Catatan Ringan Euro 2024

Spanyol Ukir Dua Rekor, Sekaligus Lengserkan si Raja Keberuntungan

Dua bintang muda Spanyol. Lamine Yamal (kiri) ciptakan rekor pencetak gol termuda. Nico Williams (kanan) pemain muda yang mengejutkan. (FOTO: Angelos Tzortzinis / AFP - tribunnews.com)

COWASJP.COMSUKSES  gemilang Matador Spanyol menumbangkan Les Bleus Prancis di semifinal Euro 2024, Rabu dinihari 10 Juli, terasa sangat fenomenal. 

Dengan kemenangan itu, Spanyol mengukir dua rekor langsung. Pencapaian yang langka. 

1.Spanyol menjadi tim pertama yang membukukan 6 kemenangan beruntun di pentas Euro. Rinciannya: 3 kali menang di babak grup, 1 kali menang di 16 Besar, 1 kali menang di 8 Besar, plus 1 kali menang di semifinal.

Apabila Spanyol menang lagi di partai final (juara), Senin dinihari 15 Juli, maka Spanyol mengukir indah 7 kemenangan beruntun. Inilah rekor yang dahsyat! Tak hanya di pentas Euro, juga di pentas Piala Dunia! Amat sangat sulit dipecahkan. 

BACA JUGA: Pakar Sepakbola Tampak Hati-Hati Prediksi Semifinal​

Rekor ini hampir pasti akan bertahan sangat lama. Paling banter hanya disamai, tidak akan dilampaui. 

Tim-tim yang lain, paling hanya membukukan 5 kemenangan beruntun, sampai semifinal. Yang satu laga lagi entah seri atau kalah. 

2.Sayap kanan Spanyol, Lamine Yamal, sukses menjadi pemain termuda yang bisa mencetak gol indah di pentas Euro.  Bahkan termuda di pentas Piala Dunia. Yamal pada pada 13 Juli 2024 ini baru genap usia 17 tahun. Lahir 13 Juli 2007.

BACA JUGA: Psy War Boleh, tapi Jangan Meremehkan Lawan​

Diberitakan timesindonesia.co.id, Yamal memecahkan rekor Johan Volanthen yang sudah bertahan 20 tahun lebih. Tepatnya saat Swiss menghadapi Prancis pada Euro 2004.

TOP 10 PENCETAK GOL TERMUDA PIALA EROPA:

1.Lamine Yamal (Spanyol vs Prancis - 9 Juli 2024) – 16y tahun, 362 days

2.Johan Vonlanthen (Swiss vs Prancis - 21 Juni 2004) – 18 tahun, 141 hari

3.Wayne Rooney (England vs Switzerland - 17 Juni 2004) – 18 tahun, 237 hari

4.Renato Sanches (Portugal vs Polandia - 30 Juni 2016) – 18 years 317 hari

5.Dragan Stojkovic (Yugoslavia vs Prancis - 19 Juni 1984) – 19 tahun, 108 hari

6.Arda Güler (Turki vs Georgia - 18 Juni 2024) – 19 tahun, 114 hari

7.Cristiano Ronaldo (Portugal vs Yunani - 12 Juni 2004) – 19 tahun, 128 hari

8.Ferenc Bene (Hungaria vs Spanyol - 17 Juni 1964) – 19 tahun, 183 hari

9.Cristian Chivu (Rumania vs Inggris - 20 Juni 2000) – 19 tahun, 238 hari

10.Patrick Kluivert (Belanda vs Inggris - 18 Juni 1996) – 19 tahun, 353 hari

TOP 4 PENCETAK GOL TERMUDA PIALA DUNIA:

1.Lamine Yamal - Spanyol (16 tahun 362 hari)

2.Pelé - Brasil (17 tahun 239 hari)

3.Manuel Rosas - Meksiko (18 tahun 93 hari)

4.Gavi - Spanyol (18 tahun 110 hari)

Tampaknya, rekor Lamine Yamal juga akan bertahan sangat lama.

Perlu ditambahkan, walaupun Prancis akhirnya kalah, namun mereka mampu menampilkan permainan terbaiknya di pentas Euro 2024. Inilah peak performance Prancis. Laga Spanyol vs Prancis layak bernilai 90. 

Perlawanan Prancis luar biasa. Pertandingan berjalan mendebarkan. Rangkaian serangan laskar Les Bleus membahayakan. Sayang Kylian Mbappe lagi-lagi gagal mencetak gol saat berdiri bebas di kotak penalti Spanyol, tendangannya melambung tinggi di atas mistar gawang. Mbappe kayak kehilangan killing kick-nya. 

**

SUKSES LUIS DE LA FUENTE

Kemenangan Spanyol di semifinal ini sekaligus melengserkan Prancis dari tahta "Raja Keberuntungan." 

Ternyata keberuntungan pun ada batasnya. Keberuntungan sangat langka itu diperoleh Prancis yang cukup dengan 1 gol murni saja bisa melesat ke semifinal. Namun, semuanya berakhir ketika Prancis menghadapi Matador Spanyol. 

Sukses Spanyol menembus final Euro 2024, rasanya tak lepas dari peran pelatihnya: Luis de la Fuente Castillo, 63 tahun. Lahir 21 Juni 1961.

De la Fuente disebut sebagai pelatih yang berani meninggalkan gaya khas sepakbola Spanyol: tiki-taka. Bola-bola pendek dan rancak, bergerak cepat. Seperti yang diterapkan pelatih PEP GUARDIOLA. 

BACA JUGA: Big Match Spanyol vs Jerman Nilai 95, Big Match Belanda vs Turki Nilai 80​

De la Fuente berani menerapkan gaya sepakbola yang pragmatis, tapi efektif. Bila diperlukan bola panjang (operan jauh), ya harus dilakukan. Bisa saja tiki-taka sejenak, kemudian pragmatis lagi. Berselang-seling. 

Kalau perlu banyak pemain di belakang untuk bertahan, ya itu yang harus dilakukan. Jangan biarkan pemain lawan bergerak leluasa di benteng pertahanan. Pragmatis saja. 

Keberanian de la Fuente terbukti menghasilkan pencapaian luar biasa. Kini Spanyol telah mencapai final Euro 2024. Kalau di final nanti Spanyol sukses mengalahkan pemenang Belanda/Inggris, maka terciptalah rekor anyar! Spanyol tim pertama yang sukses JUARA 4 KALI EURO! 

Keberanian de la Fuente juga terlihat dari pilihannya terhadap Lamine Yamal sebagai pemain inti. Pemain remaja yang oleh pelatih Jerman, Julian Nagelsmann, dianggap pemain yang masih bau kencur itu. Feeling de la Fuente sangat kuat mengendus calon megabintang level dunia.

Satu lagi kejelian de la Fuente, yaitu ketika dia memilih pemain muda Nico Williams (sayap kiri)  jadi pemain inti. Kita rasanya tidak pernah tahu siapa Williams Junior ini. 

BACA JUGA: Tim Paling Beruntung Hanya Les Bleus Prancis​

Tahu-tahu dia dimainkan dan tampil memikat. Pemain klub Athtetic Bilbao, nama lengkapnya.Nicholas "Nico" Williams Arthuer. Pada 12 Juli tahun ini usianya genap 22 tahun, lahir tahun 2002. Dia masuk Akademi Sepakbola Athletic Bilbao tahun 2013, saat usianya 11 tahun.

Kemenangan Spanyol atas Prancis juga memposisikan Dani Olmo sebagai top scorer Euro 2024. Gol penentu kemenangan Spanyol di semifinal adalah gol ke 4 nya.

DAFTAR TOP SCORERS

Dani Olmo, Spanyol 4

Cody Gakpo, Belanda 3

Georges Mikautadze, Georgia 3

Jamal Musiala, Jerman 3

Ivan Schranz, Slovakia 3

Donyell Malen, Belanda 2

Fabian Ruiz , Spanyol 2

Harry Kane, Inggris 2

Jude Bellingham, Inggris 2

Kai Havertz , Jerman 2

Niklas Fullkrug, Jerman 2

Merih Demiral, Turki 2

Razvan Marin, Rumania 2

**

Setelah Italia dan Jerman, tambah satu tim papan atas dunia lagi yang telah gugur. Keempat tim semifinalis Euro 2024 semuanya tergolong tim papan atas dunia. 

Satu hal lagi yang perlu dicatat, bahwa aroma sakral Euro 2024 memakan korban karma lagi. 

Setelah pelatih Jerman Julian Nagelsmann berucap meremehkan Lamine Yamal sebagai pemain yang masih bau kencur, dan Jerman akan mampu mengatasi Spanyol, dan karmanya kontan: Jerman tersingkir! Siapa korban kedua? 

Adalah Didier Deschamps, pelatih Prancis. Ketika diserbu kritikan tajam pers dan netizen Prancis yang menilai Les Bleus tampil menjemukan. Jauh di bawah kehebatan era Zinedine Zidane, Deschamps menanggapinya dengan kesal (marah). "Kalau Anda tidak suka nonton pertandingan Prancis di TV, pindah channel saja!" ucapnya. 

BACA JUGA: Bisakah Portugal dan Turki Tembus Semifinal?​

Yang terjadi kemudian tim Prancis pun lenyap dari pentas Euro 2024. Kalah 1-2 oleh Spanyol. Tersingkir di semifinal alias tidak akan tampil lagi (di final). Pindah channel alias pulang kandang karena keok. 

Apakah hal ini kebetulan atau tidak, pentas Euro yang sakral ini kayaknya menjadikan masalah pengendalian emosi ini sangat utama. Jika ingin sukses, jangan meremehkan, jangan arogan, dan bijaksanalah menghadapi kritik setajam apapun. 

Apakah akan ada lagi korban kesakralan pentas Euro 2024? Bisa ada, bisa juga tidak. Apakah "angan-angan" pelatih Belanda, Ronald Koeman, termasuk melanggar arena sakral? Seolah Belanda sudah pasti lolos ke final, dan dia pilih Spanyol sebagai lawannya. Harapan dia benar, Spanyol lolos ke final. Tapi apakah Belanda bisa mengalahkan Inggris di semifinal, Kamis dinihari 11 Juli pukul 02.00 WIB? 

Kita tunggu saja bagaimana hasil akhir big match ini. (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda