COWASJP.COM – Bank sampah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diminta terus meningkatkan kinerjanya. Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk lebih berperan menuntaskan persoalan sampah di DIY.
Inilah salah satu poin penting yang mengemuka dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Sampah di Aula Jati, Kantor DLHK DIY, Senin (24/2). Rakor dihadiri perwakilan JPSM dari seluruh DIY, kecuali Gunungkidul yang izin karena bersamaan kegiatan.
Dalam sambutan pembukaan Kepala DLHK DIY Kusno Wibowo menegaskan pihaknya belum bisa secara maksimal memberikan apresiasi terhadap pelaku pengelolaan sampah. Kusno meminta maaf untuk hal tersebut.
Namun, Kusno menambahkan terus berupaya memberikan apresiasi salah satunya dengan mengadakan lomba. Lomba bank sampah tingkat DIY menurut rencana digelar 2026. Masih ada waktu untuk mempersiapkan.
BACA JUGA: Pengukuhan Guru Besar Jadi Ajang Reuni Aktivis PRD
Kusno juga mengapresiasi lomba bank sampah yang diadakan DLH tingkat kabupaten/kota.
Pada kesempatan itu, Kusno juga berharap, para bupati dan walikota terpilih yang sudah dilantik, segera tancap gas untuk pengelolaan sampah di daerahmya. Apalagi di setiap kabupaten/kota telah ada Rencana Induk Persampahan.
Rakor dengan tema Peran JPSM dalam Pengelolaan Sampah ini juga menghadirkan Ketua JPSM Merti Bumi Lestari DIY Dr Bambang Suwerda. Pria yang kini menjadi Tenaga Ahli Kementerian Lingkungan Hidup bidang pengelolaan sampah ini memaparkan peran strategis JPSM dalam akselerasi penuntasan masalah sampah.
Bambang juga menguraikan sejumlah kebijakan yang sudah dirancang oleh KemenLH. Termasuk lomba bank sampah tingkat nasional. Dikatakannya, untuk tingkat nasional, lombanya ada dua kategori yakni lomba untuk kategori Bank Sampah Unit (BSU) dan Bank Sampah Induk (BSI).
"Selama ini saya selalu ditanya, mana nih Pak wakil dari Jogja kok nggak ada. Padahal Jogja kan asal bank sampah," cerita Bambang.
Rakor yang dihadiri perwakilan JPSM se-DIY ini diharapkan bisa memotivasi bank sampah dari DIY untuk maju dalam lomba tingkat DIY maupun nasional. Bambang lantas memperlihatkan kisi-kisi atau indikator penilaian dalam lomba.
BACA JUGA: Air Limbah Batik pun Bisa Kembali Netral​
"Ini bisa kita adopsi untuk menyusun indikator penilaian lomba bank sampah di DIY. Nanti kita rumuskan bersama," paparnya.
MengenI peran JPSM, Bambang menguraikan soal pengelolaan sampah di hulu. Maka JPSM dapat melakukan upaya tranformasi perilaku melalui KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) penyuluhan, pendampingan intensif di hulu, atau awal timbulan sampah.
Pengelolaan di hulu ini mewajibkan setiap rumah tangga/usaha memilah dan mengolah sampah. "Peran JPSM sangat penting untuk menguatkan peran bank sampah untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R (sebagai sarana edukasi, perubahan perilaku, sirkular ekonomi)," urainya.
Sedangkan peran pemerintah daerah melalui Dinas atau pemeritnah desa dalam pengelolaan sampah di hulu adalah membentuk paling sedikit 1 BSU di tiap RW, dan 1 BSI di tiap kecamatan, dan mengoptimalkan system pengelolaan sampah seperti TPS3R.
Bambang Suwerda juga memaparkan peran JPSM DIY secara detail. Di antaranya bisa berupa Pemberdayaan Masyarakat. Yakni melalui pelatihan tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan pembentukan kelompok atau komunitas pengelolaan sampah di tingkat RT/RW
Kedua, meningkatkan kolaborasi antarpihak. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta Ketiga, penyuluhan dan edukasi. Bisa berupa penyuluhan kepada masyarakat untuk mengurangi sampah plastik dan sampah organik.
Kemudian juga program edukasi kepada sekolah, komunitas, dan masyarakat luas. Juga penyuluhan tentang pentingnya memilah sampah dan dampak negatif sampah terhadap lingkungan. *