Menagih Janji Saleh Mukadar: Tinggalkan Persebaya!
SALEH ISMAIL MUKADAR sosok pria keras kepala. Suaranya lantang. Tegas dan pantang menyerah! Saat dikuyo-kuyo pengurus PSSI dia melawan dan menantang. Targetnya?
SelengkapnyaSALEH ISMAIL MUKADAR sosok pria keras kepala. Suaranya lantang. Tegas dan pantang menyerah! Saat dikuyo-kuyo pengurus PSSI dia melawan dan menantang. Targetnya?
SelengkapnyaTahun 2006 menjadi tahun tantangan bagi Green Force Persebaya. Wakil Walikota Surabaya, Arif Afandi, mengemban tugas berat untuk mengembalikan Persebaya ke kasta puncak (Divisi Utama).
SelengkapnyaBonek, supporter loyal Persebaya, telah sukses menekan PSSI membahas keanggotaan klub kebanggaan arek Surabaya.
SelengkapnyaPERSEBAYA harus hidup lagi. Pemkot Surabaya perlu turun tangan. Bukan untuk memberi dana APBD, tapi memfasilitasi kemudahan bisnisnya.
SelengkapnyaTidak ada kebenaran mutlak dan kesalahan mutlak di planet bumi. Pak Saleh punya cara dan gaya sendiri untuk ikut mendongkrak kualitas dan prestasi sepakbola Merah-Putih.
SelengkapnyaEra Green Force Persebaya di bawah rentang kendali Almarhum Haji Santo adalah era sarat kontroversi. Di tangannya Persebaya bisa juara, tapi musim berikutnya terbanting di lembah degradasi.
SelengkapnyaInilah lanjutan tulisan kami pada 16 – 18 Februari 2006 yang sedianya dijadikan buku tentang Persebaya dengan judul: Melesat di Tengah Badai.
SelengkapnyaIni tulisan Almarhum Kholili Indro, wartawan Jawa Pos, pada 17 Februari 2006. Tulisan beliau dimaksudkan untuk memperkaya buku “Melesat di Tengah Badai” yang urung dicetak itu.
SelengkapnyaPADA 2006 Akhmad Munir sudah menjabat sebagai Ketua PWI Jatim. Dia juga menjadi Kepala Kantor Berita Antara Jatim.
SelengkapnyaIni tulisan kami pada 2006. Dimulai dari Rabu 15 Februari 2006. Batavia Air yang kami tumpangi dari Bandara Juanda baru saja landing di Bandara Soekarno-Hatta. Waktu menunjukkan pukul 17.45 WIB.
Selengkapnya