Deteksi Kanker Usus (1)

Tidur 2 Jam, Slang 1,5 Meter Dimasukkan Lewat Dubur

Penulis rawat inap di RS Siloam, Jalan Adityawarman, Surabaya. (FOTO: Dokumen pribadi)

COWASJP.COM – Ramadhan telah tiba. Disambut suka cita oleh kaum muslimin yang menjalankan ibadah puasa. Termasuk saya.

Tapi hari pertama puasa kali ini saya sambut di RS Siloam. Jalan Aditiya Warman, Surabaya. 
Untuk menjalani CT Scan dan Colonoscopy usus besar.

Rumah sakitnya memang mewah dan baru. Setara hotel bintang 5. Pantas biayanya mahal. Membuat saya geleng-geleng kepala. Untung tercover asuransi. 

Conoscopy untuk melihat kondisi usus besar. Yang ditengarai ada benjolan. Dalam istilah medis disebut tumor. Tumor itu bersahabat alias jinak, atau ganas.

Caranya memasukkan slang melalui dubur. Panjangnya 1,5 meter. Di ujung slang itu ada kamera kecil untuk melihat isi perut.

Agar tak terasa sakit, saya dibius total. "Bapak saya tidurkan ya," kata dokter anestesi yang berjilbab itu kepada saya.

"Dokter. Jangan lupa baca bismillah ya," ucap saya bercanda. 

"Sudah kok Pak," sahutnya, sembari menusukkan jarum suntik pada slang infus di tangan kanan saya.

Jarum jam menunjukkan angka 10:35. Dalam tempo sekejap saya pun tertidur pulas. Dua jam lamanya.

Sadar setelah semuanya beres. Dokter anestesi dan asistennya yang saya ajak bercanda sudah tidak ada. 

Yang kelihatan hanya dr Darwanto Tedjapranoto Sp PD. Yang malamnya datang ke ruangan untuk menjelaskan proses colonoscopy.

 "Sudah selesai dokter," tanya saya kepada dr Darwanto, sapaan akrab dr Darwanto Tedjapranoto Sp PD, yang melakukan colonoscopy.

"Sudah Pak," sahutnya. 

"Kok nggak keroso (terasa)," kelakar saya pada dokter yang ramah ini.

"Bapak kan sudah ditidurkan," sahutnya dengan santai. 

Beliau yang tadinya duduk di depan komputer lalu berdiri di depan saya. Di ruang colonoscopy yang berada di lantai 3 rumah sakit tersebut. Beliau nampaknya ingin menjelaskan hasil colonoscopy yang baru saja dilaksanakannya itu.

Untuk menyampaikannya tentu perlu dengan pendekatan khusus. Agar pasien tidak kaget. Bila hasilnya tak mengembirakan bagi pasien.(Bersambung)

Pewarta : Nasaruddin Ismail
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda