Berkah Bulan Ramadhan (1)

Tak Disangka-sangka, Guru Besar UNS Prof Susy Ajak Saya Umroh

Prof Dr Susy Susmartini duduk di kursi roda. (FOTO: Dok. Ita Lizamia)

COWASJP.COM – Berkah Ramadhan. Genap seminggu sejak kedatangan saya dari Umroh tanggal 11 Maret 2025, Selasa malam. Seminggu pula masa recovery saya dari serangan batu pilek sejak di Mekkah dari tanggal 3 Maret hingga 11 Maret 2025.

Kini sudah masa tenang dan puasa Ramadhan pun berjalan dengan tenang dan  baik, baru bolong puasa 1 hari...hm hm....

Umroh lagi?? Gratis lagi?? Di bulan Ramadhan pula .. siapa yang tidak mau ?? Tentu tidak ada yang menolak bukan, bila  mendapatkan rejeki istimewa ini ??

Sebulan sebelum Ramadhan , kira kira awal bulan Februari, pagi2 di hari Minggu, saya dapat telpon dari kakak ipar yang tinggal di Solo. 

"Ita temenin aku pergi yuk," ajaknya.

"Ke mana mbak? Ke Jakarta? Ke Bandung?" 

"Enggak," katanya.

"Trus ke mana," tanya saya penasaran.

"Kita umroh yuk di awal  bulan Ramadhan nanti. Biayanya inshaa Allah ada. Kamu siapkan saja segala keperluannya,".kata kakak ipar. 

Seketika saya speechless! haaa.. Mimpi apa aku semalam yaa? Kok tiba tiba dapat rejeki nomplok? Masya Allah, Alhamdulillah spontan saya ucapkan kala itu.

"Beneran mbak kita umroh?" tanya saya menggebu gebu..

"Iya bener," jawab mbak Sus, begitu saya biasa memanggilnya. 

Kakak ipar saya ini mantan guru besar di UNS ( Universitas Sebelas Maret ) Solo, Prof. Dr. Ir. Hj Susy Susmartini, MSIE, IPU , ASEAN Eng. Semasa masih aktif (sudah 2 tahun ini pensiun dari ASN) memang sering minta temenin saya bila seminar atau ada acara akademisi lainnya di luar pulau maupun luar kota Solo. Maklum kakak saya ini sudah berusia 72 tahun, namun masih aktif ngajar di UNS di Fakultas Teknik Industri.

italiz1.jpgJama'ah Dewangga Solo selepas umroh pertama, jam 24.30 dinihari 4 Maret 2025 di Masjidil Haram. (FOTO: Dok. Ita Lizamia)

Sarjana jebolan ITB angkatan tahun 1973 bahkan menjadi ketua pembina Yayasan Universitas Slamet Riyadi Solo. Usia boleh tua, namun tetap berkarya dan semangat untuk berbagi. 

Ternyata  tidak hanya saya saja yang diajak umroh,  tetapi ada 5 org yang difasilitasinya. Termasuk adik kandung, kakak ipar, adik ipar, Bu Prof sendiri serta ARTnya. Alhamdulillah.

Setelah selesai semua urusan yang diperlukan untuk Umroh, hati ini belum bisa tenang, justru sangat deg-degan dan nervous. Karena info di medsos begitu gencar memberitakan seputar umroh di bulan Ramadhan. Banyak sekali larangan yang diberlakukan, antara lain dilarang city tour di Mekkah. Selama Ramadhan jamaah hanya boleh memperbanyak ibadah di Masjidil Haram saja dan explore di sekitarnya. Belum lagi banyaknya berita tentang diblokirnya jamaah Indonesia  di Mekkah dan Madinah. 
 
Di tengah kegalauan itu, saya teringat  senior saya di Cowas yg sudah lama sekali menekuni bisnis travel umroh dan haji. Ustad FIM  saya memanggilnya. Nama lengkapnya Ferry Is Mirza. Saya langsung WA beliau dan direspons dengan cepat, 
serta menjelaskan semua pertanyaan saya, 

"Itu semua berita comberan, berangkat saja mbak. Nyonya saya sejak Januari sampai awal puasa sudah 3 kali berangkat mengawal jamaah. Dan Alhamdulillah  aman dan nyaman tanpa kendala," ujarnya.  

Jawaban Ustad FIM itu yang membuat saya plong tidak ada ganjalan lagi dan mantab untuk berangkat umroh. Saya mendapatkan banyak masukan-masukan seputar umroh dan haji dari beliau. Semacam pembekalan singkatlah, namun sarat akan makna.

Lantas saya infokan saya berangkat dari Solo lantaran dibiayai kakak yang tinggal di Solo dengan jasa Travel Umroh dan Haji Dewangga.
Langsung beliau jawab lewat WA,  "Woww mantab mbak Ita lihat travelnya saja sudah memiliki IPUH  (Izin Penyelengara Umroh dan Haji). Mbak kalau mau umroh ataupun haji pilih travel yang punya IPUH. Tidak semua travel punya itu, yang belum punya bisa gabung dengan travel yg sudah punya IPUH  untuk mendapatkan visa umroh/haji," tuturnya

Untuk mendapatkan visa umroh, pemerintah KSA mensyaratkan harus sudah punya tiket transportasi PP, akomodasi selama di Mekkah dan Madinah, lunas terbayar dan ada Muasassah," imbuhnya, mengakhiri obrolan singkat ini.

Alhamdulillah, meski mengurus sendiri semuanya dan di tengah kesibukannya yang padat,  kakak saya ini (Bu Prof) memilih travel yang tepat. Meski ada beberapa tawaran dari travel lain juga. 

Karena kami tinggal berjauhan, Surabaya, Solo, Bandung dan Jakarta, maka kami sama sekali tidak bisa membantu. Bu Prof lah yang menguruskan semuanya sampai deal, hingga tiba waktunya kita berangkat ke Tanah Suci pada 3 Maret 2025, pukul 06.00 WIB. 

Kami terbang dengan Garuda.Indonesia melalui Lanud Adi Sumarmo Solo, transit Jakarta. Pukul 11.00 WIB take off dari terminal 3 Soekarno-Hatta Jakarta langsung ke Bandara  King Abdul Aziz Jeddah tanpa transit lagi.

Perjalanan panjang yang melelahkan namun menyenangkan. Tiba di Jeddah pada pukul 18.30 waktu Saudi, selisih 4 jam dengan waktu Indonesia bagian barat. Jadi yang menjalankan  puasa dari Indonesia totalnya sekitar18 jam baru bisa  berbuka di Jeddah. (Bersambung)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda