COWASJP.COM – Di tengah riuhnya dinamika internal yang mengguncang keheningan rumah besar Nahdlatul Ulama (NU), suara seru dari Badan Otonomi (Banom) NU muncul sebagai penyangga keutuhan.
Bukan sebagai penentang, melainkan sebagai pelindung nilai-nilai tawasuth, tawazun, tasamuh, dan i’tidal yang telah melindungi NU selama lebih dari satu abad.
Pada Jumat (5/12/2025), sejumlah pimpinan Banom NU tingkat pusat menyampaikan pernyataan bersama yang menggigit, untuk menyikapi persoalan di PBNU dengan hati yang jernih dan langkah yang penuh hikmah.
Pimpinan Banom NU yang mengeluarkan pernyataan tersebut antara lain:
Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor
Pimpinan Pusat Pagar Nusa
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII)
Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslim Indonesia (DPP SARBUMUSI)
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU)
Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU)
Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN).
Dengan memulai ucapan dengan salam dan basmallah, mereka menyatakan telah mencermati secara seksama dinamika internal NU beberapa waktu belakangan.
Berikut poin-poin inti pernyataan mereka:
1. Meneguhkan komitmen untuk menjaga persatuan jam’iyyah, berlandaskan nilai-nilai inti NU, demi kokohnya rumah besar.
2. Memohon kepada PBNU dan pemangku kepentingan untuk segera melakukan musyawarah yang jernih, tenang, dan terbuka guna mencari keputusan yang arif untuk kemaslahatan jam’iyyah dan jama’ah.
3. Mengapresiasi dan mendukung upaya silaturahmi, tabayyun, serta dialog yang dipimpin oleh masyayikh, kiai sepuh, dan ibu nyai sebagai ikhtiar mulia untuk menjaga ukhuwah nahdliyah.
4. Berikhtiar menjaga marwah organisasi dengan menegakkan adab, akhlak, dan menghindari ucapan atau tindakan yang menimbulkan kegaduhan, baik di internal maupun ruang publik.
5. Berharap kepemimpinan PBNU senantiasa menjadi teladan dalam menjaga harmoni dan mengutamakan kemaslahatan umat.
6. Menginstruksikan seluruh pimpinan Banom di semua tingkatan untuk tetap fokus menjalankan program kerja, memperkuat koordinasi, dan memperkokoh khidmah kepada NU dan masyarakat.
7. Mengajak seluruh pimpinan pondok pesantren, mursyid, dan pimpinan NU untuk meningkatkan dzikir, doa, istighotsah, dan munajat agar diberikan taufik dan hidayah guna menyelesaikan persoalan dengan cara yang bermartabat.
“Semoga Allah SWT membimbing langkah kita dengan kejernihan hati, sehingga setiap ikhtiar kembali pada kemaslahatan dan keutuhan jam’iyyah. Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariq,” pungkas pernyataan tersebut.
**
Pernyataan bersama ini ditandatangani oleh H. Addin Jauharudin (Ketua Umum PP GP Ansor), Muchamad Nabil Haroen (Ketua Umum PP Pagar Nusa), M. Shofiyulloh Cokro (Ketua Umum PB PMII), Irham Ali Saifuddin (Presiden DPP SARBUMUSI), Muh Agil Nuruz Zaman (Ketua Umum PP IPNU), Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa (Mudir Ali Idaroh Aliyah JATMAN), dan Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin (Ketua Umum PP ISNU). Ini sebuah bukti bahwa di balik perbedaan, ukhuwah nahdliyah tetap menjadi pondasi yang tak tergoyahkan. Membawa harapan damai dan kebanggaan bagi umat.(*)