IKN Pelit
Waktu itu saya memang berkunjung ke Xiong An. Untuk kali kedua. Itulah IKN-nya Tiongkok. Waktu itu Bandara Daxing baru mulai dirancang.
SelengkapnyaWaktu itu saya memang berkunjung ke Xiong An. Untuk kali kedua. Itulah IKN-nya Tiongkok. Waktu itu Bandara Daxing baru mulai dirancang.
SelengkapnyaIa bercerita pernah berada di Amerika Latin. Yakni benua yang penghayatan agamanya (Katolik) sangat kuat. Sangat religius. Ia pernah melihat orang miskin antre makanan di gereja.
SelengkapnyaIklim usaha pun bisa memasuki el nino. Padahal tanpa el nino itu pun ekspansi usaha sudah praktis berhenti.
SelengkapnyaBetul, 155Lbs masih belum berat ideal buat saya, tapi sudah termasuk normal untuk pria seusia dan setinggi saya.
SelengkapnyaRumah petani. Di pedalaman. Naik kereta 14 jam dari Beijing.
SelengkapnyaSaat itu, di lantai 2 kampus itu, dipakai untuk Fakultas Tarbiyah. Ada satu mahasiswi di lantai 2 itu: Rosidah. Kenal. Lengket di hati. Rosidah itulah yang kini jadi istrinya.
Selengkapnya''Kenapa nama Anda Eighty?'' tanya saya. Tidak ada sedikit pun tanda-tanda Indo di wajahnyi.
SelengkapnyaLima tahun lalu saya naik kereta jenis ini. Dari Xinjiang. Ke Ganshu. Gerbongnya juga berkamar-kamar. Tidur sepanjang hari. Sepanjang malam.
Selengkapnya