Tanam Tiga Jenis Pohon Langka

Sultan HB X Respons Deforestasi di Merapi

Foto: tangkaan layar Instagram

COWASJP.COM – Deforestasi nyata terjadi. Ini yang diakui Gubernur DIY Hamengku Buwono X. Namun, deforestasi di Merapi ini bukan karena sawit. Deforestasi di Merapi terjadi karena erupsi. Kawasan barat Merapi mengalami kebakaran seluas 200 ha pada erupsi Merapi Tahun 2010 lalu, hingga berdampak pada kerusakan mata air. 

Selain mencari pasokan sumber air dari daerah lain, DIY juga berupaya melakukan perbaikan hutan dengan menanam pohon di kawasan Merapi. Hamengku Buwono X pun memimpin kegiatan menanam pohon di kawasan Merapi. Ada 3 jenis pohon langka yang ditanam, yaitu sawo kecik, kepel, dan pranajiwa.

“Lereng Merapi tidak akan mencukupi seperti dulu. Sebelah barat telah terbakar beberapa tahun lalu seluas 200 hektare. Itu memang kembali, tapi tidak mungkin punya kecukupan. Oleh karena itu, penting pelestarian lingkungan di kawasan lereng Merapi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air,” papar HB X.

Giat tanam pohon pada Senin (20/1) ini berlangsung di Nawang Jagad dan melibatkan Pemda DIY, Kraton Yogyakarta dan Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama. Menurut Gubernur, selain dampak erupsi Merapi pada 2010 yang mengurangi ketersediaan air, pertumbuhan penduduk dan pembangunan infrastruktur juga menjadi faktor penyebab. Ya, kelangkaan air bersih terjadi karena deforestasi, betonisasi, polusi hingga global warming (pemanasan global) .

DIY menurut Sri Sultan membutuhkan pasokan air sebesar 800 liter per detik. Jumlah ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencapai 27.000 liter per detik. Apalagi, lonjakan jumlah penduduk DIY yang diproyeksikan mencapai 4 juta jiwa pada tahun 2025-2030, sehingga dipastikan akan meningkatkan kebutuhan air.

Gubernur DIY berharap gerakan menanam pohon dan menjaga lingkungan tetap lestari ini menjadi gerakan masif di masyarakat. Gerakan ini juga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih mencintai lingkungan dan alam sekitarnya.

“Dengan gerakan ini saya berharap, lingkungan itu tidak rusak tapi makin bagus, sehingga di lereng Merapi akan banyak tanaman. Dengan banyak tanaman tumbuh mata air baru yang memungkinkan masyarakat, juga yang di Sleman, bisa menikmati dengan baik,” ungkap HB X.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur juga mengapresiasi keterlibatan ormas lintas agama. Hal ini menjadi simbol dari persatuan dan tujuan yang sama, dalam upaya menjaga alam yang kita tempati sekarang. "Itu simbol daripada kemauan yang sama, saya kira kesadaran itu juga harus tumbuh ke anak-anak muda," tandasnya.

Sedangkan Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa, GKR Mangkubumi mengatakan, pasca erupsi Gunung Merapi 2010, banyak sungai yang tertutup lahar. Alam di kawasan Gunung Merapi tiap tahun juga semakin rusak. Kurangnya sumber mata air terjadi tidak hanya karena lahar gunung, namun juga banyaknya aktivitas manusia yang merusak salah satunya pertambangan pasir.

GKR Mangkubumi menegaskan jika alam rusak, maka akan memengaruhi elemen-elemen yang lain, misalnya saja gumuk pasir hingga air di sekitarnya. Belum lagi ditambah dengan aktivitas eksploitasi yang dilakukan oleh manusia.

"Kami ingin lebih banyak lagi pohon-pohon yang ditanam. Karena sejujurnya, sejak erupsi Merapi tahun 2010 yang agak besar itu banyak sekali sungai-sungai, dan aliran sungai yang tertutup. Nah, dengan penanaman yang semakin banyak ini, yang kemudian akan menimbulkan kembalinya sampai mengalir ke selatan. Mudah-mudahan dari teman-teman dari lintas agama bisa mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama menanam yang lebih luas lagi,” jelas GKR Mangkubumi.

Menurut GKR Mangkubumi, sangat penting untuk merawat keseimbangan pada alam semesta. Masyarakat dihimbau untuk jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri dan sesaat. Maka, meskipun giat tanam pohon yang dilakukan saat ini belum berdampak, bukan berarti tidak akan berguna. Target dan tujuannya adalah untuk 1000 tahun ke depan. (sumber humas pemda DIY)

Pewarta : Erwan Widyarto
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda