COWASJP.COM – Ramadhan tiba Ramadhan tibaaaa… Sahurrrrr sahuuuuurrrrr. Nyanyian dan sorak sorai Ramadhan di Indonesia selalu teringat di hati.
Keempat kalinya kami tidak mendengarkan teriakan imsak sebelum subuh dan adzan Maghrib sudah berkumandang. Serentak semua orang pasti berhenti sejenak dari aktifitasnya, membatalkan puasa dan langsung menyerbu takjil.
Kira-kira bagaimana pendapat orang Portugal dengan aktifitas puasa dan bulan Ramadhan?
BACA JUGA: KaburAjaDulu Tak Hanya di Indonesia, di Portugal juga, tapi Apakah Semudah Itu?
Kaum muslim di Portugal menjadi kaum minoritas. Tidak semua warga lokal Portugal menghargai keberadaan kaum muslim. Tetapi buanyaaak juga dari mereka yang sangat menghargai keberadaan kami.
Menurut saya pribadi, sebagai kaum minoritas yang hidup merantau di negara orang adalah wajib hukumnya untuk menghormati budaya di negara tersebut. Contoh sederhananya adalah : tidak membuat keributan, tiba-tiba menggelar sholat berjamaah atau sholat Ied di lapangan terbuka dan membuat macet jalanan. Ditambah lagi kalau ternyata kegiatan ini belum mengantongi ijin dari polisi dan lingkungan setempat.
Sholat Ied di daerah Sintra, Portugal, tahun lalu. (FOTO: www.sintranoticias.pt)
Media sosial masjid besar (Al Akbar) Lisbon – Mesquita de Lisboa mengumumkan bahwa selama bulan Ramadhan akan menyediakan 2000 porsi makanan untuk berbuka puasa bersama.
Seluruh umat muslim yang menunaikan ibadah puasa bisa ikut makan berbuka gratis seperti halnya di Indonesia. Tidak perlu ada konfirmasi kedatangan ke masjid, bisa langsung datang saja.
Selama 3 tahun sebelumnya, kami belum pernah berkesempatan untuk berbuka puasa bersama di masjid. Hal ini dikarenakan jam berbuka puasa hampir jam 8 malam atau 9 malam. Menempuh perjalanan dari rumah ke pusat kota Lisbon bersama dua bocah kecil tidak memungkinkan bagi kami.
Baru saja pengumuman tersebut diluncurkan 3 hari sebelum hari Ramadhan, telah diserbu komen negative dari warga lokal Portugal. Mereka berkata mending makanan tersebut diberikan kepada orang yang sangat membutuhkan saja. Mengapa membuat 2000 porsi makanan setiap hari.
Komen seperti ini adalah hal wajar bagi mereka, karena mereka tidak tahu apa esensi dari Bulan Ramadhan. Apalagi dengan orang yang tidak open mind untuk belajar apa itu agama Islam.
Namun apakah sebagai umat muslim minoritas harus memaksa mereka untuk belajar?
Teman bule saya pun beragam macamnya. Ada yang ternyata benar-benar mengetahui tentang Ramadhan. Ada juga yang berusaha memahami saya mengapa harus berpuasa selama 1 bulan.
Carnaval di Portugal. (FOTO : https: //recordeuropa.com/)
Seiring berjalannya komunikasi, maka mereka mulai paham adanya Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal berbeda setiap tahunnya. Tidak mudah untuk menjelaskan kepada mereka. Tidak mudah juga untuk membuat mereka menerima. Tetapi uniknya mereka langsung mencari tahu sendiri tentang Ramadhan.
Adaptasi paling gampang terkait Bulan Ramadhan adalah di sekolah Zirco. Karena Zirco ada di sekolah International, maka ada beberapa murid dan guru muslim. Semua guru paham adanya puasa karena ada guru dari Pakistan yang sedang berpuasa. Ada beberapa murid dari Turki, Saudi, UEA, Maroko, dan India yang juga mengerti tentang Ramadhan, tetapi mereka tidak berpuasa. Bahkan ada murid dari Arab Saudi dan UEA yang full minta libur 1 bulan karena pulang kampung.
Indahnya memiliki teman Indonesia yang berbeda agama juga malah saling support satu sama lain. Uniknya ada teman Indonesia Katolik yang rutin juga puasa Senin – Kamis, Mbak Theresia namanya. Seperti puasa pada umumnya, dia sahur sebelum subuh dan buka puasa saat maghrib.
Dia tahu betul bahwa esensi berpuasa adalah baik untuk kesehatan tubuh, melunturkan racun-racun tubuh, membuat kulit lebih sehat, serta membuat hati lebih tenang. Sedangkan buka puasa adalah waktu di mana membatalkan puasa dengan sederhana tidak serta merta rakus semua dimakan. Bahkan dia menuturi saya untuk bisa rajin puasa Senin – Kamis. Karena rajin puasa itu bagus.
Masya Allah, indahnya perbedaan dan kebersamaan.
Dua hari sebelum Ramadhan, saya mendapat undangan dari Mbak Kiki “megengan atau munggahan”. Suatu tradisi yang dilakukan sebelum menyambut bulan Ramadhan sebagai rasa syukur dan nikmat yang dimiliki. Biasanya berupa makan bersama, kirim doa, dan saling bermaafan.
Zirco ikut acara carnaval di sekolah dengan busana petugas pemadam kebakaran. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Dari kami 5 orang (Okky, Theresia, Kiki, Marisa, dan Lufi) hanya 2 orang yang muslim. Uniknya kami juga antusias dalam kumpul-kumpul untuk Christmas Lunch (Desember lalu) dan juga Munggahan Ramadhan. Seruuuu sekali rasanya. Alhamdulillah Tuhan berikan teman yang positif dan baik selama hidup di tanah rantau.
Semesta seperti memberikan vibes Ramadhan spesial di tahun 2025 ini. Tepat hari pertama puasaan DoubleZ libur sekolah dong. Lumayan Zirco akan belajar bagaimana berpuasa penuh selama 1 minggu. Insya Allah. Untuk menyemangatinya, kami sudah merencanakan menu berbuka puasa selama 1 bulan. Bervariasi, tidak ada yang sama, dan menu-menu kesukaan Zirco pastinya.
Semangat ya Zirco belajar puasa-nya. Meskipun tinggal dirantau, tetapi Zirco tetap mendapatkan vibes Ramadhan. Insya Allah. Aamiin.
Libur seminggu di Portugal ini untuk memperingati Hari Carnaval. Apa itu Hari Carnaval? Adalah perayaan atau pesta bersenang-senang sebelum 40 hari menuju Perayaan Paskah. Portugal yang kental dengan Katolik kuat akan memasuki masa refleksi dan puasa sebelum Paskah (Lent – Masa Prapaskah).
Umat Katolik juga melakukan puasa 40 hari, mempunyai pantangan, dianjurkan sedekah dan berbuat baik serta melakukan doa dan pertobatan. Ternyata esensi Prapaskah atau Lent juga sama seperti Bulan Ramadhan.
Ciri khas perayaan Carnaval di Portugal ditunjukkan dengan adanya parade kostum besar di pusat kota. Untuk parade kostum di sekolah dan lingkungan rumah juga ada. Zirco memilih menjadi petugas pemadam kebakaran, sedangkan Zygmund menjadi dokter kecil.
Zygmund, adik Zirco, juga ikutan pesta carnaval di sekolah. (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Mereka memakai kostum ke sekolah di hari Jumat kemarin. Pas H-1 Ramadhan. Tidak hanya murid yang mengenakan kostum, seluruh guru juga.
Bulan Maret 2025 yang sungguh spesial. Ramadhan dan Lent berjalan bersamaan. Semua penuh makna dan kegiatan positif untuk masing-masing umat.
Tradisi Prapaskah ini tidak hanya di Portugal, juga di negara yang mayoritas Katotik dan Kristen (contoh: Brazil, Italia, Spanyol, Meksiko, Filipina, Jerman, dan Perancis) juga melakukan ritual keagamaan dengan cara berbeda.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga Ramadhan di tahun ini penuh berkah. Semangat dan bersiap untuk war takjil di sore hari. Semoga diberikan kesehatan dan kelancaran bagi seluruh umat Islam di mana pun kawan pembaca berada.(*)