COWASJP.COM – Sejak kemarin saya tengah bertarung di "ronde ketiga" di Graha Amerta, RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Ronde yang gagal dilaksanakan tepat pada waktunya akibat KO pada ronde kedua, bulan lalu.
BACA JUGA: KO di Ronde Kedua
Semoga pertarungan berat pada ronde ketiga ini bisa dilalui dengan baik. Dan aman.
Ada perbedaan pertandingan tinju yang sesungguhnya, dengan pertarungan yang sedang saya jalani. Kalau KO pertarungan tinju, pasti di atas ring. Tapi di pentas perkemoan, saya KO setelah pulang ke rumah. Bahkan sudah KO di ronde kedua lalu. KO setelah hari ke empat. Dan itulah yang biasa dialami oleh pasien yang tengah menjalani kemo. Seperti saya.
Merasakan efeknya setelah kembali ke rumah. Efeknya pun berbeda-beda. Ada yang ringan. Ada juga yang berat. Tergantung ketahanan fisik masing -masing pasien.
Saya dinilai dokter, fisik bagus. Maklum biasa dujuluki teman-teman Jawa Pos. pun di tempat kerja sekarang dengan panggilan komandan.
BACA JUGA: Setiap Kali Ingat Lebaran, Ingat Nasaruddin (Yunior)
Tapi kata dokter Tommy, badan boleh kekar, usia tidak bisa dibohongi. Wajar kalau jatuh KO. Dan kalau KO susah bangun kembali. Sampai-sampai 10 hari hanya hidup dengan susu melalui sonde. Mulut tak befungsi lagi. Kena "pukulan" telak. Mulut diserang jamur dan sariawan. Banyak sekali.
Untuk menghadapi ronde tiga ini saya mencoba latihan folisik. Tiap hari. Selama sepekan jalan kaki sedikitnya 3 km. Lumayan, gula darah pun bisa normal.
Jalan keluar masuk blok perumahan. Di Rungkut Barata dan Rungkut Menanggal Harapan sampai Gunung Anyar.
Saat keluar rumah sakit Mayapada pada 19 April 2025, berat badan saya hanya 52 kg. Alhamdulillah, kemarin bertambah 10 kg.
BACA JUGA: Semalam di Graha Amerta Menjalani Serial Kemo
Kata dr Tommy Lesmana, dokter spesialis bedah digestif yang merawat saya, baru diperkenankan naik ring kalau kondisi fisik paling tidak, 75 persen dari normal.
Banyak pasien yang makin terpuruk, akibat tidak memperhatikan kondisi fisik. "Persyaratan kemo, fisik harus kuat. Dan itu akan berpengaruh pada keberhasilan saat kemo," tuturnya, saat saya konsultasi sebelum melanjutkan kemo.
Setelah sembuh dari KO ronde kedua, saya konsultasi. Minta untuk lanjutkan kemo tahap tiga. Dokter Tommy, menolak naik ring. Alasannya kondisi fisik belum memungkinkan. Paling sedikit 75 persen dari kondisi normal.
Sambil membawa hasil laboratorium hasil kemo, saya selalu konsultasi dengan dokter lulusan S1, dan pendidikan spesialis UNAIR ini. Sehingga banyak ilmu yang saya peroleh dari dokter berpostur tubuh atletis, dan lincah ini.(*)