SEA Games 2025 Thailand

Kisah Perjuangan Rendy Arek Kediri: Mobil Tukar Sepeda, Hasilnya Medali Emas SEA Games

Atlet Cabor Balap Sepeda, asal Kediri, Jawa Timur, Rendy Varera Sanjaya saat akan berlaga di SEA Games 2025 Thailand. (FOTO: Istimewa)

COWASJP.COM – Jalan menuju prestasi tak selalu dihiasi kemewahan. Kadang, keberhasilan muncul dari pilihan sulit yang diambil dengan keberanian. 

Seperti yang dilakukan Rendy Varera Sanjaya. Atlet balap sepeda asal Kediri, Jawa Timur, ini rela menjual mobil kesayangannya hanya untuk membeli sepeda yang menjadi senjatanya meraih medali di ajang SEA Games 2025 Thailand. 

Hasilnya? Dua medali berharga: satu emas dan satu perak. Bahkan menjadikannya sebagai peraih medali pertama bagi kontingen Indonesia di ajang tersebut. 

Kisah ini bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang pengorbanan yang tak mengkhianati hasil.
 
Berusia 26 tahun, Rendy telah mencintai sepeda sejak usia dua tahun. Menurut ayahnya, Heru Eko Nurcahyono, anak pertamanya ini pernah membawa sepedanya tidur ke kamar saat kecil. “Sejak awal saya yang mengawal dia,” kata Heru, yang juga pernah menjuarai Kejurnas Balap Sepeda Djarum Open tahun 2010. “Prinsip yang saya tanamkan sederhana: Hari ini harus lebih baik dari kemarin.”
 
Minat Rendy terhadap balap sepeda downhill mulai tumbuh pada 2010. Ketika ia masih duduk di kelas empat SD, setelah sering diajak berlatih oleh sang ayah. Ia pertama kali mengikuti kompetisi pada 2011 untuk kategori men youth, dan meraih podium pertamanya pada 2014 di kategori yang sama. 

Nama Rendy semakin dikenal setelah ia membukukan prestasi penting di ajang Asia Pacific Downhill Challenge 2015. Dia meraih medali perunggu di kategori Men Elite —pencapaian besar bagi atlet muda yang baru meniti karier.
 
Selanjutnya, Rendy meraih berbagai medali di Kejuaraan Nasional: perak pada 2018, perunggu pada 2019, perak pada 2021, perunggu pada 2022, dan akhirnya emas pada 2023. 

Prestasi yang menonjol itu membuatnya dilirik Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), dan pada 2019 ia resmi masuk Pelatnas balap sepeda. Meskipun gagal menyumbang medali di SEA Games 2021 (diselenggarakan 2022), Rendy terus berkembang dan bahkan meraih dua medali perunggu pada Asian Continental Championships 2023 dan 2024.
 
Saat targetnya terarah ke SEA Games 2025 Thailand, ia menghadapi tantangan besar: kurangnya dana untuk membeli sepeda balap yang layak. Tanpa ragu, Rendy memutuskan menjual mobilnya yang dihargai 50 jutaan rupiah, lalu menggunakan sebagian uangnya —30 jutaan rupiah-- untuk membeli sepeda yang akan dibawanya bertanding. 

“Alhamdulillah, meski harus kehilangan mobil dan ditukar dengan beli sepeda untuk modal ke SEA Games, ternyata hasilnya sesuai target,” ceritanya saat ditemui di rumah orang tuanya di Desa Blabak, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Selasa (16/12/2025). 

Sebelum berangkat, ia juga telah meminta restu kepada istri, anak, dan kedua orang tuanya —termasuk niat menjunjung mobil kebanggaannya. Semua mendukung dengan tulus.
 
Persiapan Rendy tidak berhenti di pembelian sepeda. Bersama tim nasional, ia menjalani training camp sejak Mei hingga Desember. Fokus penuh pada peningkatan kondisi fisik, teknik balap, dan mental bertanding. 

“Persiapan kami cukup panjang. Fokus pada fisik, teknik, dan mental. Alhamdulillah saat pertandingan saya merasa sangat siap,” ujarnya.
 
Hasilnya tak perlu diragukan lagi. Di lintasan Khao Kheo Open Zoo, Chonburi, Rabu (10/12/2025), Rendy meraih medali perak di nomor Men’s MTB Downhill Putra —yang menjadi medali pertama Indonesia di SEA Games 2025. Kemudian sehari setelahnya di lintasan yang sama, ia meraih medali emas di nomor Men’s MTB Cross Country Eliminator (XCE). 

Dua medali dari dua nomor berbeda menjadi kontribusi penting bagi kontingen Indonesia dan mengukuhkan posisi Rendy sebagai salah satu atlet balap sepeda terbaik di Asia Tenggara.
 
Sang ayah, Heru, merasa bangga luar biasa dengan prestasi anaknya. Namun, ia juga tidak lupa memberikan nasihat: “Agar selalu memiliki sikap rendah hati, tidak memandang remeh lawan, berperilaku ramah kepada siapa pun dan menjunjung tinggi profesionalisme.” 

Prestasi Rendy tidak hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga masyarakat Desa Blabak, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, serta seluruh warga Jawa Timur. Ia membuktikan bahwa atlet dari daerah mampu bersaing dan meraih puncak di tingkat internasional.
 
Kisah Rendy Varera Sanjaya mengingatkan kita bahwa pengorbanan adalah harga yang harus dibayar untuk meraih impian. Ia menunjukkan bahwa kekurangan tidak pernah menjadi alasan untuk menyerah —sebaliknya, itu bisa menjadi dorongan untuk berusaha lebih keras. 

Dari podium pertama di usia muda hingga menjadi pencatat medali pertama Indonesia di SEA Games, perjalanannya membuktikan bahwa perkembangan konsisten akan membawa ke arah keberhasilan. 

Saat kita merasa terjebak dalam kesulitan, ingatlah pilihan Rendy: menjual apa yang kita miliki untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan. Karena sesungguhnya, hasil yang berharga tidak akan datang dengan sendirinya —ia datang dari kerja keras, keberanian, dan keyakinan yang tak tergoyahkan. 

Mari jadikan kisahnya sebagai cermin: jangan takut membuat pilihan sulit, karena di baliknya mungkin tersembunyi kemenangan yang luar biasa.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda