Pengukuhan Guru Besar Jadi Ajang Reuni Aktivis PRD

Andi Arief memeluk Nezar Patria. Keduanya aktivis korban penculikan rezim Orde Baru. (Foto-Fot: Capture video Andi Arief)

COWASJP.COM – Kritik tajam terhadap ekstremisme dalam adopsi teknologi pendidikan disampaikan Prof Dr Siti Murtiningsih saat menyampaikan pidato pengukuhan guru besar di UGM, Kamis (20/2/2025).  Ditegaskannya, menyerahkan pendidikan anak-anak kita sepenuhnya kepada mesin akan menjadi bencana bagi masa depan kemanusiaan kita. 

"Kita layak cemas ketika melihat anak-anak, banyak yang justru belajar banyak hal dari Youtube. Namun, menolak sama sekali keterlibatan mesin dalam proses pendidikan adalah sikap anakronis," urainya. 

Siti Murtiningsih menegaskan hal tersebut dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar dalam Bidang Filsafat Pendidikan pada Fakultas Filsafat UGM di Balairung Gedung Pusat UGM. Pidato pengukuhannya berjudul "Mendidik Manusia Bersama Mesin: Filsafat Pendidikan di Era Kecerdasan Buatan." 

Dikatakannya, ada begitu banyak hal dari teknologi kecerdasan buatan yang dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan proses pendidikan. "Karenanya, daripada menolak atau membiarkan mesin mengambil alih proses pendidikan, kita sebaiknya mulai membayangkan bagaimana mendidik manusia bersama mesin," tambah perempuan yang akrab disapa Titi ini. 

erwan1.jpgAndi Arief membelakangi lensa, mendekat ke Faesol Reza di acara pengukuuhan Prof Siti Murtiningsih.

Pengukuhan guru besar ini menjadi ajang reuni aktivis 98 terutama dari PRD. Titi merupakan istri Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria. Nezar merupakan salah satu aktivis PRD dan korban penculikan rezim Orde Baru. Tak pelak, kawan-kawannya pun ikut merayakan kebahagiaan ini. Di antaranya Andi Arief (Komisaris Independen PT PLN), Faesol Reza (Wamen Perindustrian), dan Mugiyanto Sipin (Wamen HAM). 

Tampak hadir juga Web Warouw (Pemred Bergelora dot com), Hari Subagyo (konsultan), Daniel Indrakusuma, Fendry Ponomban (penulis), Nining, dan Edy Suprapto. Aktivis mahasiswa lain terlihat Heri Sebayang, M Thoriq, Rommy Fibri, Victor Yasadana, Titok Haryanto dan lain-lain. 

Yang menarik, sejumlah aktivis PRD yang hadir ini sempat berkumpul dan ngobrol di ruang Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Dr Arie Sujito. Arie Sujito juga dikenal sebagai aktivis mahasiswa. Sepertinya mereka benar-benar reuni. Keceriaan reuni ini bisa dilihat di video akun Facebook Andi Arief. 

Kenapa Budiman Sudjatmiko tidak kelihatan? Menurut informasi, Budiman sebenarnya juga diundang. Namun tidak bisa datang. Tidak tahu alasan kenapa Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan tersebut tidak datang. 

Pengukuhan Guru Besar Titi ini juga dihadiri mantan menteri Kabinet Presiden Jokowi. Di antaranya Mahfud MD dan Basuki Hadimuljono. Mahfud mengenakan batik dan Basuki yang kini menjadi Ketua Kagama dan Kepala Otorita IKN memakai baju putih. 

Ada peristiwa menarik usai Basuki memberikan ucapan selamat kepada Prof Siti Murtiningsih. Saat turun di Balairung, dan berbincang dengan tamu-tamu yang hadir, awak pers masih mengejar Menkomdigi Meutia Hafidh. Begitu melihat Kepala Otorita IKN, para jurnalis itu pun berpindah memburu Basuki. 

Basuki pun berusaha menghindar dan berlari ke pintu keluar arah selatan Balairung. Tidak ke arah utara ke halaman utama tempat para tamu dijemput kendaraan. Melihat Basuki berlari menjauh, belasan wartawan pun memburunya. Berlari mengikuti Basuki. 

Prof Siti Murtiningsih lebih lanjut dalam pidatonya menegaskan Artificial Intelligent (kecerdasan artifisial) menjadi salah satu cara bagi manusia untuk membantu membentuk kecerdasan emosial dan mengembangkan cara berpikir kritis. Integrasi kecerdasan artifisial dalam pendidikan menawarkan cara-cara transformatif untuk menyampaikan materi pendidikan selama periode perubahan sosial dan budaya yang cepat. 

Perempuan yang biasa disapa Titi ini menyampaikan bahwa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan artifisial sebagai sebuah mesin dapat dimanfaatkan sebagai kolaborator manusia dalam dunia pendidikan. 

Dalam acara yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi)  Meutia Hafidh ini, Titi menguraikan teknologi memang memiliki peran sebagai alat bantu bagi para pendidik untuk meningkatkan kapasitas diri dan menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks. Artificial Intelligent (AI) dan otomatisasi teknologi, kata dia, mengubah secara dramatis dunia pendidikan saat ini. (*)

Pewarta : -
Editor : Erwan Widyarto
Sumber :

Komentar Anda