Ketinggalan Kereta

GPS mungil berbentuk bandul dan gelangnya. (FOTO: Joko Intarto)

COWASJP.COMDalam dua pekan terakhir, kita disuguhi dua musibah beruntun: Satu di gunung Rinjani (Pulau Lombok), satu lagi di Selat Bali. Ada pelajaran penting tentang manajemen keselamatan yang bisa dipetik dari dua kejadian memilukan itu.

***

JULIANA MARINS mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025, sekitar pukul 06:30 WITA (23:30 GMT Jumat, 20 Juni 2025). Dia terjatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter di kawasan Cemara Tunggal, jalur Sembalun, saat mendaki menuju puncak bersama lima pendaki lain dan seorang pemandu.

Pendaki gunung asal Brazil itu sempat terdeteksi pada kedalaman 200 meter oleh kamera drone pendaki lain asal Malaysia. Namun beberapa saat kemudian, korban hilang dari posisi tersebut. Korban ditemukan dalam keadaan tewas, tiga hari kemudian, pada kedalaman 600 meter. Rupanya dia terperosok 400 meter dari posisi semula. 

*

Kecelakaan feri terbaru di Selat Bali terjadi pada Rabu malam, 2 Juli 2025, melibatkan Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di lintasan Ketapang (Banyuwangi) menuju Gilimanuk (Bali). 

Status Terkini (per 4 Juli 2025):
Korban meninggal: 5–6 orang 
Korban selamat: 29–31 orang.
Korban hilang: 30 orang.

Total penumpang dan awak: 65–66 orang di kapal, dengan 22 kendaraan. Dalam kasus kecelakaan kapal penyeberangan ini, ditemukan ketidakpastian jumlah korban, karena data pada manifes yang tidak akurat. 

*

Saya jadi ingat pada sahabat saya yang sudah lama tidak berjumpa: Avon Testri Wibowo. Sejak lulus kuliah di Universitas Indonesia, ia menekuni bisnis di bidang teknologi informasi. Namun saya masih sering membaca namanya dalam daftar muzakki di Lazismu PP Muhammadiyah. Namanya setiap bulan muncul dalam data transaksi sebagai pembayar zakat.

Terakhir ketemu pada tahun 2012, Avon memperlihatkan alat mungil berbentuk bandul dengan gelangnya.  Alat itu rupanya Global Positioning System (GPS) tracker yang berguna untuk melacak keberadaan kucing dan anjing yang hilang. 

Avon kemudian memamerkan alat lain yang serupa tetapi beda model. Ternyata GPS tracker yang ini ditujukan bagi orang tua untuk ingin mengetahui posisi anak-anaknya sepulang sekolah.

Saat itu, kasus penculikan anak-anak di Jabodetabek sedang marak. Penjahat berpura-pura menjadi penjemput anak-anak yang menunggu korban di gerbang sekolah. Avon menyarankan orang tua murid untuk memasang GPS tracker model gantungan kunci di tas putra-putrinya, agar bisa memonitor posisi anak-anaknya secara real time.

Avon juga memamerkan GPS tracker yang digunakan untuk memonitor pergerakan mobil. Saat itu, masih tahap ujicoba. Avon memonitor beberapa unit bus sekolah gratis yang berseliweran di kawasan Jakarta Selatan. Sistem itu berguna bagi operator bus sekolah dalam memaksimalkan layanannya kepada para penumpang.

Dalam potongan video pertemuan antara Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dengan rombongan tim evakuasi Juliana Marins, terungkap fakta bahwa GPS tracker belum menjadi bagian dari manajemen keselamatan pendakian gunung Rinjani. Para pendaki memang memiliki peralatan digital untuk memonitor posisinya, tetapi alat itu hanya untuk dirinya sendiri. 

Seharusnya Basarnas memiliki sistem pemantauan dan pelacakan posisi seluruh porter, guide dan pendaki Rinjani secara real time. Semua pihak yang mendaki Rinjani diwajibkan menggunakan GPS tracker dari Basarnas, yang bentuknya bisa bandul kalung, gelang atau gantungan kunci.

Di kantor pusat PT Pelni, saya sempat melihat command center-nya yang menampilkan posisi dan rute pergerakan kapal-kapal milik Pelni di seluruh Indonesia. Data yang tampil di layar raksasa itu real time.  Bila salah satu kapal Pelni mengalami masalah, pusat komando di kantor pusat langsung tahu. Pimpinan bisa mengambil keputusan cepat.

GPS adalah teknologi berbasis satelit yang digunakan untuk menentukan lokasi secara real-time di mana saja di bumi. GPS Tracker adalah perangkat yang memanfaatkan teknologi GPS untuk melacak posisi objek seperti pendaki di gunung Rinjani atau penumpang kapal/feri di Selat Bali. 

Selama masih berfungsi dan baterainya masih menyala, GPS tracker akan mengirimkan sinyal ke satelit secara terus-menerus. Oleh satelit, sinyal itu dikirimkan ke server pusat pemantauan melalui jaringan seluler (2G/3G/4G).

Tiga belas tahun lalu, Avon sudah menjadikan jasa monitoring dan pelacakan posisi kucing berbasis GPS sebagai bidang usaha. Ternyata hari ini masih banyak penanggung jawab keselamatan orang yang ketinggalan kereta.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda