SMP 3 Surabaya Gelar Reuni Emas

Foto-Foto: Istimewa

COWASJP.COM – Mengusung tema merabuk setengah abad kenangan, alumni SMPN 3 Surabaya tahun 1975 menggelar reuni emas.

Sesuai tema reuni yang diikuti 50 orang alumni, diawali mengunjungi almamater yang di jalan Praban 3 Surabaya itu. 

BACA JUGA: Line Dance PWI Jatim Silaturahmi dengan Ketua Perwosi Kota Surabaya​

Acara yang digelar 8 Oktober 2025 itu apontan jadi ajang kangen-kangenan sesama alumni. Tepatnya, saat peserta bersekolah 50 tahun lalu. Tidak banyak berubah dari sisi bangunan, saat alumni berkunjung ke tempat mereka bersekolah. Mengingat bangunan salah satu sekolah favorit di Surabaya itu dinyatakan sebagai cagar budaya.  

BACA JUGA: Tim LD PWI Jatim Meriahkan Drama Kolosal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit​

Selain bernostalgia, alumni yang sudah kakek dan nenek itu dipandu Mohammad Lutfy, wakil kepala sekolah bidang Litbang Humas. 

Meski beda generasi, antara alumni dan M Lutfy yang mewakili kepala sekolah DR. Triworo Parnoningrum M.Pd itu tetap gayeng. 

ita1.jpg

"Karena sekolahan kita semua ini cagar budaya, pembangunan tidak boleh sembarangan," kata Lutfy seraya  mengajak keliling komplek sekolah. Para alumni hanya bisa manggut-menggut mengetahui, status bangunan gedung sekolahnya yang menyimpan sejuta kenangan itu. 

City Tour

Puas melihat dan menyaksikan kelas tempat mereka belajar, para alumni melalukan city tour. Kota Lama dengan icon Jembatan Merahnya jadi tujuan utama. Di tempat inilah arek-arek Suroboyo berhasil menumpas Brigadir Jendral Mallaby-komandan pasukan Inggris (Sekutu), Oktober 1945.  

Mengendarai bus pariwisata para alumni dengan aneka profesi itu melanjutkan perjalanan ke Alun-Alun Surabaya. Tujuannya, agar alumni yang tinggal di luar kota, mengrtahui perkembangan Surabaya terkini. 

Perjalanan dilanjutkan ke Pacet. Di kabupaten Mojokerto itu para alumni bermalam di sebuah villa sambil menikmati dinginanya udara pegunungan Anjasmoro dan Welirang.  

ita2.jpg

Malamnya, para alumni bersuka cita merayakan pertamuan setelah 50 tahun berpisah. Diringi live musik, acara makam malam makin seru dengan nyanyi dan joget bersama.  Pembagian door prize sumbangan dari Sosri Wulandari makin menambah marak suasana reuni emas tersebut.  Ada teve 30 inci, magic jar, micro wave, food Chopper, blender, beberapa buah seterika, dan masih banyak lagi. Sesuai panggilan populer arek Suroboyo, para alumni sepakat memberi nama depan dengan sebutan cak dan ning. 

ita3.jpg

"Kita berharap, kebersamaan eperti ini, akan terus berlangsung selamanya. Selamanya pula kita tetap bersaudara, " kata Rachmad Akbar ketua panitia dengan wajah riang.

Dan, kata cak Amu--sapaan akrabnya,  momen 50 tahun seperti ini, tidak akan pernah bisa diulang sampai kapan pun. "Momen reuni 50 tahun ini benar-benar momen langka," tegas pengusaha rental mobil cukup sukses di Jakarta itu menutup acara. (*/ita)

Pewarta : Ita Nasyiah
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda