COWASJP.COM – HOTEL Four Point Sheraton, Makassar, Sabtu siang, 1 April 2017. Satu-persatu kader-kader berjaket biru, lelaki dan perempuan, kalangan muda dan separuh baya, memeluk Nikmatullah, ketua DPD PD Sulsel yang belum lama terpilih.
Mereka bergantian memeluk Ketua baru bertubuh tinggi besar itu. Wajah mereka sembab habis menangis. Ada juga yang masih terisak-isak. Ula, sapaan karib pria murah senyum ini, yang juga wakil Ketua DPRD Sulsel ikut mengeluarkan air mata. Sesekali suaranya terseda, menahan tangis tak terbendung. Di dekatnya Sekretaris DPD Daeng Ichal dan Bendahara diam memperhatikan. Ketua DPC Makassar yang kerap disapa Ara, larut dalam haru.
Kami sekira belasan pengurus DPP PD melihat lekat-lekat pemandangan haru-biru itu. Tatap mata Sekjen DPP PD DR Hinca Panjaitan lurus ke depan. Wakil Sekjen DPP PD Andi Timo Pangerang, Wakil Ketua BPOKK Sarjan Tahir, Wakil Ketua KPP Boyke Nofrizon dan Andi Nurpati, Ketua Divisi Diklat Dudi Gambiro, Ketua Divisi Komunikasi Publik Imelda Sari dan Sekretaris Hilda Thawila dan para pengurus pusat lainnya ikut larut dalam haru. Mereka tak kuasa menahan haru dan ada yang meneteskan air mata pula...
Ada apa ini? Apakah ada kabar duka mendadak hinggap di ballroom hotel itu? Tidak. Adakah tragedi atau peristiwa tragis terjadi di situ? Pun tidak. Ini juga bukan kegiatan training motivasi ESQ Way 165-- kerap dipandu Motivator Ary Ginanjar di mana para pesertanya kerap memangis tersedu-sedan.
Isak tangis tadi dicuplik dari sesi pelatihan kader parpol sebelum pengurus DPD PD Sulsel dilantik esok hari nya, Minggu. Banyak sisi berbeda antara gaya pelatihan partai besutan Prof DR Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini dengan umumnya parpol lakukan.
Bahkan untuk internal dan sejarah PD sendiri, fenomena ini tergolong baru. Selama 13 tahun secara formal memegang KTA PD, baru kali ini saya lihat model pelatihan seperti dipandu langsung Sekjen PD ini.
Foto: Metrosulawesi
Isi pelatihan di atas jauh dari tetek bengek protokoler dan basa-basi pidato politisi parpol umumnya. Biasanya, pengalaman yang sudah-sudah saya amati di pelbagai parpol, pelatihan tak lebih ajang unjuk-kuasa dan teks pidato panjang dibacakan para petingginya. Umumnya memang diselipkan materi dari pakar-pakar, pejabat pemerintah dan lembaga. Tetap saja kerap bikin ngantuk, dan landai-landai saja.
Di pelatihan kader PD, tak ada basa-basi. Masing-masing Direktur Eksekutif Fajar Sampurno, lalu Sarjan Tahir, Boyke Nofrizon, Dudi Gambiro memberi paparan sesuai bidangnya, masing-masing 10 menit. Benar-benar efisien. Sejumlah 500 an pengurus dan kader Sulsel terpaku dan fokus. Efektif.
Tak ada yang memegang HP, apalagi main game, atau sekadar browsing dengan gadgetnya. Perangkat HP dan gadget terlarang digunakan di pelatihan PD. Tak pula peserta pelatihan yang berdiri, lalu lalang ambil minuman atau makanan.
Pelatihan ini bukan basa-basi, sekadar formalitas kegiatan parpol apalagi. Inilah training yang benar-benar isi batere, mematri pengetahuan, dan spirit juang. Juga efektif paparkan tugas sesungguhnya parpol.
"Kami jauh-jauh datang dari Jakarta adalah untuk menggerakkan dan memanaskan mesin partai. Bukan mau jadi turis tau jalan-jalan di Makassar ini," kata Sekjen Hinca, di awal presentasinya.
Suara Hinca menggelegar, yang mendengarkan pun gentar. Tak ada yang mengeluarkan suara, berbisik juga tidak. Ruangan besar itu pun hening. Senyap. Hinca menggunakan teknik komunikasi yang "gas pol", yang haramkan sikap cengengesan, lemah jiwa, minder apalagi pesimistis. Sekjen inginkan kader-kader berjiwa pemenang, petarung, dan perebut masa depan. Terkadang Sekjen sengaja angkat kearifan lokal, idiom-idiom setempat, termasuk ewako dan jiwa raja-raja kesatria dan gagah berani Sulsel.
Sosok muda berlatar lawyer, pegiat hukum pers dan tokoh sepakbola nasional ini menggebrak dan menggugah spirit berpartai kader-kader Sulsel. Demokrat, kata Hinca, adalah partai besar yang tiada henti bergerak, berbuat dan memberi solusi buat rakyat. Kerja-kerja politik serta aktifitas kader dan pengurus harus jelas, bermakna dan konkret. Apalagi menghadapi kompetisi dan ajang-ajang politik di depan mata dari mulai pilkada kabupaten dan kota di wilayah Sulsel, hingga Pilgub Sulsel sendiri pada 2018.
"Mari bekerja keras, termasuk untuk memenangkan pemilu 2019. Kita juga siapkan tokoh kita untuk merebut kembali Istana. Ini bukan kerja sembarangan. Ini kerja super serius dari sebuah parpol besar Demokrat!,"tegas Hinca, dengan suara tetap tinggi.
Semua peserta diam terpaku. Tak ada suara berisik atau pun orang bercakap-cakap. Tak ada juga yang berani keluar ruangan, kecuali yang bisa yakinkan penjaga pintu bila ada yang urgen. Selain materi menarik, mengulas kerja-kerja politik, Hinca juga piawai mengaduk-aduk emosi dan semangat para kader. Selama hampir dua jam presentasi, sesekali sambil berbicara ia berhenti di sebuah sudut lalu berjalan cepat ke sudut lain, bergeser ke depan, ke belakang dan nyaris ke seluruh ruangan. Sekjen laksana petinju legenda Muhammad Ali yang pandai menguasai ring dengan gaya indah kupu-kupu...Terbang, menari dan menebar keindahan dan pesona.
Membuat semua mata tak terpejam mengikuti kemana pun dia melangkah atau mendadak terpaku tanpa gerakan. Pernah nonton gaya bertinju Si Mulut Besar, bukan? Ya seperti itulah Sekjen PD ini menguasai panggung. Ia laksana motivator, orator dan kadang presentasinya diselipkan joke segar pula. Betul-betul segar dan meninggikan gairah.
Makassar saksi semuanya. Gagah berani Sekjen PD lakukan pembekalan kader secara terbuka. Semua kegiatan pelatihan kader dilakukan terbuka dihadiri dan diliput wartawan dan media.
"Tak ada yang kami tutup-tutupi. Kami bekerja untuk rakyat, demi negeri dan bangsa ini. Tak ada yang dirahasiakan dalam kerja politik kami,"kata Hinca.
Biasanya parpol mana pun kerap lakukan kegiatan terutup pers saat membekali dan memompa smangat kader. Demokrat membuat sejarah baru, membukakan mata pers dan publik lebar-lebar.
"Ini luar biasa, tak ada begini di partai-partai lain. Hebat!!,"respon beberapa wartawan, dengan rona wajah penuh kekaguman.
Demokrat Partai Petarung. Partai Bermental Juara. Kader-kader disiapkan untuk tough dan siap merebut dan mempertahankan kekuasaan lewat pilwako, pilbup, pilgub hingga pilpres. Bagi kader yang tak siap, hanya bermental lembek, penakut dan pecundang, Sekjen menyilakan keluar saja...
Sulsel adalah rangkaian ke 13 pelantikan dan pelatihan pengurus tingkat provinsi. (*)