Ekspedisi Batin (2): Melaut di Samudera Kesunyian Ramadan
Dalam kesunyian, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu mulai terungkap.
SelengkapnyaDalam kesunyian, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu mulai terungkap.
SelengkapnyaItu revisi ketiga: ideologi direvisi. Diperbarui.
SelengkapnyaPerjalanan ini dimulai saat fajar menyapa, saat cahaya pertama membelah kegelapan
SelengkapnyaJika dibandingkan, berapa harga bahan-bahan pokok tersebut di Lisbon?
SelengkapnyaKomandonya tetap satu: dari imam yang ada nun di dalam masjid.
SelengkapnyaSaya langsung duduk bersila di kursi itu. Dua kursi milik saya seorang diri. Hati berbunga-bunga. Apalagi sudah ada kacamata kuda.
SelengkapnyaBerarti perubahan besar yang banyak diberitakan belakangan ini ternyata tidak terlalu mencolok. Setidaknya tidak sedramatis yang ada di media.
SelengkapnyaMasih ada empat angka lagi yang membuat OCR suka geleng-geleng kepala –kalau ia punya kepala. Yakni angka satu vs tujuh dan angka dua vs lima.
SelengkapnyaIa garuk-garuk kepala. Lalu mengelus jenggot. Diam menerawang. Berpikir keras. Lama.
SelengkapnyaDulu saya suka heran membaca berita: Arab produksi sayur-mayur. Rupanya di sini: di provinsi Qassim ini –Buraydah ibu kotanya.
Selengkapnya