COWASJP.COM – PARA pakar atau pengamat sepakbola Eropa dan Asia tampak sangat berhati-hati memprediksi dua partai semifinal Euro 2024. Mereka mengalkulasikan semua tim: Spanyol, Prancis, Belanda dan Inggris memiliki kekuatan yang relatif seimbang.
Mari kita lihat kembali prediksi pakar sepakbola Eropa di bawah ini:
Rabu 10 Juli
02.00 Spanyol vs Prancis
Kemungkinan menang:
Spanyol 35%
Extra time 34%
Prancis 31%
Versi Asia: 0:0, tanpa handicap.
Kamis 11 Juli
02.00 Belanda vs Inggris
Kemungkinan menang:
Belanda 30%
Extra time 33%
Inggris 37%
Versi Asia: 0:0, tanpa handicap.
Tidak ada tim yang lebih unggul persentase menangnya di atas 30%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua partai semifinal adalah pertandingan yang sulit bagi semua tim untuk dikatakan pasti atau hampir pasti menang.
Walaupun pelatih tim Belanda, Ronald Koeman, telah secara terbuka mengungkap "angan-angannya". Koeman berkata: 'Andai Belanda lolos ke final, Ronald Koeman lebih suka bertemu Spanyol di final."
BACA JUGA: Psy War Boleh, tapi Jangan Meremehkan Lawan
Dia tampak yakin Belanda bisa menyingkirkan Inggris. Dan, Spanyol akan bisa menaklukkan si Raja Keberuntungan: Prancis.
Namun, menurut kalkulasi pakar sepakbola Eropa, peluang menang Inggris 37%, hanya lebih besar 7% dari Belanda 30%. Sedangkan di partai Spanyol vs Prancis, kemungkinan menang Spanyol 35%, Prancis 31%. Spanyol hanya 4% lebih besar.
Spanyol akan bertanding tanpa tiga pemain andalannya, yaitu Dani Carvajal (kartu merah), Robin Le Normand (akumulasi kartu), dan Pedri (cedera ditekel Toni Kroos).
Pelatih Spanyol Luis de la Fuente harus menentukan pemain pengganti yang pas untuk posisi bek kanan dan bek tengah. Kemungkinan Jesus Navas akan menggantikan Carvajal. Dan, Nacho Fernandez dan atau Daniel Vivian akan menggantikan Robin Le Normand (cnnindonesia.com, 7 Juli).
BACA JUGA: Big Match Spanyol vs Jerman Nilai 95, Big Match Belanda vs Turki Nilai 80
Siapa yang akan dipilih de la Fuente, kita lihat saja di pertarungan Rabu dinihari 10 Juli.
Sebaliknya Prancis bisa tampil full team. Bahkan Prancis bisa menurunkan Adrien Rabiot (central defender) karena sudah terbebas dari sanksi akumulasi kartu.
Mungkin hal ini yang menyebabkan kemungkinan menang Spanyol hanya unggul 4% dari Prancis. Walaupun Spanyol masih difavoritkan akan sukses merebut tahta juara kali ke-4. Kalau benar Spanyol juara lagi, maka Spanyol membukukan rekor juara terbanyak. Juara tahun 1964, 2008, 2012 dan 2024 kalau benar-benar juara.
Lebih banyak dari Jerman 3 kali (Jerman Barat 2 kali -- 1972 dan 1980, dan Jerman 1 kali -- 1996).
Sementara itu, di kubu Inggris, pelatih Gareth Southgate dihajar rentetan kritik tajam oleh pers Inggris dan netizen. Mengapa tim Inggris tampil tanpa greget? Inggris hanya bisa membukukan 5 gol dari 5 pertandingan (babak grup sampai 8 Besar). Bandingkan dengan Spanyol yang telah melesakkan 11 gol, Belanda 9 gol, dan si Raja Keberuntungan Prancis yang gol murninya hanya 1 gol.
BACA JUGA: Tim Paling Beruntung Hanya Les Bleus Prancis
Inggris dikecam mulai dari soal kehilangan jati dirinya sebagai tim Inggris yang dikenal cepat, penuh semangat sampai peluit akhir, dan haus gol. Bermain monoton sampai pada pemilihan pemainnya. Namun, Southgate menerima semua kritikan tajam itu dengan bijaksana.
"Dengar, saya tidak bisa membendung pendapat pribadi. Anda tahu, pekerjaan ini bisa membuat anda dikritik habis-habisan dan kapabilitas Anda juga bisa dipertanyakan," kata Southgate dikutip dari The Independent, dan dilansir cnnindonesia.com.
"Tapi, saya merasa beruntung bahwa tim ini mampu bertahan sekaligus bangkit dan membuat saya menjadikan (kritik) ini sebagai bahan bakar (lawan Belanda). Saya tahu ingin dibawa ke mana tim ini," tuturnya.
Sekecil apapun peluangnya, Inggris mungkin saja bisa lolos ke final. Inggris memang belum pernah juara di pentas Euro. Tapi siapa tahu bahan bakar kritikan tajam itu bisa membuat Inggris berubah jadi garang dan meledakkan kejutan? Inggria sukses merebut tahta juara kali pertamanya di pentas Euro?
Sikap bijak Gareth Southgate bertolak belakang dengan sikap pelatih Prancis, Didier Deschamps. Deschamps tampak kesal dengan serbuan kritik pers dan netizen Prancis.
BACA JUGA: Bisakah Portugal dan Turki Tembus Semifinal?
Inilah tanggapannya: "Jika Anda bosan (menonton pertandingan Prancis), silahkan ganti channel saja. Tidak masalah. Anda tidak harus menonton pertandingan kami. Ini adalah turnamen Eropa, sangat sulit bagi semua orang hingga saat ini. Itu telah terjadi pada kami di edisi sebelumnya tetapi kami juga memiliki kemampuan untuk membuat banyak orang bahagia," kata Deschamps dikutip dari Mundo Deportivo.
"Ada masa-masa di negara kita ketika kita mengalami masa-masa buruk dalam hal sepakbola. Saya minta maaf jika sepak bola kami membosankan, itu membuat saya merasa tidak enak," ucap Deschamps menambahkan.
Perbedaan sikap, faktor keuntungan, dan spirit tempur ini menjadikan arena Euro 2024 makin memikat. Apakah arena neraka ini akan memakan korban lagi setelah dua tim papan atas dunia: Italia dan Jerman tumbang?
Kita tunggu saja apa yang akan terjadi sebenarnya.(*)