Surabaya Darurat Empal Brewok (2)

Kemasan dan isi dendeng ragi Empal Brewok

Brigita Manohara, salah satu presenter TV One, selfie bersama Empal Brewok yang dipesannya.(Foto Dokumen Pribadi)

COWASJP.COM – ockquote>

O L E H: M Hakim 

--------------------------------------------

Bakul dendeng ragi Empal Brewok

MENANGGAPI komentar-komentar miring tentang merek Empal Brewok, aku berusaha sabar. Karena aku sudah menduga itu akan terjadi. Namun aku kemudian up load status di FB soal merek yang kontroversial itu.  Aku jelaskan bahwa menu dendeng ragi itu memang berupa empal yang ‘dikerubuti’ srondeng sebagai ‘brewokannya’. 

Nyatanya memang begitu, awal mula aku memutuskan merek Empal Brewok. Sebenarnya awalnya aku beri merek Dendeng Ragi itu Mbok Marsini, nama emakku yang jago masak menu tersebut. Namun, setelah desain jadi, aku terus menimang-nimangnya. Kok rasanya kurang unik. Kurang kuat merek itu. Memang menghargai nama emakku, tapi rasanya kurang menjual. 

Setelah desain itu aku amat-amati, mataku tertuju pada gambar sepiring dendeng ragi di desain itu. Kok tiba-tiba di benakku muncul kata Empal Brewok. Karena bentuk gambar itu adalah daging yang dikelilingi srondeng.  Namun, aku sempat malu dan ragu dengan merek itu.

Sebagai bukti aku malu, di bawah merek Empal Brewok sempat aku beri frasa “Jangan Ngeres, Nikmati Aja”. Namun, frasa  itu diprotes istriku ketika aku mintai pertimbangan. Setelah aku pikir-pikir frasa itu kian menggiring orang agar memahami bahwa Empal Bresok bermakna (maaf) alat kelamin perempuan, seperti maknya yang melekat di benak warga Kota Surabaya khususnya, Jatim umumnya. 

Benar juga saran istriku. Akhirnya aku hanya pasang kata Empal Brewok sebagai merek. Biarlah orang berpendapat. Yang penting, Empal Brewok yang aku maksud di situ memang empal (daging sapi) yang dipadu srondeng kelapa muda sebagai ‘brewokannya’.

Setelah aku share menu dendeng ragi Empal Brewok itu ke sejumlah grup kuliner di Facebook, baik grup publik (terbuka) maupun tertutup yang tersebar di Malang, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang, nyatanya Surabaya yang paling ‘darurat’ Empal Brewok. Anggota Grup Kuliner Surabaya langsung heboh. Kebanyakan malah perempuan yang menanggapi. Laki-lakinya sangat sedikit. Saya ulangi: sangat sedikit.

brewollllln74ua.jpg

Statusku tentang Empal Brewok ramai di-like dan belasan kali, sebagian besar dibagikan oleh ibu-ibu. Pesanan pun mengalir sampai ratusan besek dan terus belum berhenti sampai sekarang. Kebanyakan orang Surabaya dan Sidoarjo. Istriku di rumah harus mengerahkan dua ibu-ibu tetangga untuk mengoseng srondeng. Benar-benar berkah Surabaya ‘darurat’ Empal Brewok.

Sementara cah-cah Semarang atau Yogyakarta, juga arek Malang, kurang merespons Empal Brewok. Buktinya, statusku tidak banyak mendapat tanggapan di grup-grup kuliner di kota-kota itu. Grup terbuka yang saya sasar, karena anggotanya banyak. Sampai ratusan ribu. 

Walhasil yang terjadi, aku hanya lelah melayani calon pembeli atau pesanan dari Surabaya. Sedangkan pesanan dari Kota Semarang, Yogyakarta, dan Malang hanya satu dua. 

Ada juga beberapa pesanan dari luar kota di luar pulau seperti Sangatta (Kalimantan Selatan), Samarinda (Kaltim), Denpasar (Bali), Lombok (NTB), Seutui Aceh (Sumatera). Mungkin mereka tahu dari FB atau bisa juga dari Grup Kuliner Surabaya (GKS). Tapi rata-rata mereka orang Jawa Timur yang merantau. Jadi mereka tidak asing dengan kata Empal Brewok.

Seorang cewek rupanya penasaran dengan menu Empal Brewok. Dia rupanya bertanya kepada ibunya. Hal itu terbaca dari comment dia di akun FB-ku. “Kata ibuku, ini dendeng ragi yang enak disantap waktu hangat.” Aku bilang “Ya”.  Dendang ragi memang enak disantap waktu hangat. Empal Brewok hangat memang ‘mak nyos’. 

Namun, aku ingin ‘mengabadikan’ menu yang mulai kurang populer ini. Aku ingin orang-orang tua bernostalgia dengan dendeng ragi yang kurang dikenal lagi oleh kawula muda di Jawa Timur. Selanjutnya para kawula muda akhirnya tahu, mengenal, dan bisa menikmati menu yang lezat ini. 
Terakhir, keluarga besar Empal Brewok (E-BRO) ingin mengajak semua orang, terutama pelanggan, untuk berprasangka baik (khusnuzon) kepada semua orang. E-BRO , AYO POSITIVE THINKING, BRO!*

Harga: Rp 30 ribu per besek.
Promo: Surabaya dan Sidoaro free ongkir sampai akhir Februari 2016
Order:  hub WA 081359084757, BBM 7e63e5ba.

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda