Korban Musalla Ponpes Al Khoziny Roboh sekitar 45 Santri, 1 Meninggal , 1 Luka Parah

Suasana Ponpes Al Khoziny setelah musibah musalla roboh. Tim gabungan sedang avakuasi korban.Foto Kusnin tangkapan TV.

COWASJP.COM – Sekitar  45 santri tercatat menjadi korban, dengan rincian 20 selamat, 23 luka-luka, 1 luka parah, dan 1 meninggal dunia.
 
Mereka jadi korban akibat musibah robohnya Musalla Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
 
Musalla Ponpes Al Khoziny roboh ketika   para santri sedang melaksanakan salat Asyar berjemaah pada Senin sore sekitar pukul 14.40 WIB.

Peristiwa ini terjadi saat musalla sedang dalam proses pengecoran lantai atas, yang menurut dugaan awal membuat struktur bangunan tidak kuat menopang beban.

Kepala Humas RSI Siti Hajar, Erli Mawar Nuraini, mengungkapkan pihak rumah sakit menerima gelombang korban yang terus berdatangan sejak sore.

“Saat ini rumah sakit sangat sibuk menangani penanganan awal para pasien, jadi kami belum bisa memberikan statemen lebih jauh,” ujar Erly Mawar Nuraini.

Menurutnya, jumlah korban terus bertambah karena proses evakuasi masih berlangsung di lokasi kejadian.

KUSNIN1.jpg

“Data sementara ada 40-an, data masih terus berjalan, dipastikan masih banyak korban yang berdatangan ke RSI Siti Hajar,” jelasnya.

Berdasarkan informasi terbaru, korban meninggal dunia tercatat bernama Ibrahim, sedangkan korban luka parah bernama Furqon.

Salah satu santri selamat bernama Haykal menceritakan detik-detik saat musala ambruk.

“Kami salat bersama, tiba-tiba terasa gempa terus ambruk, teman-teman langsung lari semuanya,” kata Haykal.

Ia menjelaskan, saat kejadian memang sedang berlangsung pekerjaan pengecoran di lantai atas musalla.

“Saya menduga bangunan yang sedang dibangun masih rapuh,” tambahnya.

Haykal sendiri hanya mengalami luka lecet di bagian kaki dan mengaku bersyukur bisa selamat dari insiden tersebut.

Sementara itu, suasana haru menyelimuti RSI Siti Hajar.Sejumlah keluarga korban terlihat menangis histeris menunggu kabar santri yang belum ditemukan.

Salah satu wali santri bernama Romlah tampak terpukul karena belum mengetahui kondisi anaknya.

“Belum ketemu, Pak,” ucapnya sambil menangis.

Petugas gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, dan Polri masih berjibaku di lokasi musala untuk mencari korban yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan beton.

Hingga malam, puluhan ambulans berjajar di sekitar pondok pesantren untuk mengangkut korban yang berhasil dievakuasi ke rumah sakit.

Aparat kepolisian juga mulai melakukan penyelidikan awal terkait penyebab ambruknya bangunan, termasuk mengecek izin pembangunan serta standar keselamatan konstruksi.

Tragedi ini menjadi sorotan publik karena terjadi saat kegiatan ibadah berlangsung dan melibatkan puluhan santri yang masih berusia belia.

Pemerintah daerah dan pihak pondok pesantren meminta doa dan dukungan masyarakat agar proses evakuasi berjalan lancar dan korban segera ditemukan.

Para wali santri terus berdatangan salah satunya Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), KH Abdullah Syamsul Arifin yang merupakan alumni Ponpes Al Khoziny, yang juga wali santri mengungkapkan, kronologi awal musibah tersebut.

Menurutnya, bagian bangunan yang baru saja dicor di lantai tiga tiba-tiba ambruk saat jamaah memasuki rakaat kedua salat Asyar berjamaah.

BACA JUGA: Innalillahi! Musalla Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Roboh. Puluhan Santri Terjebak​
  
“Bangunan musalla itu yang paling atas baru dicor. Saat salat Asyar masuk rakaat kedua, bagian pinggir ambruk lalu merembet ke tengah. Akhirnya runtuh semua, termasuk bangunan lama yang ditambah ke atas,” ujar  Gus Aab panggilan akrabnya.

Menurutnya, informasi sementara ada satu korban jiwa atas nama Ibrahim asal Surabaya. Sementara itu, korban luka mencapai puluhan dengan kategori berbeda.

“Yang meninggal ada satu. Ada yang kritis masuk zona merah, ada yang cedera parah dan patah tulang masuk zona kuning, serta yang ringan masuk zona hijau. Total korban luka-luka sekitar 48-an,” ucapnya.

Ia menambahkan, masih ada beberapa santri yang belum berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan.

“Informasinya ada enam yang masih di bawah reruntuhan. Alat-alat berat sudah merapat ke lokasi untuk membantu evakuasi,” kata Gus Aab.

Sebagai alumni, Gus Aab mengaku sangat berduka atas musibah ini. Ia juga menegaskan bahwa para alumni Ponpes Al Khoziny, termasuk dirinya, akan segera berkumpul di lokasi untuk memberikan dukungan.

“Namanya musibah, tentu ada hikmahnya. Semua pihak berusaha melakukan recovery. Alumni juga sudah banyak yang merapat, termasuk saya. Empat putra saya juga mondok di sana. Tiga sudah di Mesir, satu di sana waktu kejadian tapi alhamdulillah katanya selamat,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda