Bhayangkara Punya Baramania, Persebaya Punya Bonek
Apakah tepat jika Nakoda berteriak bahwa harga kapalnya Rp 100 miliar dan investor yang mau masuk juga harus melunasi utang manajemen lama yang Rp 7 miliar!
Selengkapnya 
            Apakah tepat jika Nakoda berteriak bahwa harga kapalnya Rp 100 miliar dan investor yang mau masuk juga harus melunasi utang manajemen lama yang Rp 7 miliar!
SelengkapnyaTidak ada kebahagiaan sejati tanpa perjuangan. Juga tanpa melalui ikhtiar. Itulah hakiki hidayah yang baru saja diraih Persebaya berserta Boneknya.
SelengkapnyaSETELAH catatan berjudul: Tiga Skenario Hidupkan Persebaya, ada yg bertanya mengapa harus bikin tim? Pembentukan tim hanya sebagai starting point perjuangan baru Persebaya.
SelengkapnyaSALEH ISMAIL MUKADAR sosok pria keras kepala. Suaranya lantang. Tegas dan pantang menyerah! Saat dikuyo-kuyo pengurus PSSI dia melawan dan menantang. Targetnya?
SelengkapnyaTahun 2006 menjadi tahun tantangan bagi Green Force Persebaya. Wakil Walikota Surabaya, Arif Afandi, mengemban tugas berat untuk mengembalikan Persebaya ke kasta puncak (Divisi Utama).
SelengkapnyaBonek, supporter loyal Persebaya, telah sukses menekan PSSI membahas keanggotaan klub kebanggaan arek Surabaya.
SelengkapnyaPERSEBAYA harus hidup lagi. Pemkot Surabaya perlu turun tangan. Bukan untuk memberi dana APBD, tapi memfasilitasi kemudahan bisnisnya.
SelengkapnyaTidak ada kebenaran mutlak dan kesalahan mutlak di planet bumi. Pak Saleh punya cara dan gaya sendiri untuk ikut mendongkrak kualitas dan prestasi sepakbola Merah-Putih.
SelengkapnyaEra Green Force Persebaya di bawah rentang kendali Almarhum Haji Santo adalah era sarat kontroversi. Di tangannya Persebaya bisa juara, tapi musim berikutnya terbanting di lembah degradasi.
SelengkapnyaInilah lanjutan tulisan kami pada 16 – 18 Februari 2006 yang sedianya dijadikan buku tentang Persebaya dengan judul: Melesat di Tengah Badai.
Selengkapnya 
                           
                           
                           
                          