ada di benak Pak Dis seperti ini: "sampai di sini saja, biarkan perusuh kepo cari sendiri dan melanjutkannya." Maka, saya pun kepo. Lantas saya ingat pernah melihat patung itu. Pernah hadir di taman tempat patung itu berada. Tentu tidak secara fisik. Tetapi, lewat imajinasi yang lahir dari tulisan deskriptif Azrul Ananda di "mainbasket.com". Edisi 28 Juni 2016. Judulnya: "Mengunjungi 'Rumah' Aturan dan Bapak Basket di Kansas". Ya, itu patung James Naismith. Pria asal Kanada yang merumuskan konsep dan aturan permainan bola besar itu. Pada 1891. Di Jalan Naismith patung itu berada. Pada sebuah taman. Naismith duduk di undakan batu, bola basket bertumpu di paha kanan dan ditahan dengan tangan kanan. Di antara dua paha, terdapat keranjang buah peach. Keranjang yang dulu dipakai dalam permainan ini di awal terciptanya. Saya heran mengapa foto CHD Disway hari ini tidak memperlihatkan Pak Dis duduk di samping James Naismith. Semua pecinta basket sangat ingin melakukannya. Tentu tidak perlu lagi. Mas Azrul sudah menampilkan foto dengan pose itu delapan tahun lalu.*

iya nok

para nabi dulu sering melakukan perjalanan. dlm slah satu kajiannya, Mbah Mun (Allohu yarham) pernah ngendikan kl org itu kdg2 jg hrs melakukan suatu perjalan, krn d dlm perjalanan banyak pelajaran & hikmah yg d dpt. safar yang berarti "membuka ", karena dalam perjalanan akan terbuka atau akan nampak akhlak, perilaku, atau sifat seseorang yg asli. KH Asrori Al Ishaqi (Allohu yarham)dlm slh satu kajiannya jg menganjurkan sbuah perjalanan. kdg banyak musafir d jalan utk mencapai gelar sarkub

Jo Neca

Dan lagi pak Dahlan bukan pecinta Basket.Saya rasa kalau ada petung pencipta dance.Pasti foto wajah sumringah bersama patung itu.Terpampang di disway hahaaa

Mirza Mirwan

Bolabasket (seterusnya saya tulis basket saja) memang pertama kali dipertandingkan di Lawrence. Sang penemu, James Naismith, juga meninggal dan dimakamkan di Lawrence -- Naismith mengajar di KU dan membentuk tim basket di kampus itu. Tetapi James Naismith menemukan permainan itu waktu masih di Springfield, Massachusetts. Di kota itu pula basket pertamakali dimainkan. Dan di kemudian hari kota Springfield pula yang "lebih menghargai" Naismith. Di Hall of Fame Avenue, Springfield, ada bangunan yang sangat mencolok berbentuk 3/4 bulat. Itulah museum tentang basket yang dinamai "Naismith Memorial Baskelball Hall of Fame". Selain Springfield, yang juga menghargai Naismith adalah Almonte, kota kelahirannya di Kanada. Nama Naismith diabadikan pada nama sekolah, stadium, jalan dan taman. Patung Naismith, yang duduk maupun berdiri dengan bola dan keranjang, setidaknya ada di tiga kota: Almonte, Springfield, dan Lawrence. Nama Naismith juga diabadikan untuk nama trofi kejuaraan dunia basket FIBA.

Wilwa

Nampaknya yang dimaksud adalah 一样 yang maknanya “same” (sama) atau “like” (mirip)

Mirza Mirwan

Kalau pendapatan bulanan petani di AS hanya Rp50 juta, itu termasuk petani melarat banget, Bung Liam. Sebab pengeluaran bulanan rumah tangga di pedesaan AS itu rerata Rp83 juta -- $5.111 (2023). Tak ada yang murah di AS. Kalau suatu ketika nanti Bung Liam ke AS, lebih baik beli oatmeal trus diseduh sendiri. Mau makan masakan Indonesia di resto, ya siap-siap dompet cepat kempis. Sebagai gambaran, di Indonesia makan nasi sayur lodeh di warteg paling mahal juga Rp10rb, sudah dapat tambahan sambal, tempe/tahu. Di resto Indonesia di AS nasi putih $2, sayur lodehnya $4-5. KFC dan McDonald juga lebih mahal di sana ketimbang di sini.

MULIYANTO KRISTA

Mengoreksi data om Liam Then di atas: Di wilayah pedesaan rata-rata sepetak sawah luasnya 1000M2. Yang luasannya kurang dari segitu juga banyak. Kalau petani punya lahan sawah yang luasnya 0,5 Ha atau lebih ya termasuk petani yang kaya raya untuk ukuran orang desa. Kalau luasannya cuma 1000M2 an hasilnya cuma cukup bisa buat makan. Karena itu para pemuda desa gak ada yang mau untuk bertani karena duwitnya dikit. Dengan fakta seperti itu kecil kemungkinannya petani bisa sejahtera karena luasan lahan garapan yang cuma segitu. .. ... .... #curhatane wong ndeso

Property Property

Menurut saya, setidaknya ada 5 kemungkinan, kenapa nilai korupsi kasus timah jadi 300 triliun: 1. Kemungkinan 2. Kemungkinan 3. Kemungkinan 4. Kemungkinan 5. Kemungkinan Itulah 5 kemungkinan, kenapa nilai korupsi kasus timah jadi 300 triliun.

Udin Salemo

kalau lahan pertanian diserahkan ke perusahaan negara, ya, pasti untuk lahan ngebor. tanyalah ko JZ kalau masih ragu.

Kang Sabarikhlas

"Kaget Baca" Hah!..ke San Francisco yang dibarat lewat selatan naik mobil?.... Lha wong Lawrence - Hays = 3 jam. Apa punggung Abah ndak 'njarem'? Tapi kalau ke San Francisco jalan nyantai diiringi lagu San Francisco - Scott McKenzie jadi asyik, apalagi rambut dikepala dihiasi bunga².... Syair lagunya janjikan bisa jatuh cinta saat disana, gak bahaya ta? ❤️ Saya nglamun jika saya di Amerika naik mobil dari Kansas City ke San Francisco enak bisa ngebut,... Untuk menambah adrenalin, nyetir diiringi lagu Highway to Heaven..eh anu lagu Highway Star-Deep Purple. ........... Tiba².."Tiin..Tiiiinn.." suara klakson "Pak!...ituloh...berasnya jatuh!".... Masha Allah, saya tersadar berhenti turun dari motor suprabapack,...lari² ambil beras SPHP/5 kg yang baru beli saya letakkan disadel belakang dan terjatuh karna 'ngebut' di Amrik. duh...goblik, missquen + halu...

Mirza Mirwan

Rabu kemarin juri -- 7 pria dan 5 wanita -- kasus "hush money" yang menyeret Trump mulai bermusyawarah. Biasanya sidang dimulai pukul 09.30. Tapi kemarin itu baru dimulai pukul 10.30. Itupun selama hampir satu jam dipakai Hakim Juan Manuel Merchan untuk "memberi kuliah hukum" kepada juri. Musyawarah juri kemarin itu belum menghasilkan putusan. Juri malah minta kepada hakim untuk memutar kembali percakapan David Pecker dengan Trump (juga pertemuan Pecker dan Michael Cohen di Trump Tower) terkait pembelian cerita Karen McDougal (model Playboy). Karen ini selingkuhan Trump selama 9 bulan. Kemarin itu Trump datang dengan rombongan. Selain tim pembela, ada juga si anak sulung, Donald Trump Jr, yang duduk di belakangnya bersama Boris Epshteyn, Natalie Harp, Karolin Leavit, Alina Habba -- bukan tim pembela -- dan Steve Witkoff. Di belakangnya lagi ada dua penasihat Trump: Jason Miller dan Steven Cheung. Di luar ruang sidang Trump kembali mengeluh pada wartawan bahwa peradilan atas kasusnya "as a politicized trial orchestrated by his political enemies" -- politisasi peradilan yang diatur oleh musuh-musuh politiknya. Para juri akan melanjutkan musyawarh hari ini dan besok. Tetapi kelihatannya Jumat besok masih belum ada keputusan juri. Apalagi keputusannya harus bulat (unanimous). Tak bisa hanya "simple majority" atau "super majority". Harus bulat, sebulat bola basket.

Agus Suryonegoro III - 阿古斯·苏约诺

@Johan.. PERBATASAN NEGARA/ KERAJAAN SOLO VS YOGYAKARTA.. Perbatasan Korut dan Korsel juga lurus.. Kalau dulu, perbatasan Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta, berbelak-belok. Dan konon di bawahnya ditanamkan IJUK. Mengapa ijuk..? Konon karena ijuk itu tidak busuk. Dan kalau ada sengketa, tanah bisa digali untuk melihat ada tidaknya ijuk itu. Sebagai perbatasan dua kerajaan yang SAH.. ### Pada saat itu SDM kedua kerajaan sama-sama belum bisa membuat batas negara yang lurus. Wong membuat benteng Kraton Yogya seluas 1.500 x 1.500 meter saja, pojoknya tidak bisa SIKU 90 derajad. Jadi agak MIRING..

Nimas Mumtazah

Menapaki setiap jalan gelap bersama sahabat, terasa lebih baik di banding sendirian jalan di terang benderang. Reuni moment paling di tunggu.. Tetap menjaga rasa agar tetap putih dan utuh.

Leong Putu

Kaget. Ada beberapa hal yang menyebabkan kita bisa kaget. Sesuatu yang mendadak, sesuatu yang diluar ekspektasi dan perhitungan adalah beberapa diantaranya. Tapi, saya temukan satu yang bisa bikin kaget. Nikmat/kenikmatan. Nikmat lalu lupa lalu kaget. Nikmat pegang uang banyak, lalu lupa diri lantas korupsi, lalu kaget saat kena ott. Saya dan istri juga gitu. Nikmat lalu lupa tanpa pengaman, kaget saat istri tunjukkan test pack bergaris merah dua. Lahirlah anak ke 3. Saya rasa demikian juga dengan air Zam Zam. Nikmat meneguknya sambil menikmati udara sejuk pegunungan Pacet - Mojokerto, lalu menjadi lupa kalau punya janji kasih hadiah para “perusuh” lalu kaget karena sisa air yang disimpan di kendi telah habis. Nikmat yang membuat kaget.

Lagarenze 1301

Santai sejenak. Anak laki-laki: "Kakek sedang belajar apa? Kakek begitu serius membaca buku itu." Kakek: "Sedang belajar sejarah, Nak." Anak laki-laki: "Ah, Kakek bohong. Sepertinya ini buku tentang seks." Kakek: "Nak, Kakek tidak bohong. Bagi Kakek, ini adalah sejarah."

Mbah Mars

Bli Leong putu kok masih ngungkit2 zam-zam. Sudahlah lupakan. Alhamdulilah zam-zam tinggal pencet kran. Saya sedang di Mekah. Haji tahun ini yg berangkat dari bandara Adi Sumarmo sangat dimudahkan urusannya. Salah satunya yaitu layanan fast track. Jamaah menjalani pemeriksaan imigrasi di bandara Adi Sumarmo. Bukan lagi di Saudi. Prosesnya cepat sekali. Satu jamaah cukup sekitar 1 sd 2 menit. Dulu proses ini begitu lama. Bikin stres jamaah. Turun dr pesawat juga langsung masuk bis yg mengangkut jamaah dr Jedah ke Mekah. Hanya saja, Program fast track belum dijalankan di semua embarkasi.

Mirza Mirwan

Si Kecil, putri saya, sering mempertanyakan kemahaadilan dan kemahakuasaan Allah tiap kali membaca berita tentang Perang Israel-Hamas. "Mungkinkah karena dalam Surah al-Baqarah itu Allah sudah berfirman "wa annii fadhdhaltukum 'alal 'aalamiin, ya, Pak? Jadi sudah bawaan bahwa Israel itu bangsa yang unggul di antara bangsa-bangsa lain," katanya akhir pekan kemarin. Dan seperti biasa, saya hanya menjawab bahwa manusia terlalu bodoh untuk bisa memahami semua kehendakNya. Memang sungguh menyedihkan nasib warga Palestina, utamanya yang di Jalur Gaza. Dari utara mereka diperintahkan pindah ke selatan. Eh, di tengah jalan ada iring-iringan mwreka jadi sasaran bom. Kota Rafah yang hanya layak huni bagi 250 000 jiwa akhirnya disesaki hampir 1,3 juta jiwa. Giliran Israel menyerang Rafah, mereka diperintahkan untuk meninggalkan kota itu dan pindah ke zona aman. Kenyataannya tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza. Meski sudah tinggal di tenda-tenda jauh dari Rafah, tetap saja mereka menjadi sasaran bom. "Hari-hari ini warga Gaza tak ada yang yakin bahwa besok pagi masih bisa melihat matahari," kata Hadeeja, relawan UNRWA yang kedua orangtua dan dua adiknya tewas pertengahan Maret ketika sebuah misil menghantam rumahnya di Khan Younis. Ia sangat terpukul, memang. Hebatnya, ia tidak membenci (tentara) Israel. Yang ia benci adalah setan yang bersemayam dalam hati Bibi, Yoav Gallant, dan petinggi militer yang memerintahkan penyerangan.

Johannes Kitono

Peter - Pingpong. Pagi ini jalan- jalan di PL Apartemen TA. Mau menikmati sinar matahari. Menambah Vit D dan antisipasi Covid varian baru yang sudah marak di Singapura. Ketemu Hendra bersama Tuty, soul matenya. Jalan bareng sama Peter Layardi Lay, bersama aspri. Peter adalah Ketum PTSMI yang resmi diakui KONI. Masih muda dan sangat energik. Ketika kisruh di organisasi PTSMI yang bagaikan ada matahari kembar. Siapapun dilawannya. Jendral bintang tiga polisi dilawannya.Termasuk konglo yang didepan umum sempat menghinanya. Anak muda asal Sungai Duri, Kalbar itu.Biarpun shio Anjing tapi nyalinya melebihi Macan dan Naga. Ketika masih kecil belajar kung fu. Sempat masuk ITB Bandung tapi DO karena berantem saat di Plonco. Saat itu masa plonco memang kejam. Kalau di FK-UI ,mahasiswa baru disuruh kunyah-kunyah petai mentah. Kemudian dioper dan dikunyah lagi oleh mahasiswa lainnya. Konyol dan kejam. Peter dan Komjenpol ( purn ) sudah salam damai di mediasi Menpora Dito Ariotedjo. Dan kedepan team Tenis Meja sudah boleh tanding di arena Internasional. Semoga bisa mengulangi masa jaya.Dimana Lian Kim Lun ( Dr Frans Barlianto ) alumni SMP. Bruder Singkawang. Mengalahkan para Jawara pingpong Jepang di Nagoya ( 1969 ). Dan rekor itu sampai hari ini masih belum pecah. Congrat bro Peter, silahkan berkunjung ke Akademi Pingpong Kedoya. Disini berkumpul para spesialis dan memakai Meja Donic.

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda