14 Tahun Ruwat Rawat Borobudur

Ratusan Warga Tampilkan Kekayaan Seni Budaya Kawasan Borobudur

Para pemain Sendratari Kidung Karmawibangga memberi hormat kepada penonton usai memainkan lakon tersebut. (Foto: Erwan/CoWasJP)

COWASJP.COM – ockquote>

O l e h: Erwan Widyarto

---------------------------------

KEKAYAAN seni budaya masyarakat di sekitar kawasan Borobudur memang luar biasa. Salah satunya ditampilkan dalam peringatan Hari Warisan Pusaka Dunia dan pembukaan Ruwat Rawat Borobudur di Lapangan Desa Sutopati, Kajoran, Magelang, Selasa (18/4). Berbagai atraksi kesenian rakyat dipentaskan di panggung dengan latar belakang lahan pertanian.

Ratusan warga dari 13 dusun di Desa Sutopati terlibat dalam pentas. Mereka membawakan berbagai tarian. Masing-masing dusun menampilkan atraksi seni yang dikembangkannya. Puncaknya warga Dusun Kledung Kulon memainkan Sendratari Kidung Karmawibangga. 

ruwatan-nyar7U0SFg.jpg

Hadir di acara yang sempat diguyur hujan lebat ini Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Najamuddin Ramly, anggota DPR RI Abdul Kadir Karding, Staf Ahli Menpar bidang Multikultural Hari Untoro Drajat, Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Watie Murany dan sejumlah pejabat SKPD Kabupaten Magelang. Tampak melayani para tamu Kepala Desa Sutopati Yuli Susantiko dan penggagas Ruwat Rawat Borobudur Sucoro.

Saat memberikan sambutan sebelum membuka acara, Najamuddin Ramly menegaskan kekayaan warisan budaya Nusantara sungguh luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari apa yang dipentaskan oleh warga di kawasan Borobudur ini.

ruwatan-nyar2bGOvK.jpg

"Borobudur itu simbol puncak peradaban. Borobudur lestari hingga kini dengan dikawal oleh umat Islam yang mayoritas di Magelang. Ini sekaligus bukti bahwa keragaman dan keharmonisan anak bangsa itu ada dan kuat sejak dulu," tegasnya.

ruwatanyar-4cNiy.jpg

Najamuddin juga mengapresiasi langkah Sucoro yang tak pernah berhenti mengembangkan kesenian rakyat demi kemaslahatan. Tak pernah meminta uang, tapi kesenannya terus jalan. "Suatu hari nanti, kalau peringatan Hari Pusaka Dunia di Paris, Pak Coro harus ikut saya," seloroh Najamuddin disambut tepuk tangan penonton.

Najamuddin menegaskan bahwa dirinya mendapat tugas untuk mengkampanyekan kekayaan budaya. Melihat yang dipentaskan warga Sutopati ini, ia mengaku optimistik. "Ini baru satu desa sudah begini kaya kesenannya. Belum satu kecamatan. Belum satu Kabupaten. Belum provinsi. Indonesia sangat kaya," tandas Najamuddin sambil menyebutkan jumlah desa, hingga Kabupaten se-Indonesia.

ruewatan1CosK8.jpg

Sedangkan Abdul Kadir Karding menyemangati dengan mengatakan bahwa kesenian warga, kesenian daerah kita tak kalah bagus dengan negeri lain. 

"Mari kembangkan budaya kita. Teruskan saja kegiatan ini. Kami di DPR akan support dengan banyak cara. Mulai dari politik anggaran maupun jalan lain yang memungkinkan," tegas Abdul Kadir Karding.

ruwatan-nyar3cm2a8.jpg

Sebelum pentas di lapangan desa ini, mereka mengadakan ritual jamasan Topeng Lengger Kledung Kulon, Ritual Badhut Sejati Menthengan, dan Kirab Budaya (dari Nepen - lapangan Desa Sutopati). Pentas dari pagi hingga malam ini disaksikan sekitar seribuan penonton. 

Dalam kesempatan itu, Najamuddin juga menyerahkan bantuan 13 ekor kambing. Penyerahan secara simbolis diberikan kepada Sucoro. Diharapkan kambing tersebut bisa dikembangkan untuk menghidupi kesenian. 

ruwatannyar-82jolA.jpg

Sucoro mengamini. Dia mengatakan selama ini dia menghidupi Seni juga dari usaha ekonomis seperti bertani, berkebun dan beternak. 

ruwatan-nyar67mIkW.jpg

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang Iwan Setyarso hadir dan membacakan sambutan Bupati Magelang Zaenal Arifin. Menpar Arief Yahya mengucapkan selamat atas sukses acara itu. Tradisi dan budaya itu selalu memiliki kearifan lokal. "Karena itu, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan," paparnya.(*)

Pewarta :
Editor :
Sumber :

Komentar Anda