Dukungan Ganda Terhadap Rapat Pleno PBNU dan Keputusan Syuriyah, Menuju Kestabilan NU Menjelang Muktamar 2026

Pimpinan Pengasuh Pesantren Krapyak KH Khoirul Fuad Ahmad (kiri) saat bersama Mustasyar PBNU KH Ma'ruf Amin. (FOTO: Dok. PBNU)

COWASJP.COM – Dinamika internal Nahdlatul Ulama (NU) semakin terasa menjelang Rapat Pleno PBNU yang dijadwalkan 9-10 Desember 2025. Antara lain akan membahas pergantian Ketua Umum PBNU. 

Dalam konteks ini, dua figur penting dalam lingkaran NU telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menunjukkan dukungan terhadap proses organisasional. 

Masing-masing dari Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta dan Mustasyar PBNU Tuan Guru Haji Muhammad Turmudzi Badaruddin.

Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, tempat KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) pernah mondok, mengeluarkan surat pernyataan resmi yang menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Rapat Pleno PBNU. 

BACA JUGA: Forum Kiai Sepuh di Tebuireng Menyikapi Bencana dan Dinamika PBNU​

Dalam surat yang ditandatangani langsung oleh Pimpinan Pengasuh KH Khoirul Fuad Ahmad, pesantren menyatakan bahwa PBNU sebagai pimpinan tertinggi Jam'iyyah tidak boleh dijadikan korban kepentingan apa pun. Dan harus dijaga agar tetap tegak, terarah, dan terhindar dari mudharat. 

Pesantren juga menyebut adanya polemik internal terkait keputusan Gus Yahya yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme Jam'iyyah secara menyeluruh. Sehingga menilai Pleno PBNU sebagai ruang yang sah, konstitusional, dan diperlukan untuk menjaga stabilitas organisasi. Termasuk dalam mengambil keputusan strategis terkait pergantian Ketua Umum.

 "Kami memberikan dukungan penuh atas Pleno PBNU tanggal 9-10 Desember 2025 dalam mengambil langkah bagi kebaikan semuanya," ujar KH Khoirul Fuad Ahmad pada Minggu (7/12/2025). 

Sikap ini menjadi perhatian publik, karena Gus Yahya adalah alumni pesantren tersebut. Namun pesantren menegaskan, bahwa dukungan diberikan demi kemaslahatan Jam'iyyah. Bukan hubungan personal. Pesantren juga mengimbau semua pihak agar menghormati nasehat sesepuh dan mematuhi keputusan Jam'iyyah, untuk keutuhan NU dan keteduhan umat menjelang Muktamar 2026.

Sementara itu, Mustasyar PBNU TGH Muhammad Turmudzi Badaruddin juga menyampaikan pernyataan resmi yang menegaskan dukungannya terhadap jajaran Syuriyah PBNU, pasca keputusan pemberhentian Gus Yahya sebagai Ketua Umum. 

Dalam video resmi berdurasi dua menit tujuh detik, TGH Turmudzi menegaskan bahwa Syuriyah terutama Rais Aam merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi NU. Sehingga keputusan Rais Aam wajib dihormati oleh seluruh pengurus PBNU. 

"Kepada seluruh para alim ulama, habaib, pemuka agama, masyarakat Nahdliyin dan masyarakat Indonesia, saya atas nama H. M. Turmudzi Badaruddin mendukung putusan Rais 'Aam. Karena Rais 'Aam adalah yang tertinggi dalam organisasi," katanya pada hari yang sama. 

Dukungan dari figur kharismatik yang menjadi panutan Nahdliyin ini menguatkan langkah Syuriyah dalam mengelola dinamika internal. Sambil mengajak seluruh pihak untuk menjaga suasana dan mengikuti mekanisme organisasi. Sesuai nilai-nilai NU "agar proses transisi pergantian Ketua Umum PBNU berjalan dengan baik. Tidak menimbulkan kegaduhan di tengah umat."

Dari kedua pernyataan tersebut terlihat kesatuan niat untuk menjaga kestabilan dan keutuhan Nahdlatul Ulama melalui mekanisme organisasional yang sah dan konstitusional. 

Dukungan terhadap Pleno PBNU dan keputusan Syuriyah menjadi langkah penting untuk memastikan proses transisi berjalan lancar, bebas dari kepentingan pribadi, dan tetap berlandaskan nilai-nilai kemaslahatan umat. 

Semoga langkah-langkah yang diambil dapat membawa NU ke arah yang lebih baik. Semakin memperkuat perannya sebagai organisasi Islam, yang berakar di masyarakat Indonesia menjelang Muktamar 2026.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda