COWASJP.COM – MAMPUKAH NU memiliki tambang batu bara dan mengelolanya?
Memilikinya pasti mampu.
Mengelolanya? Apalagi yang bisa membuat tambang itu tidak haram?
Pengelolaan tambang itu banyak tahapnya: perencanaan teknis, perencanaan bisnis, perencanaan RAB untuk perizinan operasi, perencanaan operasi di lapangan. Lalu perencanaan penjualan, pengapalan dan ekspor.
Semua itu NU pasti mampu. Jangankan NU, para perusuh Disway pun mampu. Di semua bidang itu ada konsultannya. Banyak konsultan profesional di bidang-bidang tersebut.
Memilih mana konsultan yang terbaik itulah pekerjaan utama NU. Akan banyak juga konsultan 'lillahi ta'ala' yang mengajukan diri. Jangan mudah termakan rayuan. Tetap pilih yang terbaik meski tidak 'lillahi ta'ala'.
Ujian pertama adalah itu: memilih konsultan perencanaan. Mampukah NU melakukan proses pemilihan yang tidak haram.
Penunjukan konsultan tentu baru dilakukan setelah izin tambang didapat secara resmi. Tapi itu bukanlah satu-satunya izin. Banyak sekali perizinan yang masih harus diurus setelah itu. Semuanya tidak mudah --pun bila ada nama NU di belakangnya.
Untuk semua itu NU tidak cukup dibantu para konsultan. NU perlu bantuan Bung Karno dan Bung Hatta. Bahkan mungkin perlu bantuan Presiden Amerika Serikat terhebat dalam sejarah: Benjamin Franklin.
Pun di setiap tahap pengoperasian tambang. Harus ada izin. Bung Karno dan Benjamin Franklin perlu sering-sering dihadirkan.
Di situlah tantangan halal-haram dipertaruhkan. Izin-izin itu tidak hanya menyangkut restu dan dokumen. Tapi juga sampai pada siapa yang mengetik izin, siapa yang menyiapkan nomor izin, siapa yang mengambilkan stempel, siapa yang mengagendakan surat keluar. Untuk yang bagian ini mungkin tidak perlu Benjamin Franklin. Cukup Bung Karno yang turun tangan.
Dari segi teknis perizinan, NU mampu: NU sudah akrab dengan Bung Karno. Soal halal-haram mungkin bisa pakai hukum darurat.
Mungkin, ketika mengantarkan Bung Karno atau B. Franklin lakukanlah sambil berdzikir --mirip saran saat menyembelih babi bacalah "bismillah...".
Sepanjang masih ada Bung Karno dan B. Franklin semua kesulitan bisa diatasi. Yang penting izin tambangnya sudah di tangan. Lalu lokasi tambangnya benar-benar sekelas Sandra Dewi. Akan banyak investor yang berminat. Terlalu banyak. Rebutan. Asal jangan dipersoalkan siapa mereka.
Untuk mengundang investor perlu konsultan yang lain lagi: konsultan keuangan. Banyak yang mau jadi konsultan keuangan. Berebut.
Tapi investor hanya percaya pada konsultan keuangan yang terpercaya. Yang sudah punya nama besar. Kelasnya harus internasional. Jangan dipersoalkan apalah pemiliknya Yahudi atau Nasrani.
Warga NU pasti banyak yang mampu menjadi konsultan keuangan, tapi belum tentu punya yang sudah dipercaya investor besar.
Perencanaan bisnis yang dibuat konsultan itulah yang akan jadi "kitab suci" tambang NU.
Dari situlah NU akan tahu bisa dapat uang berapa triliun setiap tahunnya. Anda sudah tahu: tahun 2022 laba perusahaan tambang milik Low Tuck Kwong di Kaltim Rp 35 triliun setahun.(*)
Komentar Dahlan Iskan di Disway Edisi 16 Juni 2024 Berjudul: BACA JUGA:Tambang Gethuk
Ummi Hilal
Yang belum bisa hadir di Padang Arafah, Cerahkan diri dengan Arif kebijaksanaan. Jika tidak mengetahui ('arafa) Ma'rifat di hari Arafah kapan lagi kita akan mencapainya? Jika tidak ada penyesalan, pengakuan dosa (i'tiraaf) di hari 'Arafah, tunggu apalagi untuk bertobat?
Fiona Handoko
selamat pagi bpk thamrin. jadi teringat akan lagu dari god bless. "dunia ini panggung sandiwara." ada yg pencitraan jadi melarat. ada yg pencitraan jadi konglomerat.
Fauzan Samsuri
Berbicara tambang terkait dengan NU, yang saya tahu di NU ada memang LTMNU, kepanjangannya Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama, bukan Lembaga Tambang Milik Nahdlatul Ulama
Amat K.
Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu Sapardi Djoko Damono
Mirza Mirwan
Mengikuti pemberitaan G7 Summit, 13-15 Juni, di Borgo Egnazia, Fasano, Italia, saya malah uring-uringan sendiri. Hagimana nggak. Saat ini sedanga berlangsung perang di dua kawasan: Perang Rusia-Ukraina di Eropa dan Perang Israel-Hamas di Gaza. Tetapi titik berat pembicaraan hanya pada Ukraina. Tentang Pedang Israel-Hamas hanya selintas disebut bahwa "UNRWA harus dibiarkan bekerja di Gaza tanpa hambatan" -- UNRWA must be allowed to work unhindered in Gaza. Hanya itu. Sementara terhadap Ukraina, pada hari pertama saja (Kamis, 13/6) Presiden Biden dan Presiden Zelenskyy sudah menandatangani perjanjian keamanan antara AS-Ukraina untuk waktu 10 tahun. Zelenskyy hadir di G7 Summit sebagai undangan bersama 11 undangan lainnya, termasuk Presiden Turki, Argentina, Brazil, Tunisia, PM India, dan Paus Fransiscus. Hari berikutnya, Jumat 14/6, AS dan 6 negara G7 lainnya setuju untuk menggelontorkan US$50 miliar kepada Ukraina. Kalau misalnya duit US$50 miliar itu dari AS,itulah Kanada, Jepang, Italia, Jerman, Inggris, dan Perancis, ya suka-suka mereka. Tetapi, waini, uang US$50 miliar itu berasal dari aset Rusia di negara-negara G7 yang dibekukan sejak 28 bulan yang lalu, yang totalnya sekitar US$300 miliar. Tiba-tiba, walau saya tidak suka Trump, saya kok berharap 5 November nanti Trump memenangi pilpres. Dulu sewaktu jadi presiden, Trump sering berdebat dengan pemimpin G7 lain. Eh, siapa kalau jadi presiden lagi Trump membawa AS hengkang dari NATO.
Juve,,,,,,,,,Zhang...
Cerita melarat jadi ingat Rakyat Tiongkok zaman dulu ... super miskin ... super melarat... tak punya tambang minyak seperti Saudi... tambang batubara nya dalam.... model terowongan tikus...vbahaya... mereka kaya bukan dari tambang.... mereka kaya raya dari Undang Undang... Koruptor tembak mati... pemerkosa tembak mati... pembunuh tembak mati... itu saja modal Utama... Undang Undang.. bikin rakyat ngeri...akhirnya tertib... semua takut korupsi... takut memerkosa..takut membunuh... masih adakah kejahatan ... mestinya ada..kadar nya sudah turun drastis... orang nekad masih ada di manapun.. Undang undang lah yg Bikin Kaya Tiongkok.... setelah Tertib..baru semua mikir... inovasi tumbuh bagaikan Jamur di musim Hujan...Otak Inovasi... bikin Mobil Listrik... bikin Panel surya... bikin Semikonduktor... dll... Otak yg Inovasi... yg membuat Kaya Raya...v Dasarnya UU yg Menakutkan Jalan di Jalur Kejahatan.akhirnya semua pindah ke Jalur Kebenaran... Jack Ma kaya raya dari Inovasi... pemilik BYD Wang Chuan Fu kaya raya dari Inovasi... Teladan Itu contoh nyata bagi Rakyat Tiongkok.... Jack Ma yg melarat naik sepeda kayuh menjadi Guide bagi Turis.. berubah oleh Inovasi.
ALI FAUZI
Ketimpangan dalam distribusi lahan tambang dan sudah terlalu lamanya NU melarat. Itulah kira-kira dua alasan NU menerima lahan tambang dari pemerintah. Sebenarnya itu dua hal yang berbeda. Kalau sadar ada ketimpangan distribusi lahan tambang, mestinya pemerintah memperbaiki peraturannya --dan sekaligus menjamin dipatuhinya peraturan tsb. Bukan dengan membagikan begitu saja kepada ormas keagamaan --yang membuat organ keagamaan "tak dewasa." Kalau pun NU sadar sudah terlalu lama melarat, ya.... perbanyaklah ikhtiar. Bukan cuma, maaf beribu maaf, memperbanyak doa.
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Istri tidak pulang ke rumah pada suatu malam. Keesokan paginya, dia memberi tahu suaminya bahwa dia menginap di rumah teman. Sang suami kemudian menghubungi semua teman istrinya untuk mengecek. Hasilnya: tidak satu pun yang mengatakan bahwa istrinya menginap di rumah mereka. Beberapa malam kemudian, giliran suami tidak pulang. Keesokan paginya, ia memberi tahu istrinya bahwa ia menginap di rumah teman. Sang istri lalu menghubungi semua teman suaminya untuk mengecek. Hasilnya: 8 orang membenarkan sang suami nginap di rumahnya, dan 2 orang di antaranya malah mengatakan sang suami masih di sana!
Fa Za
Ormas adalah bagian dari civil society, yg menjadi penyeimbang pemerintah dalam mengelola negara sebagai upaya mensejahterakan rakyat. Kesejahteraan bukan melulu soal uang, tp jg rasa aman, damai, rukun, adil, dll. Pemberian konsesi tambang kepada ormas adalah salah satu bentuk penghilangan peran penyeimbang ormas sebagai civil society. Ormas akan menjadi alat yg bertugas melindungi penguasa utk kebijakan²nya di masa yg akan datang.
djokoLodang
-o-- PENAKUT BODOH Seorang lelaki tua sedang makan di rest-area ketika tiga pengendara motor gede berpenampilan sangar masuk ke dalam. Ketika melewati lelaki tua itu, pengendara motor pertama memasukkan rokoknya ke dalam kue lelaki tua itu, lalu tertawa dan duduk di konter. Pengendara kedua mengambil minuman orang tua itu dan meludahinya. Pengendara ketiga membalikkan piring orang tua itu sebelum bergabung dengan yang lain di konter. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lelaki tua itu menaruh uang pembayaran di meja, bangkit, dan meninggalkan restoran. Salah satu pengendara motor berkata kepada pelayan, "Orangnya terlalu baik, kan? Mungkin juga seorang penakut. Atau bodoh." Pelayan menjawab, "Bukan hanya seorang penakut. Juga bodoh. Benar-benar supir truk yang bodoh, dia itu. Barangkali baru belajar nyetir." "Oh, ya?,"Mereka tertawa terbahak-bahak." Apa yang kamu lihat di luar tadi?" "Baru saja dia memundurkan truk raksasanya, saat menuju gerbang keluar. Dan melindas tiga sepeda motor yang parkir di belakang truknya!" --jL-
Hery Purwanto
Sebagai anak yg usianya lebih tua dibandingkan adiknya, perserikatan Muhammadiyah jauh2 hari sebelum negara merdeka sdh memiliki etos kerja pengusaha. Bermula dari Syarikat Dagang Islam, lalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman menjadi perserikatan Muhamadiyah Mental pengusaha sdh tertanam kuat bagi sebagian besar anggotanya. Menyikapi konsesi tambang ini, sebagai saudara tua kepada adiknya cuma berpesan, jangan kemaruk konsesi tambang. Disangkanya gethuk tapi rasa karuk, kalo lihatnya sekilas dan pertimbangannya aji mumpung.
Wilwa
Jadi ingat guyon campur sindiran Dokter Bedes Ryu Hasan, cucu salah satu pendiri NU. Ilmuwan itu kalau nggak tahu ya jujur ngomong nggak tahu, kalau nggak mampu ya jujur ngomong nggak mampu. Beda dengan agamawan. Pantang bilang nggak tahu atau nggak mampu atas semua pertanyaan. Serba tahu dan serba bisa. Tak peduli jawabannya benar atau salah. Yang penting ada jawabannya. Otak manusia khas agamawan memang begitu. Pokoknya yakin tahu atau yakin bisa. Keyakinan pada dasarnya adalah cara manusia untuk menghilangkan perasaan tak nyaman atas ketidaktahuan. Ryu Hasan 11 Sep 2016
Kang Sabarikhlas
Bangun tidur buka CHD, dan saya tertawa 'ngekel' baca judul CHD... spontan tangan meraih Gethuk yg ada dipiring besar bersama Jenang, Tetel, Lepet dan Jemblem. Selagi gigit gethuk.. "Lho.. Nang.!!!.." istri saya teriak "kan puasa Nang?... koq makan gethuk?"... "wkwkwk..Anang anak sholeh kw.." cucu yg baru lulus smp ikut 'ngece'. Istri ngomel bersambung "kan lagi puasa arofah,.. kopi juga ndak ada di meja, koq bisa²nya raih gethuk".. "...iya Dik maaf.. anu khilaf.." "itu tadi pagi si'mbok gaduh' pulang dari Nganjuk bawa oleh² jajan pasar buat Anang, lupa saya taruh meja.. aku sibuk jawab WA ibu² kabari senamnya libur.." duh.... mau lanjut sarapan CHD tapi sekilas nampak ada rasa puedes. Saya termenung...ini gegara baca gethuk jadi makan gethuk. sumprit, mata saya melirik piring besar ada Jemblem tembem coklat gula jawanya keluar merangsang. Maunya saya gigit, ndak 'wani'.
M.Zainal Arifin
Tong & seng perlu diteliti unruk digabung.