Semalam di Graha Amerta Menjalani Serial Kemo

Penulis (di atas tempat tidur) saat menjalani seri ke 4 obat chemo. (FOTO: Dokumen Pribadi Nasaruddin Ismail)

COWASJP.COM – Bunyi sirine ambulans terdengar tak henti-hentinya. Tidak tahu berapa puluh ambulans berlalu lalang. Yang satu belum lenyap dari pendengaran, sudah menyusul ambulans berikutnya.

Dari lantai 6, tempat saya dirawat di Graha Amerta, terdengar dengan jelas suara sirine itu. Kadang membuat terbangun saat tertidur pulas. Karena suara sirenenya cukup keras.

Di lantai 6 Graha Amerta itu lah saya menjalani chemoterapi atas tumor yang tumbuh di usus besar bagian bawah. 

Pantas selama ini saya tidak lancar buang air besar. "Bapak pasang sekarang infusnya ya. Atau setelah sholat saja," tanya salah seorang suster kepada saya.

"Usai sholat saja," sahut saya sembari jalan di koridor rumah sakit itu. Saya jalan-jalan seribu langkah lebih. Ke sana dan kemari agar fisik bisa kuat.

Karena sebelum dirawat saya sudah dapat penjelasan kalau saat chemo, banyak efeknya.
Misalnya badan sakit. Mual-mual. Tidak ada nafsu makan dan lain-lain. 

Alhamdulillah, semuanya telah dilalui dengan baik. Sekarang tengah menjalani obat chemo keempat. Melalui infus. Setiap obat dijalani satu setengah jam. Satu botol volumenya 250 mg.

Sedangkan obat chemo ke-4 ini volumenya 500 mg. Akan diinfus selama 22 jam. Hingga pukul 23.00 nanti malam.

Setiap tahap chemo saya amati. Apa yang dirasakan. Dan bagaimana reaksi obat keras itu. Diawali, diinfus dengan cairan biasa. Anggaplah sebagai pembuka jalan. Hanya 5 menit. Baru dimasukkan obat chemo.

Awalnya, biasa saja. Kira-kira 15 menit kemudian baru ada reaksi. Tempat infus sampai siku terasa seperti dikerubuti semut.

Obat pertama dilalui dengan baik. Menyusul obat kedua. Punggung tangan sampai siku terasa sakit. Suster saya bel.

Suster tawarkan ganti infus di tangan kiri. Saya bertahan, tidak mau. Karena itu bukan karena jarumnya, tapi karena obat.

Yang kedua belum habis. Yang ketiga sudah dipasang. Tapi, yang ini, rasanya biasa-biasa saja. Tidak terasa apa-apa. Seperti obat kedua.

Begitu juga dengan obat ke empat yang tengah saya jalani sekarang. Semoga obat kelima dan yang terakhir nanti, juga demikian.
Aamiin. (*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda