COWASJP.COM – KITA sudah tahu hasil dua laga semifinal. Di semifinal I, Spanyol menang 2-1 atas Prancis tanpa extra time. Di semifinal II, Inggris secara mengejutkan mampu melibas Belanda 2-1, juga tanpa extra time.
So, partai puncak Euro 2024 adalah Spanyol vs Inggris.
Tentu hanya ada dua kemungkinan hasil duel puncak atau final Euro 2024, Senin dinihari 15 Juli di Stadion Olimpia, Berlin, nanti. Matador Spanyol yang sukses membukukan rekor gemilang jadi tim pertama yang sukses juara empat kali? Atau Three Lions Inggris yang ternyata bisa merebut gelar pertamanya di pentas Euro?
BACA JUGA: Spanyol Ukir Dua Rekor, Sekaligus Lengserkan si Raja Keberuntungan
Sejarah sepakbola dunia menunjukkan, ternyata tidak gampang menjadi juara baru.
Di pentas Piala Dunia, dari 209 negara anggota FIFA (Fédération Internationale de Football Association), hanya 8 negara (tim nasional sepakbola) yang bisa juara. Yaitu:
1 Uruguay
2 Italia
3 Jerman/Jerman Barat
4 Brazil
5 Inggris
6 Argentina
7 Prancis
8 Spanyol
HANYA 3,8 PERSEN dari total anggota FIFA.
Di pentas Euro (Piala Eropa), dari 54 tim nasional anggota UEFA (Union of European Football Associations), hanya ada 10 tim nasional yang sampai 11 Juli 2024 ini yang bisa juara. Yaitu:
1 Uni Soviet
2 Spanyol
3 Italia
4 Jerman
5 Cekoslovakia
6 Prancis
7 Belanda
8 Denmark
9 Yunani
10 Portugal
HANYA 18,5 PERSEN dari 54 anggota UEFA.
**
Terlihat bahwa persaingan kekuatan sepakbola level Piala Dunia jauh lebih sengit dari level Eropa. Bisa disimpulkan, peluang untuk menjadi juara baru di pentas Euro lebih longgar dari pentas Piala Dunia.
Kembali ke final Euro 2024, bagaimana peluang Inggris untuk juara?
KALKULASI ENGLAND EURO 2024.
Peringkat kandidat juaranya:
1 Spain 12/19 61%
2 England 3/1 25%
3 Belanda 11/2 15%
Catatan: Kalkulasi ini dibuat 9 Juli sebelum laga semifinal Belanda vs Inggris berlangsung.
Kalkulasi ini ternyata betul. Top 2 nya (finalis) Spanyol dan Inggris.
KALKULASI PAKAR UEFA
Kemungkinan menang (win probability):
Spanyol 40%
Extra time 33%
Inggris 27%
Versi Asia: Inggris divoor 1/4.
Berarti, matematisnya, peluang Inggris cukup besar. Dua kali ini sudah Inggris menembus partai final secara beruntun. Yaitu di Euro 2020 (dilaksanakan 2021 karena Covid), Inggris menembus final dan bertarung kontra Italia. Namun laga puncak di Stadion Wembley London, 11 Juli 2021, Inggris kalah. Italia menang adu penalti 3-2 atas Inggris, setelah seri 1-1 sampai extra time.
Jerman membutuhkan dua kali menjadi finalis beruntun (1976 dan 1980) untuk menjadi juara kedua kali. Hebatnya, Jerman juara pertama kali tahun 1972). Jadi dalam tiga edisi (selang 8 tahun), Jerman bisa juara dua kali!
Namun, Prancis, Belanda, Denmark, Yunani dan Portugal tidak membutuhkan jadi finalis beruntun.
BACA JUGA: Pakar Sepakbola Tampak Hati-Hati Prediksi Semifinal
Jadi, faktor menjadi finalis beruntun tidak terlalu menentukan. Yang menentukan, tampaknya, semangat kuat merebut trofi juara, ketenangan (pengendalian rasa), kejituan strategi, dan faktor keberuntungan dari kedua kubu.
Orang Jawa mengatakan, "ojo ndhisiki kersaning Allah." Jangan mendahului kehendak Allah. Belum bertanding sudah merasa yakin menang. Seperti yang diangan-angankan pelatih Belanda, Ronald Koeman. Sebelum laga semifinal Belanda vs Inggris, dia berkata: "Kalau Belanda lolos ke final, saya pilih Spanyol jadi lawan." Seolah yakin bisa mengalahkan Inggris. Faktanya, Belanda kalah 1-2 oleh Inggris. Koeman menjadi korban ketiga dari aroma sakral Euro 2024.
Setelah merasakan kekalahan timnya oleh Inggris, Koeman kini tampak lebih arif. Tentang final Spanyol vs Inggris, Koeman yakin Inggris punya kans bagus mengalahkan Spanyol.
"Ini adalah sepakbola, dan jika Anda menyaksikan seluruh pertandingan mereka, mungkin timnas Spanyol bermain sedikit lebih ofensif, dengan pemain-pemain sayap, permainan yang bagus dari belakang, penguasaan bola yang bagus. Anda mesti menghentikan hal itu," tuturnya.
BACA JUGA: Psy War Boleh, tapi Jangan Meremehkan Lawan
"Namun, Inggris sudah di final dan mereka punya kemungkinan untuk memenangi kejuaraannya, mungkin. Dari luar, Spanyol bermain di level tinggi, tapi Inggris bisa menghentikan mereka. Kenapa tidak?" lanjut Koeman, seperti dikutip detik.com.
Sebagai pihak yang netral, Koeman menilai apabila nanti Inggris sukses merebut tahta juara pertama kalinya, hal itu bukanlah keajaiban. Karena keajaiban adalah sesuatu yang menurut akal mustahil bakal terjadi. Dikategorikan sebagai kejutan hebat saja.
Toh kalkulasi para pakar juga begitu. Inggris hanya divoor tipis: 1/4. Peluang extra time-nya cukup besar: 33%.
**
Apa komentar pelatih kedua kubu finalis?
Komentar Luis de la Fuente, pelatih La Furia Roja Spanyol mencerminkan kerendahan hatinya.
Usai timnya mengalahkan Prancis 2-1 di semifinal I, Rabu 10 Juli dinihari WIB, De la Fuente menjawab seperti ini ketika ditanya para wartawan. "Inggris dan Belanda merupakan tim yang sama kuatnya. Inggris maupun Belanda sama-sama hebatnya. Inggris atau Belanda yang akan kita hadapi di final, menuntut yang terbaik dari kami," ucap De la Fuente.
Lantas, apa komentar Gareth Southgate, arsitek Timnas Inggris? "Mereka (Spanyol) memperagakan permainan menekan dengan sangat baik. Kami harus tampil luar biasa saat menguasai bola dan harus menjadi luar biasa pula tanpa bola. Ini adalah final, jadi Anda mengharapkannya seperti itu. Mereka adalah tim terbaik. Kami mulai menunjukkan versi diri kami yang lebih baik," katanya.
BACA JUGA: Big Match Spanyol vs Jerman Nilai 95, Big Match Belanda vs Turki Nilai 80
Komentar kedua pelatih sama bijaknya. Apakah tahun ini saatnya Inggris juara? Rasanya, sulit untuk memastikan. Kita hanya berharap, semoga duel puncak ini berkualitas tinggi, dan layak bernilai 95. Seperti the real final Jerman vs Spanyol di 8 Besar, 5 Juli lalu.
Partai Belanda vs Inggris Kamis 11 Juli dinihari WIB, berlangsung dalam tempo sedang-sedang saja. Tidak hebat dan mendebarkan. Cukup bernilai 70 saja.
Tapi, mungkin dengan cara itulah Inggris bisa meredam keganasan Belanda. Lebih banyak menguasai bola, sambil mencari peluang gol. Apakah Inggris akan menerapkan cara main yang sama saat menghadapi Spanyol? Ada Lamine Yamal, ada Dani Olmo, dan ada Nico Williams yang mengancam pertahanan mereka.
Seperti apakah cara main yang akan diterapkan Southgate? Inilah yang perlu kita tunggu Senin 15 Juli dinihari nanti. Siapa pun juaranya, semoga laga final ini menjadi laga akbar yang tak terlupakan.(*)