Laporan Okky dari Portugal (61)

Adakah yang Menggiurkan Bila Hidup di Manca Negara?

Aneka lombok yang bisa dibeli di supermarket Portugal. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

COWASJP.COM – Di manakah alasan yang kira-kira menggiurkan untuk tinggal di luar negeri? Untuk mendapatkan life quality terbaik? 

Apakah benar tinggal di luar negeri lebih indah? Gaji besar, sekolah gratis, fasilitas kesehatan oke, udara bersih, air kran bisa langsung diminum. Selalu dihargai apa pun profesinya? Belajar banyak budaya, dapat tunjangan tambahan untuk anak? Hukum dan aturan jelas? Lingkungan lebih aman, fasilitas umum bersih? Bisa simpan banyak tabungan, produktif kerja, produktif liburan, mental health diutamakan, transportasi publik sangat mumpuni? 

Pengalaman penulis dan keluarga di Swiss dan Portugal selama 3 tahun menjadi momen yang tidak bisa dilupakan. Seakan masih bermimpi bagi kami berempat yang bisa mendapatkan pengalaman melihat belahan bumi seberang. 

BACA JUGA: Tiga Tahun Merantau di Eropa Menguntai Berbagai Pelajaran Kehidupan​

Masya Allah. Rencana Tuhan memang yang paling sempurna. Melihat kumpulan foto di galeri hp yang tersimpan sejak tahun 2020. Mengenang detik-detik sebelum keberangkatan DoubleZ berpetualang di Eropa. Zirco masih umur 4,5 tahun dan Zygmund masih 10 bulan. 

Pantas saja para kakek nenek DoubleZ sudah kangen berat. Sekarang usia mereka sudah hampir 8 dan 4 tahun.

Selama di Indonesia hampir tidak pernah ikut belanja ke pasar tradisional untuk beli ayam, ikan, daging, atau sayur. Belanja ke supermarket bisa cuma sebulan sekali. Langsung mborong semuanya. 

BACA JUGA: Ketika Ibu dan Dua Anak Kecilnya Ditinggal Trip Bisnis Suaminya ke Mancanegara​

Namun, sejak tinggal di Swiss dan Portugal kegiatan belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah wajib dilakukan setiap minggu dengan mengontrol budget. Pasar tradisional dan supermarket ada semua di sini. Kami lebih nyaman untuk belanja di supermarket. 

DoubleZ betah menemani belanja. Zirco sudah punya list belanjaan sendiri juga.

oky.jpg

\DoubleZ yang selalu ikut belanja ke supermarket di dalam mall bersama suami penulis Fariz Hidayat. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Bahkan di Swiss supermarket hanya buka dari Senin – Sabtu. Itu pun hari Sabtu hanya setengah hari. Jadi, saat belanja harus benar-benar dicatat kebutuhannya apa. 

Pernah susu formula Zygmund habis kala hari Minggu. Kami langsung shock seketika karena semua supermarket dan apotek tutup. Akhirnya kami menemukan 2 supermarket kecil yang buka karena letaknya di dalam stasiun. 

Fyuuuh, semenjak itu kami tidak terlalu deg-degan lagi kalau butuh urgen.

BACA JUGA: KBRI Gelar Pasar Kuliner Indonesia 2024 di Lisabon​

Beda dengan di Portugal. Supermarket buka selama 7 hari dan sampai malam. Rata-rata tutup jam 22.00 WEST (Western European Summer Time). Kalau supermarketnya ada di mall, buka sampai jam 23.00 WEST. 

Tips belanja saat sedang merantau di negeri orang adalah jangan semua-semuanya dikonversikan ke rupiah. Karena jelas 4x lebih mahal. 1 bulan pertama sudah pasti stress gak karuan. Sehingga sangat sering kami belanja mencari produk yang termurah, hahaha. 

Produk yang termurah biasanya dengan merek si supermarket itu sendiri. Misal belanja di Indomaret, maka hampir semua belanjaan kami mereknya Indomaret, kalau membeli merek Indofood/Unilever itu sudah mewah.

Bawa tas belanjaan berat plus dorong stroller sambil berlari-lari mengejar bus dan metro di Swiss adalah hal yang biasa. Namun, tidak biasa di Portugal. 

Di Portugal rata-rata orang belanja menggunakan mobil. Maka troli supermarket pun didorong hingga ke parkiran mobil. 

oky2.jpg

Awal merantau serasa stres melihat harga mahal di supermarket. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Bagaimana yang tidak punya mobil? Mereka pasti akan belanja di supermarket terdekat yang mungkin bisa ditempuh dengan jalan kaki atau naik bis 1x jalan. 

Hampir di tiap daerah pemukiman ada fasilitas supermarket yang memadai. Di area rumah kami tinggal pilih, ada toko kecil yang jaraknya 200 meter. Ada supermarket besar yang jaraknya  400 meter. Agak jauh, tapi harganya agak mahal. Kami biasanya pilih belanja di supermarket besar harga terjangkau yang ada di dalam mall. Jaraknya sekitar 5 km dari rumah. Naik mobil 10 menit sudah sampai shopping mall. 

BACA JUGA: UMR Rp 14 Juta Tidak Cukup untuk Bayar Sewa 1 Kamar Apartemen di Pusat Kota Lisbon​

Tinggal di apartemen dengan ukuran luas hampir 150 meter persegi membuat kami tidak merasa sumpek (sesak). Sebelumnya di Indonesia, kami tinggal di rumah yang ukurannya 3x lipat bersama keluarga besar. Hal ini membuat kata “sederhana dan cukup” hadir di kehidupan sehari-hari. 

DoubleZ cukup memiliki 1 ruang untuk full bermain. Papi Fariz memiliki 1 ruang eksklusif untuk fokus bekerja dari rumah. Ruang tamu yang bersebelahan dengan ruang makan cukup menciptakan suasana hangat di rumah. Dapur dan laundry room yang berdekatan membuat ruang gerak menjadi super lincah dan sederhana. 

Tidak begitu banyak debu yang masuk di lantai 4, membuat rumah tidak perlu disapu dan dipel setiap hari. Dipel cuma seminggu sekali, di sapu sekitar 3x sehari. Menyapu cukup menggunakan vacuum cleaner. Tapi untuk ruang makan hampir disapu setiap hari karena bekas makanan berceceran ulah DoubleZ. 

Meskipun pekerjaan rumah banyak dan melelahkan, tetap menjadwalkan mana yang prioritas dikerjakan terlebih dahulu. Rumah sudah kayak kapal pecah pun tidak ada yang protes. Kalau sudah capek bersama, maka masih ada lain hari untuk membersihkan rumah. Hahaha. 

Pernah suatu ketika harusnya mau bersih-bersih rumah, malah disuruh suami untuk jalan pagi dan me time mumpung anak-anak di sekolah.  

oky1.jpg

DoubleZ sudah merasakan merantau 3 tahun di Eropa. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Hidup di luar negeri itu memang banyak tantangannya. Adaptasi dengan budaya di sini penting banget. Yang biasanya suka nyerobot antrian, maka dipastikan bakal susah diterapkan di sini. Lingkungan kondusif dan aman memberikan rasa nyaman tersendiri. 

Jalan-jalan cuma bertiga sama anak-anak ke taman atau mall tidak takut diculik atau dirampok. Air dan udara bersih bisa didapatkan gratis. Tidak memiliki tetangga/teman/kerabat yang julid atau sok kepo. Karena kebanyakan orang sini tidak ingin tahu dengan kehidupan orang lain. Kecuali sudah benar-benar dekat, maka mulailah rumpi. Hihihi. 

BACA JUGA: Tidak Ada THR, tapi Pekerja Terima 14 Kali Gaji per Tahu​

Bos di kantor tidak pernah kirim chat atau email ke karyawannya kalau sudah mengajukan cuti liburan. Bye bye laptop, cuti pun terasa tenang dan menikmati. 

Purchasing power menjadi salah satu life quality di sini. Apa maksudnya? Misal anak muda dengan gaji UMR Portugal (740 Euro / Rp. 13.000.000) mampu membeli hp Iphone 15 Pro Max dengan cicilan 3 tahun lho. Kok bisa? Katakanlah harga hp 1300 Euros (Rp. 22.000.000), si toko hp bisa menawarkan cicilan 20 Euros (Rp. 340.000) per bulan selama 35x cicilan. Dengan gaji 740 Euros bisa menyisihkan uangnya 20 Euros demi bergaya punya hp iphone terbaru. Xixixixi. 

oky34jpg.jpgApartemen yang nyaman selalu menjadi tempat kami untuk merayakan pesta ulang tahun

Kalau di Indonesia dengan gaji UMR misal Rp.5.000.000 kemudian ingin beli Iphone 15 pro max dengan metode cicilan kira-kira worth it nggak ya? 

Apa kenikmatan untuk anak-anak yang tinggal di luar negeri? Apakah mereka mendapatkan makan siang gratis seperti program yang sedang digodog oleh pemerintah Indonesia? Nantikan lanjutan flashback 3 tahun DoubleZ merantau di Eropa, edisi spesial di bulan Juli.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda