COWASJP.COM – Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur dan anggota Dewan Penasehat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim Dr Emil Elestianto Dardak MSc menilai "digital library" yang diselenggarakan ISNU Jatim bisa mendorong tumbuhnya kecendekiawanan NU dan kemajuan negara.
"Kalau saya pelajari kemajuan negara seperti Singapura, Finlandia, Denmark, Amerika, Korsel dan sebagainya, terutama negara-negara kecil yang sudah maju itu, ternyata kuncinya bukan sumberdaya alam, tapi teknologi," ujar Emil dalam peluncuran 'Digital Library' ISNU Jatim di Surabaya, Rabu 3 Juli 2024 malam.
Dalam acara yang dihadiri Ketua Umum PP ISNU Prof DR HC Ali Masykur Moesa, Penasehat ISNU, Rektor Universitas Airlangga (Unair), Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof DR M Nasih, dan Stafsus Wapres KH Masduqi Baidlowi serta ratusan anggota ISNU lainnya, Emil menjelaskan Indonesia saat ini mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen.
"Untuk menjadi negara maju mestinya mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen lebih. Tapi sekarang 5 persen saja ngos-ngosan (sekuat tenaga), karena itu perlu fokus pada kunci kemajuan, yakni teknologi. Bukan pertambangan atau pertanian. Orang-orang terkaya di negara-negara maju itu bukan karena sumberdaya alam yang melimpah, tapi teknologi. Kita banyak sumberdaya alam, tapi belum mandiri," katanya.
Oleh karena itu, Emil Dardak mengapresiasi "Digital Library" karena akan mendorong tumbuhnya kecendekiawan di kalangan NU dan mendorong fokus pada kunci kemajuan negara. Dengan begitu ISNU Jatim menjadi pionir dalam "Islamic Scholars" di kalangan NU secara nasional.
"Dengan Digital Library, ISNU akan memiliki dua peran penting, yakni mewadahi potensi/dialektika intelektual dan kecendekiawanan sebagai produser, bukan konsumer. Digital Library akan mendorong Islamic Scholars di NU," tandasnya dalam acara yang juga dihadiri Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Pemprov Jatim. Juga Dewan Pendidikan, MUIMUI, dan PWNU.
Pandangan itu didukung Penasehat ISNU Jatim yang juga Rektor Unair Prof DR M Nasih. "Dari sisi infrastruktur kesehatan, pendidikan, dan sains itu, kita masih sangat berat untuk maju. Karena itu perlu tindakan radikal dalam infrastruktur non-teknis itu. Di sini, ISNU dapat berperan dalam menumbuhkan inovasi atau teknologi," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PP ISNU Prof DR HC Ali Masykur Moesa mengatakan, kunci kemenangan dalam peperangan atau revolusi pada masa depan adalah ilmu. Karena dengan ilmu akan bisa memenangi persaingan apapun. Apalagi, sumberdaya manusia di ISNU saat ini sudah bukan hanya ahli ilmu agama, tapi ahli nuklir juga sudah punya.
"ISNU ke depan harus profesional agar menjadi the winner dalam kompetisi. Saya nggak merasa sebagai ketua ISNU, tapi saya adalah ISNU, follower yang menentukan kepemimpinan, bukan hubungan atas-bawah lagi, tapi dialektika keilmuan di ISNU itu. Bukan mencari apa-apa di ISNU, tapi memberi untuk ISNU," katanya.
Dalam acara peluncuran perpustakaan digital yang juga dirangkai dengan "Charity Night" untuk Kantor PW ISNU Jatim itu, Ketua PW ISNU Jatim Prof Mas'ud Said MA menegaskan bahwa perpustakaan, literasi, buku, dan jurnal adalah bidang garap ISNU.
"Buku itu jendela masa depan, buku itu kunci mengubah dunia, karena itu ISNU Jatim menggagas Digital Library. Perpustakaan yang sudah ada di Kantor ISNU saat ini mayoritas disumbang pengurus, sekarang kita kembangkan agar lebih bermanfaat untuk masyarakat. Tugas ini berat, tapi kalau mau menjadi juara ya ISNU is NU," katanya.
Hingga acara peluncuran Perpustakaan Digital, ISNU Jatim sudah menghimpun 200-an buku secara digital. Sedangkan perpustakaan non-digital di Kantor PW ISNU Jatim di Jalan Taman Gayungsari Barat I, Pagesangan, Surabaya, juga sudah mengoleksi ribuan buku yang juga terbuka untuk publik/umum. (*)