COWASJP.COM – Dr H Wahidul Anam, M.Ag dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Hadis di Universitas Islam Negeri Syekh Wasil Kediri pada Ahad, 20/07/2025..
Acara berlangsung khidmat dan istimewa. Prof Wahidul Anam, yang juga Rektor UIN Syekh Wasil Kedir, resmi dikukuhkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Prof. Dr. H. Amien Suyitno, M.Ag. di Auditorium Perpustakaan.
Dalam orasinya, Prof. Wahidul Anam membahas dekolonisasi dalam studi hadis. Secara spesifik mengulik pembelaan terhadap Al-Ghazali, dan menempatkan hadis sebagai tradisi diskursif.
Ia menegaskan bahwa perlu adanya pembaruan epistemologis dalam studi hadis. Agar lebih holistik dan inklusif.
Dengan pendekatan ini, Wahidul Anam meyakini studi hadis dapat membebaskan diri dari dominasi pendekatan orientalis dan modernis. Yang cenderung mengisolasi hadis sebagai teks statis yang terlepas dari konteks sosial dan politik.
Melalui pembelaan terhadap Al-Ghazali, ia menunjukkan bahwa epistemologi Islam klasik memiliki dasar yang kuat dalam memahami hadis secara lebih utuh.
“Dekolonisasi hadis, oleh karena itu, bukanlah sebuah penolakan terhadap kritik yang sah atau pendekatan ilmiah yang kritis. Ada beragam cara memahami, menafsirkan, dan menghidupkan sabda Nabi Muhammad,” sebut guru besar ke-14 UIN Syekh Wasil Kediri ini.
“Pada akhirnya, dengan mengakui dan menghargai kompleksitas serta dimensi yang lebih luas dalam studi hadis, kita tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang teks-teks keagamaan. Juga merespons tantangan zaman dengan cara yang lebih relevan dan sensitif terhadap konteks sosial, politik, dan budaya yang terus berubah,” tutupnya.
Prosesi pengukuhan kali ini terasa istimewa karena dihadiri secara langsung oleh Dirjen Pendis Prof. Amien Suyitno. Prof. Suyitno. Yang mengukuhkan Prof. Wahidul Anam dengan pengalungan gordon guru besar.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Suyitno menyampaikan pesan khusus kepada para hadirin. Terutama sivitas akademika UIN Syekh Wasil Kediri. Merunut sejarah besar Kediri, Prof. Suyitno berharap UIN Syekh Wasil Kediri dapat terus mengembangkan segala potensi dan sumber daya yang dimiliki. Agar menjadi perguruan tinggi yang terkemuka.
Merujuk pada konsep ekoteologi yang digagas oleh Menteri Agama RI, Dirjen Pendis menekankan perlu adanya peran UIN Syekh Wasil Kediri dalam mengatasi berbagai problem yang saat ini muncul. Terutama dalam menghadapi krisis lingkungan di Indonesia.
“Kerusakan alam sudah sangat serius. Isu-isu krisis lingkungan ini membutuhkan kehadiran kampus untuk ikut serta manangani. Butuh tokoh agama serta seluruh komponen masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Apa yang bisa kita lakukan, terutama yang memiliki bidang ilmu agama, termasuk juga pakar ilmu hadis. Apakah agama kita hanya hadir sekadar tausiah atau lebih dari itu yang bisa kita lakukan,” ujar Dirjen.
Memotret asta protas (8 program prioritas) Kemenag Berdampak, Menag melalui Kementerian Agama kemudian mengusung Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) untuk melahirkan insan yang humanis, nasionalis, naturalis, toleran, dan selalu mengedepankan cinta sebagai prinsip dasar dalam kehidupan.
Dengan KBC sebagai prioritas, Dirjen mengimbau kepada sivitas akademika UIN Syekh Wasil Kediri untuk dapat mengintegrasikan program ini menjadi bagian penting dalam pengajaran.
“Jadikan ini isu riset, isu pengabdian masyarakat yang kemudian diintegrasikan menjadi bagian penting dalam pendidikan dan pengajaran. Jika dilakukan, maka kehadiran kampus yang selama ini telah melakukan berbagai inovasi, diharapkan dapat menerapkan konsep ekoteologi. Yang dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.
Prosesi pengukuhan kali ini berlangsung semarak dengan kehadiran sejumlah tokoh agama, kepala daerah dan lembaga serta universitas. Harapannya, berlangsungnya prosesi ini menjadikan UIN Syekh Wasil Kediri sebagai perguruan tinggi keagamaan negeri yang semakin berkembang dan bersinergi untuk mewujudkan visi misi UIN Syekh Wasil Kediri.(*)