COWASJP.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berhasil masuk ke dalam daftar 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2025.
Rilis terbaru dari lembaga riset independen, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), yang berjudul The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2025, yang dilihat pada Rabu (9/10/2024).
Gus Yahya menduduki peringkat ke-19 dalam daftar 500 tokoh berpengaruh di dunia versi RISSC tersebut. Gus Yahya mampu mempertahankan posisinya di peringkat yang sama pada edisi tahun 2024.
Bagaimana perjalanan hidup Gus Yahya, berikut rangkumannya:
Gus Yahya lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 16 Februari 1966. Beliau terpilih sebagai Ketum PBNU pada usia 55 tahun. Keluarga Gus Yahya merupakan tokoh penting di NU, antara lain yaitu ayahnya KH Cholil Bisri dan pamannya KH Ahmad Mustofa Bisri.
Gus Yahya memulai pendidikannya di Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, yang didirikan oleh kakeknya, KH Bisri Mustofa. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, di bawah asuhan KH Ali Ma'shum. Selain pendidikan pesantren, Gus Yahya juga pernah menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Pada masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tahun 1999-2001, Gus Yahya ditunjuk sebagai juru bicara presiden bersama Wimar Witoelar dan Addie M. Massardi. Dalam perjalanan kariernya, ia juga menjabat sebagai Katib Aam PBNU periode 2015-2021, mendampingi Rais Aam KH Ma’ruf Amin (2015-2018) dan KH Miftachul Akhyar (2018-2021).
Pada 31 Mei 2021, ia dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) untuk periode 2018-2019.
Sebagai sosok yang aktif memperjuangkan perdamaian, Gus Yahya sering kali diundang menjadi pembicara di berbagai forum internasional. Ia dikenal luas berkat pandangan-pandangan progresifnya mengenai Islam Nusantara, yang mengedepankan semangat damai dan toleransi. Salah satu momen pentingnya terjadi pada Juni 2018 ketika ia menjadi pembicara di forum American Jewish Committee (AJC) di Israel.
Dalam kesempatan tersebut, ia memaparkan konsep rahmat sebagai solusi atas konflik global, termasuk konflik agama.
"Kita tampaknya sudah tidak lagi mampu membedakan dari mana konflik ini bermula dan bagaimana seharusnya diselesaikan," kata Gus Yahya.
Tak hanya berhenti pada wacana, Gus Yahya juga mendirikan Bayt ar-Rahmah li ad-Da’Wa al-Islamiyyah Rahmatan lil Alamin di Amerika Serikat, sebuah institut keagamaan yang bertujuan mempromosikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh mahluk.
Upayanya dalam menyebarkan pesan perdamaian dunia menjadikannya terpilih sebagai salah satu dari 500 Muslim paling berpengaruh di dunia.
Gus Yahya, kakak dari Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas, terus membawa suara Islam moderat dan toleran di kancah global, menjadikan pesan-pesan damai sebagai pondasi utama dalam meredakan konflik di seluruh Dunia.(*)