Ekspedisi Batin (20): Melukis Solidaritas Empati
Dengan berpuasa, pribadi muslim diajak untuk merasakan getirnya kelaparan.
Selengkapnya
Dengan berpuasa, pribadi muslim diajak untuk merasakan getirnya kelaparan.
SelengkapnyaSudah menjadi kebiasaan sopir di sana. Bila ke mana-mana selalu membawa mandau. Diselipkan di dalam tas ranselnya.
SelengkapnyaUrusan mental ini memang tidak sesederhana diucapkan. Apalgi di tengah liku kehidupan yang penuh misteri kehidupan yang sedang dijalani manusia.
SelengkapnyaMakan bareng. Ngopi bareng. Bahkan tidur bareng. Layaknya sopir dengan kernet. Saya juga sering beli makanan untuk mereka.
SelengkapnyaAyat ini menunjukkan bahwa dalam setiap upaya dan kegagalan, tawakkal kepada-Nya adalah kunci untuk bangkit.
SelengkapnyaYang dipuisikan Rumi dan firman Allah ini bukan sekedar pencarian terhadap apa yang absen. Itu semua sebuah proses saling menemukan antara jiwa dan ilahi.
SelengkapnyaDalam seharian kemarin, penulis menemani beberapa orang.
SelengkapnyaMereka merasakan, menyerap, lalu memurnikan energi kental itu menjadi energi spiritual yang mampu meledakkan potensi dalam tubuh fisik dan non fisiknya.
SelengkapnyaPara ulama sufi telah memahami ini dan mereka merumuskan metode untuk mencapai tujuan spiritual yang agung ini.
SelengkapnyaDalam perjalanan itu, pengenalan diri menjadi kunci, memahami kekuatan dan batasan diri, menemukan dan mengobati penyakit batin yang menghalangi sinar-Nya.
Selengkapnya