COWASJP.COM – Memperingati 80 tahun pengabdiannya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah meneguhkan dirinya sebagai pilar utama dalam menjaga kedaulatan negara. Sekaligus sebagai aktor perdamaian yang dihormati di panggung internasional.
Sejak kelahirannya sebagai Tentara Keamanan Rakyat pada 1945, TNI tumbuh menjadi institusi yang tidak hanya melindungi wilayah Nusantara, tetapi juga berkontribusi aktif menjaga stabilitas global.
Keberhasilan TNI dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran tokoh-tokoh legendaris seperti Letjen Oerip Soemohardjo dan Jenderal Soedirman.
Kepemimpinan mereka yang penuh semangat perjuangan membuktikan bahwa TNI lahir dari rahim rakyat untuk rakyat. Menjadikan kedaulatan bangsa sebagai amanah dan kewajiban utama yang dijaga dengan penuh pengabdian.
Memasuki era modern, peran TNI meluas hingga ranah internasional. Banyak contoh nyata, seperti keterlibatan TNI dalam operasi perdamaian PBB. Di mana Letjen Mas Tirtodarmo Haryono dan Brigjen Himawan memimpin Kontingen Garuda di zona konflik seperti Timur Tengah dan Afrika.
Kiprah ini membuktikan profesionalisme TNI sekaligus kontribusi konstruktif Indonesia bagi perdamaian dunia.
Peran strategis tersebut berlanjut lewat figur purnawirawan yang kini memimpin negeri; Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto membawa pengalaman keprajuritan ke ranah diplomasi global.
Di bawah kepemimpinannya, Indonesia semakin aktif di forum-forum internasional seperti PBB dan KTT BRICS. Mengukuhkan politik luar negeri bebas aktif demi kepentingan bangsa dan dunia.
Selain itu, TNI menunjukkan jati dirinya sebagai penjaga persatuan dan stabilitas melalui pembinaan berkelanjutan terhadap organisasi masyarakat dan ormas kepemudaan, yang berperan besar di sosial masyarakat. Ansor dan Banser sebagai sayap pemuda Nahdlatul Ulama, FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI-Polri), Pemuda Panca Marga, Kokam (Komando Kesatria Angkatan Muda Muhammadiyah), dan sejumlah ormas lainnya terus dibimbing oleh TNI.
Pembinaan ini memperkuat kedisiplinan dan nasionalisme di akar rumput, serta memupuk sinergi antara institusi pertahanan dengan masyarakat sipil.
Peran aktif TNI dalam mengawal ormas-ormas ini memperlihatkan bahwa pertahanan negara bukan hanya soal kekuatan militer semata, melainkan juga soal membangun kemanunggalan dengan rakyat. Dan memperkokoh stabilitas sosial melalui kepemudaan dan organisasi masyarakat yang berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan dan agama.
Kini, TNI tidak hanya hadir sebagai benteng pertahanan negara, tapi juga sebagai pilar kemanusiaan yang aktif dalam penanggulangan bencana dan penguatan ketahanan siber.
Transformasi ini menegaskan kesiapan TNI menghadapi tantangan kontemporer dengan profesionalisme dan semangat pengabdian yang terus menyala.
Dengan perjalanan sejarah yang penuh makna, serta visi masa depan yang progresif, TNI berdiri teguh sebagai simbol kekuatan bangsa dan pengawal kemerdekaan. Menjadikan dirinya pilar kedaulatan sekaligus pilar perdamaian dunia, yang menjaga tanah air dan mengukir nama Indonesia di panggung global dengan sikap terhormat dan penuh dedikasi. (*)
Penulis pernah tugas sebagai wartawan Jawa Pos di Pendam V Brawijaya.