Menghidupkan Kembali Tradisi Literasi Keagamaan Nusantara di Tegalsari

Suasana stand PUSMAN FAI UNU Blitar yang mengikuti Pameran Manuskrip Tegalsari, Ponorogo. (FOTO: Istimewa)

COWASJP.COM – Pusat Manuskrip (Pusman) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar turut ambil bagian dalam Pameran Manuskrip Tegalsari. Ini merupakan sebuah langkah nyata untuk menghidupkan kembali tradisi literasi keagamaan, dan pelestarian sanad keilmuan warisan para ulama besar Nusantara. 

Pameran ini digelar Sabtu (8/11/2025) di Ndalem Kiai Ageng Muhammad Besari, Tegalsari, Ponorogo. Pameran ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali tradisi literasi keagamaan serta pelestarian sanad keilmuan warisan para ulama besar Nusantara.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Asosiasi Pecinta dan Pengkaji Naskah Nusantara (Asparagus) Ponorogo dan Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia (IAAI) Mataraman. 

Dekan FAI UNU Blitar, Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd, menyatakan bahwa kehadiran rombongan UNU Blitar menjadi bentuk komitmen akademik dalam merawat khazanah keilmuan Islam berbasis manuskrip Nusantara.

AKAR PERADABAN ISLAM DI JAWA

"Warisan ulama Tegalsari adalah akar peradaban Islam di Jawa. Melestarikannya berarti menjaga mata rantai ilmu dan spiritualitas yang diwariskan dengan penuh adab," ujar Direktur PUSMAN FAI UNU Blitar, H. Fuad Ngainul Yaqin, Lc. 

Pameran Manuskrip Tegalsari menampilkan sarasehan ilmiah sekaligus pameran naskah kuno dari berbagai pesantren dan lembaga pelestari manuskrip.

Puncak kegiatan ditandai dengan Muḥaḍarah ‘Āmmah bertema “Faḍa’il al-Awrad, Burdah dan Dala’il al-Khairat” bersama Prof. Dr. Muhammad Ibrahim al-Asymawi. Beliau Guru Besar Ḥadīṡ dan ‘Ulūm al-Ḥadiṡ dari Universitas Al-Azhar, Mesir. 

Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi para peserta untuk menyaksikan langsung koleksi manuskrip bersejarah. Seperti kitab-kitab klasik, naskah tafsir, dan wirid yang dahulu menjadi pedoman keilmuan di pesantren Tegalsari.

"Melalui kegiatan ini, UNU Blitar berupaya meneguhkan perannya sebagai kampus yang aktif dalam riset manuskrip Islam dan pelestarian literasi keagamaan," ujar H. Fuad Ngainul Yaqin. 

Dengan demikian, Pameran Manuskrip Tegalsari menjadi langkah nyata untuk menghidupkan kembali tradisi literasi keagamaan Nusantara. Dan pelestarian sanad keilmuan warisan para ulama besar Nusantara.

Pameran ini juga menjadi kesempatan bagi para peserta untuk memahami betapa kaya dan mendalam tradisi literasi ulama Nusantara.

Kegiatan ini dihadiri oleh ulama internasional, Syaikh al-Muḥaddits Prof. Dr. Muhammad Ibrahim al-Asymawī, Guru Besar Ḥadīṡ dan ‘Ulūm al-Ḥadiṡ dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Dekan FAI UNU Blitar, Dr. Arif Muzayin Shofwan, M.Pd beserta jajaran hadir dalam kegiatan tersebut. Di antaranya Direktur PUSMAN, H. Fuad Ngainul Yaqin, Lc.

Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) H. Abd. Rauf, Lc., M.A, serta dosen IAT, Ananda Emiel Kamala,S.Hum,. M.A.

Kehadiran rombongan UNU Blitar menjadi bentuk komitmen akademik dalam merawat khazanah keilmuan Islam berbasis manuskrip Nusantara. Pameran Manuskrip Tegalsari juga ini menampilkan sarasehan ilmiah sekaligus pameran naskah kuno dari berbagai pesantren dan lembaga pelestari manuskrip.

Pameran ini membuka ruang refleksi tentang betapa kaya dan mendalam tradisi literasi ulama Nusantara. "Warisan ulama Tegalsari adalah akar peradaban Islam di Jawa. Melestarikannya berarti menjaga mata rantai ilmu dan spiritualitas yang diwariskan dengan penuh adab," ujar H. Fuad Ngainul Yaqin.

Dengan demikian, Pameran Manuskrip Tegalsari menjadi langkah nyata untuk menghidupkan kembali tradisi literasi keagamaan Nusantara. Pelestarian sanad keilmuan warisan para ulama besar Nusantara. Semoga semangat keilmuan Tegalsari dapat terus hidup, dipahami, dan bermanfaat bagi generasi masa kini dan mendatang.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda