COWASJP.COM – Ada pengalaman pribadi yang ingin saya ceritakan. Agar hal yang sama tidak terulangi lagi pada teman-teman. Karena merugikan bagi kesehatan.
Biasanya, orang kalau sudah merasakan sakit, bingung. Menentukan pilihan ke dokter siapakah sebaiknya, itu pun apa adanya. Yang penting, dalam benak kita, bisa sembuh. Padahal belum tentu sembuh. Seperti yang saya alami sendiri.
Meski punya uang banyak, tapi kalau salah pilih dokternya, tetap saja merugikan. Ini bukan soal uang semata, tapi soal penyembuhan.
BACA JUGA: Tidur 2 Jam, Slang 1,5 Meter Dimasukkan Lewat Dubur
Dari dua kali operasi itu, ada satu hal yang bisa saya ambil hikmahnya. Bila ingin tindakan medis atau operasi, maka diagnosis melalui laboratorium sangat diperlukan. Pasien harus cerewet. Meski tidak punya uang sekali pun. Karena bisa gunakan BPJS.
Contohnya saya. Sebetulnya operasi fistula ani yang saya jalani tak diperlukan. Ini bila dilakukan diagnosis melalui laboratorium terlebih dahulu.
Sebab, dari hasil colonoskopi itu, sebetulnya bukan fistula. Tapi tumor pada usus besar.
Hal ini saya ketahui setelah colonoscopy. Infeksi yang mengeluarkan cairan di dubur itu bukan fistula, tapi dari tumor yang ada di usus besar itu.
Tapi karena tidak melakukan colonoscopy terlebih dahulu, dokter menganggap itu fistula. Hanya berdasarkan pengalamannya. Tapi, pengalaman tanpa didukung hasil laboratorium, tetap saja belum sempurna.
Karena itu, menurut saya, sebelum tindakan medis, pemeriksaan lab sangat dibutuhkan. Bahkan wajib. Pasien berhak untuk meminta dan menentukan.
Pasien harus memilih dokter yang betul-betul berkompoten dengan penyakitnya.
Dari pengalaman operasi pembedahan yang tak kunjung sembuh itu, saya berkonsultasi dengan teman-teman dokter, mantan relawan Jawa Pos dulu.
Mereka sekarang umumnya sudah spesialis.Sebut saja dr Asro Sp U (urologi) di RS Muhammadiyah, Lamongan. dr Didin, Sp O (ortopedi), dll.
Pun di YPAC Surabaya. Tempat saya mengabdi sejak masih di Jawa Pos dulu. Juga banyak dokter, karena di sana ada kliniknya.
Singkat cerita. Pilihlah dokter yang cocok dengan apa yang tengah dialami.
Mungkin dua kali saya operasi, dan tidak sembuh sampai sekarang. Karena kurangnya informasi yang diperoleh. Diputuskan tindakan, karena tidak bisa menahan sakit lagi.
Dari saran teman-teman di ataslah saya coba ke dokter lain. Dan akhirnya terdeteksi penyakit yang sebenarnya. (Bersambung)