Duka Mendalam Tragedi Al Khoziny: 53 Jiwa Gugur, Harapan dan Doa untuk Keluarga Korban

Tim SAR gabungan terus berpacu 24 jam untuk menjalankan tugas evakuasi dan mebersih matreal berat bangunan. Foto dok SAR Surabaya.

COWASJP.COM – Tragedi  robohnya  musalla di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, telah membawa duka mendalam bagi keluarga dan seluruh masyarakat. 

Sepekan pasca kejadian pada Senin (29/9/2025), proses evakuasi terus digelar dengan penuh harapan menemukan korban yang tertimbun. 

Hingga hari ketujuh, sebanyak 53 jiwa dilaporkan meninggal dunia, dan delapan di antaranya sudah berhasil teridentifikasi. 

BACA JUGA: Tragedi Al Khoziny Meninggal Capai 39 Orang, Proses Evakuasi Masih Berlanjut​

Ratusa tangan siaga terus bekerja membuka tumpukan puing-puing dengan alat berat, demi memberikan penghormatan terakhir kepada para santri   yang gugur dalam tragedi memilukan ini.

Alat berat, termasuk crane, eskavator, dan breaker, dikerahkan untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan yang berserakan. 

BACA JUGA: Update Tragedi Al Khoziny : 37 Meninggal, 101 Selamat, Pencarian Masih Berlanjut​

Direktur Operasi Basarnas, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, menyatakan bahwa proses evakuasi masih berlangsung maksimal dengan fokus pada sektor-sektor yang sulit dijangkau dan rawan keruntuhan lanjutan. 

Sebanyak 157 korban sudah dievakuasi, dengan 104 orang selamat dan menjalani perawatan intensif.Dari 53 korban meninggal, lima merupakan bagian tubuh, dan delapan sudah teridentifikasi, terdiri dari santri muda yang berasal dari berbagai daerah seperti Surabaya, Bangkalan, Bangka Belitung, dan sekitarnya. Identifikasi ini membawa secercah kepastian dan penghiburan bagi keluarga, meski duka masih sangat dalam.

BACA JUGA: Banser Jatim Bantu Evakuasi Korban Musibah Musholla Al-Khoziny​

Di saat yang sama, keluarga korban dan masyarakat dimohon untuk tetap tabah dan bersabar dalam menghadapi cobaan ini. 

Semoga Allah SWT melapangkan jalan bagi para korban dan memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. 

Kehadiran doa, empati, dan dukungan menjadi kekuatan utama menenangkan hati di tengah masa sulit ini. (*)

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda