Kedokteran Hewan di Indonesia: Menjawab Tantangan dan Memanfaatkan Peluang

Kasus rabies masih menjadi masalah serius di Indonesia. Masih terjadi ribuan gigitan hewan (anjing) per tahun. (FOTO: Dok. FH Unair)

COWASJP.COMPenulis adalah mahasiswi semester I Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (FKH Unair). Sangat jarang tulisan yang membahas masalah kedokteran hewan. Itulah sebabnya penulis coba menuliskan sepintas tentang eksistensi kedokteran hewan. 

**

KEDOKTERAN HEWAN di Indonesia merupakan bidang yang semakin penting seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan hewan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Profesi ini tidak hanya berfokus pada perawatan hewan peliharaan, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan hewan ternak yang menjadi sumber pangan bagi masyarakat. 

Namun, meskipun memiliki peranan yang krusial, k, edokteran hewan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang memerlukan perhatian serius.

PERAN STRATEGIS DOKTER HEWAN

Dokter hewan memiliki tanggung jawab yang luas. Mulai dari diagnosis dan pengobatan penyakit pada hewan, hingga pencegahan penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia. 

Konsep One Health, yang mengakui keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, semakin mendesak untuk diterapkan di Indonesia. Dalam konteks ini, dokter hewan berperan penting dalam menangani masalah kesehatan masyarakat melalui pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis, seperti rabies, leptospirosis, dan influenza.

Pentingnya kedokteran hewan juga terlihat dalam sektor peternakan. Dengan meningkatnya permintaan akan produk hewani yang aman dan sehat, dokter hewan harus memastikan bahwa hewan ternak dalam kondisi baik dan bebas dari penyakit. Hal ini tidak hanya melindungi kesehatan hewan itu sendiri, tetapi juga menjamin keamanan pangan bagi konsumen

TANTANGAN MENGHADAPI ZOONOSIS

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh dokter hewan adalah penanganan penyakit zoonosis. Penyakit ini tidak hanya mengancam kesehatan hewan, tetapi juga dapat menyebabkan epidemi pada manusia. Misalnya, kasus rabies masih menjadi masalah serius di Indonesia. Sebab masih terjadi ribuan gigitan hewan dilaporkan setiap tahun. 

Dokter hewan harus aktif dalam kampanye vaksinasi dan edukasi kepada pemilik hewan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Keterbatasan sumber daya, terutama di daerah terpencil menjadi tantangan lain bagi dokter hewan. Banyak daerah yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap fasilitas medis atau obat-obatan yang diperlukan untuk perawatan hewan. 

Dalam kondisi ini, dokter hewan harus berinovasi dan mencari solusi kreatif untuk menjaga kesehatan hewan dengan sumber daya yang terbatas.

Meskipun kesadaran akan pentingnya kesehatan hewan semakin meningkat, masih banyak warga yang kurang memahami peran dokter hewan. Ketidakpahaman ini dapat menghambat partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi atau pencegahan penyakit. 

Dokter hewan sering kali harus berperan sebagai pendidik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan bagi hewan peliharaan dan ternak.

Di tengah tantangan tersebut, terdapat peluang besar untuk mengembangkan kedokteran hewan di Indonesia. Salah satunya adalah pembukaan Fakultas Kedokteran Hewan baru di berbagai Universitas, yang dapat membantu meningkatkan jumlah dokter hewan terlatih. Dengan bertambahnya jumlah lulusan setiap tahun, diharapkan kebutuhan akan tenaga profesional di bidang ini dapat terpenuhi.

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) pada April 2024, jumlah dokter hewan di Indonesia tercatat sekitar 13.500 orang. Padahal, kebutuhan dokter hewan di Indonesia masih sangat besar. Diperkirakan mencapai 50.000 orang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dibutuhkan penambahan dokter hewan minimal 5.000 orang per tahun. 

Selain itu, penerapan teknologi digital dalam pelayanan kesehatan hewan juga menawarkan peluang baru. Dengan kemajuan teknologi, dokter hewan dapat memanfaatkan aplikasi dan platform online untuk memberikan layanan konsultasi jarak jauh. Memudahkan pemilik hewan dalam mendapatkan informasi dan perawatan. Ini sangat relevan di era digital saat ini.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda