COWASJP.COM – Perjalanan darat Surabaya – Jakarta jarang ditempuh menggunakan mobil pribadi. Lebih efisien memilih jalur udara karena waktu tempuh hanya 1 jam. Ada pilihan lain, naik kereta api. Dengan jarak 800 km diperlukan waktu hampir 12 jam untuk bisa sampai. KA Argo Bromo bisa menempuh hanya 8 jam. Begitu juga dengan naik mobil pribadi.
Yang jaraknya lebih dekat, 650 km (Surabaya – Tasikmalaya), waktu tempuhnya pun sama.
Bagaimana dengan perjalanan darat Lisbon (Portugal) ke Madrid (Spanyol) yang terpaut 650 km?
Berapa jam kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk jalur darat? Madrid adalah ibukota negara Spanyol. Sama seperti Lisbon yang merupakan ibukota Portugal. Madrid merupakan kota yang sibuk dan rame. Semua pusat ekonomi dan politik ada di Madrid. Jutaan turis setiap tahunnya selalu berdatangan, jumlahnya hampir 10 juta wisatawan per tahun.
Madrid terkenal dengan banyaknya festival, kuliner yang enak, kekayaan budaya di Eropa, dan tak ketinggalan pertandingan sepakbola. Apa saja hayoo klub sepakbola di Madrid?
Madrid menjadi tujuan kota pertama yang dikunjungi DoubleZ (kedua anak kami Zirco dan Zygmund) untuk liburan musim panas. Jarak 650 km (dari apartemen ke hotel di Madrid) ditempuh dalam waktu 7 jam menggunakan mobil. Sebenarnya kalau lancar tanpa berhenti 6 jam pun sampai. Tetapi hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena kami (saya dan Papi Fariz Hidayat) mengajak 2 bocah. Butuh waktu untuk istirahat makan siang, pipis, dan juga mampir beli kopi. Biar Pak Supir (read: suami) tidak mengantuk.
Sudut lain di Stadion Santiago Bernabeu. (FOTO: Fariz Hidayat)
Perjalanan Lisbon – Madrid full melalui toll. Jalan toll di sini sedikit berbeda dengan akses di Indonesia. Tidak banyak truk melintasi toll. Sehingga selama perjalanan tidak ditemukan kemacetan. Perjalanan santai dengan kecepatan maksimum 130 km/jam pun terasa nyaman.
Tidak pernah ada kemacetan mendekati gerbang bayar toll. Ada pintu pembayaran otomatis, semi manual, dan manual. Apa bedanya?
Pembayaran otomatis artinya tidak ada portal penutup. Chip pembayaran toll yang terhubung dengan rekening bank sudah terinstal di kaca mobil. Sehingga saat mobil lewat otomatis ter-scan dan saldo rekening dipotong. Tidak ada kartu yang perlu ditempelkan.
Semi manual artinya pengendara mobil perlu membayar toll di mesin pembayaran. Tidak ada penjaga, cukup membayar menggunakan kartu debit seperti biasa.
Sedangkan yang terakhir pintu manual berarti masih ada penjaga dan pengendara membayar memakai uang cash.
Bubble tea terkenal asli dari Taiwan. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Mobil kami telah terpasang chip pembayaran otomatis. Sehingga mobil tinggal lewat saja tanpa hambatan.
Biaya toll yang perlu dikeluarkan sebesar 45 euros (Rp. 810.000). Toll di Portugal membayar penuh. Namun berbeda dengan di Spanyol. Hanya perbatasan Portugal dan Spanyol dikenakan biaya 10 – 20 Euros karena saat melintas terlihat seperti jalanan baru dan sedang diperbaiki juga. Selebihnya di Spanyol, misal perjalanan dari Madrid ke Valencia gratiiiisssss tisssss. Padahal jarak tempuh juga lumayan panjang sekitar 400 km.
ASYIKNYA MOBIL VW ARTEON
Dengan mengendarai mobil VW series Arteon memberikan pengalaman nyaman meskipun berkendara jarak jauh. Mobil sedan dengan desain interior yang luas. Sehingga baik penumpang depan dan belakang merasakan ruang kaki yang tidak sempit.
Fitur teknologi mobil seperti line assistant, navigasi, koneksifitas dengan smartphone, pengereman darurat otomatis, peringatan untuk beristirahat adalah fitur yang disukai selama ini.
Mobil ini di desain bahan bakar hybrid (electric dan gasoline). Sebelum berangkat telah diisi penuh listrik dan bensinnya. Mobil di desain semaksimal mungkin untuk menghemat bensin (apabila listrik selalu ada). Untuk biaya bensin Lisbon – Madrid (650 km) harus dipersiapkan sekitar 80 euros (Rp. 1.440.000). Harga bensin di Portugal 1,7 euros per liter (Rp.30.600/liter). Sedangkan untuk mengisi bahan bakar listrik tidak selalu kami lakukan, karena sering kali kartu pengisian yang kami punya tidak bisa dipakai di area Spanyol. Jadi lebih sering mengisi bensin.
Culture shock juga terjadi di Spanyol. Meskipun Spanyol adalah tetangga terdekat Portugal, namun ada beda waktu 1 jam lebih cepat dari Portugal. Kami yang terbiasa bangun jam setengah 6 pagi ternyata sudah jam setengah 7 di Spanyol.
By the way jam setengah 6 pagi di Portugal matahari belum terbit ya kemarin saat summer. Sekarang sudah hampir memasuki musim gugur, jam 7 pagi masih gelap.
Selamat datang di Primark terbesar di Spanyol. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Hal yang membuat shock lagi adalah terkait jam makan. Normally, orang makan siang jam 12.00 – 13.00. Di Spanyol jam makan siang bisa jam 14.00 – 15.00. Sedangkan untuk dinner yang biasa jam 19.00 – 20.00, disana jam 21.00 atau 22.00 baru makan malam. Seriuussss??? Yes!!!! Sampai stress dan pusing tujuh keliling.
Restoran untuk makan malam baru buka jam 21.00. Tercepat buka paling jam 20.30. Rata-rata semua restoran begini, namun ada juga yang buka non stop yaitu fast food. Sebisa mungkin kita menghindari fast food kalau tidak ada pilihan lagi kepepet sudah lapar, hahaha.
Dalam tiga hari 2 malam di Madrid, kami menghabiskan waktu untuk kuliner makanan Korea (iyaaah, makan di resto Korea daripada resto Spanyol, haha). Belanja di salah satu brand fashion Primark yang terbesaaar di Spanyol. Primark adalah brand seperti Matahari yang terkenal murah semua harganya. Tidak hanya baju, tapi seluruh kebutuhan rumah tangga tersedia.
Kemudian dilanjutkan visit Stadion Santiago Bernabeu home ground klub sepakbola Real Madrid, dan beli es bubble tea – Coco (salah satu brand terkenal di Taiwan tetapi belum ada di Portugal).
Terus manaaaa liburan khas mengunjungi budaya/ museum/palace di Madrid?
Jalanan Gran Via Primark salah satu icon di Madrid. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Sayang sekali tidak ada. Palacio Real de Madrid, Puerta de Sol, Plaza Mayor, Templo de Debod, Mercado de San Miguel, Museum del Prado, dkk hanya kami kunjungi lewat You Tube saja. Hahahaha.
Mengunjungi stadion sepakbola di Eropa pertama kali lebih menarik bagi DoubleZ. Suasana menikmati duduk di tribun penonton cukup membuat deg deg an. Karena curam sekali di bagian teratas stadion (yang biasanya dijual tiketnya termurah).
Destinasi Santiago Bernabeu adalah spesial yang ditunggu-tunggu oleh Papi Fariz. Meskipun Real Madrid bukan klub jagoannya, tapi semangat antusias mengajak DoubleZ sungguh membara. Dalam waktu 2,5 jam tour stadion sudah cukup bikin kaki pegal jalan 7000 langkah.
Impian beliau ingin bisa melihat pertandingan sepakbola bersama DoubleZ.
Saatnya meninggalkan Hotel Eurostar Tower Madrid. Ini hotel favorit Zygmund, karena letaknya di tower tinggi bisa melihat seluruh kota Madrid. Desain kamar mandi yang ada bath up jacuzzi juga membuat Zygmund betah berendam. Tak kalah uniknya adalaha pihak hotel menyediakan sarapan NASI lhoo.
Pertama kalinya nginep hotel di Eropa yang ada nasinya. Variasi makanannya sungguh juara!!! Namun karena kena culture shock di hari awal, membuat kami langsung perut kembung. Pencernaan terganggu karena bedanya waktu makan. Untung ada tolak angin, obat segala penyakit bagi kami orang Indonesia yang tinggal di Eropa.
Next lanjut ke mana lagi ya setelah dari Madrid… Clue nya adalah salah satu kota di Spanyol yang memiliki pantai dan asal lahirnya makanan Paella. Cobaa tebak ya kawan pembaca. (Bersambung)