COWASJP.COM – ockquote>
PARPOL yang baik tak kenal libur. Begitulah upaya Partai Demokrat saat ini. Tiada hari tanpa kerja. Senantiasa bersentuhan rakyat. Hadir memberi solusi buat rakyat. Baik fungsionaris maupun kader, bergerak dalam irama dan nada sama di bawah konduktor Ketua Umum.
Lalu demi menggerakkan mesin partai maka Sekjen pun senantiasa hadir di mana-mana. Sebentar-sebentar kunjungan ke daerah- daerah. Jika pun di markas DPP PD di Wisma Proklamasi, dipastikan Sekjen menerima para pengurus daerah ataupun berkoordinasi dengan jajaran bendahara, kesekjenan, Direktur dan Deputi Direktur Eksekutif, Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK), Komisi Pemenangan Pemilu (KKP) dan seterusnya.
Era kepemimpinan PD di bawah Prof DR H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Sekjen DR Hinca Panjaitan XIII, sungguh tidak mudah. Inilah masa di mana partai baru melewati fase terburuknya. Dimulai kader-kader utamanya dihantam badai masalah hukum.
Pada saat bersamaan partai ini juga dikeroyok dan dikuyo-kuyo di segala lini. Disapu dengan segala pemberitaan media massa partisan dan umum yang kerap bahkan mencari-cari kesalahan dan kemudian memblow up nya. Benar-benar dibikin remuk redam.
Tak terhindari lagi, PD gagal mempertahankan posisi juara di Pileg 2014. Rankingnya anjlok ke posisi ke-4. Ini masih patut disyukuri. Karena, prediksi para pengamat, sebagian partisan dan lembaga-lembaga survey yang sebagian berlakon pesanan, Demokrat bakal di bawah 3 persen dan tercampak dari Threshold parlemen.
Namun kenyataan berbicara lain. Terbukti, tekanan, klaim dan bully lawan-lawan politik bersama para partisan itu, menggantang asap. Tuhan YME masih sayang pada partai ini. Mereka yang mendendam eksistensi Demokrat di pentas politik bangsa, harus gigit jari. Bintang Mercy tetap bertahan bahkan masih bisa menempatkan kadernya di kursi pimpinan DPR RI periode 2014-2019.
Pada masa sulit di atas, juga, satu-persatu kader-kader utamanya dan jajaran pengurus lamanya meninggalkan Demokrat dengan pelbagai sebab. PD mungkin sudah dianggap tidak sexy, tidak menarik, hilang pesona manisnya, sudah tidak berkuasa dan tak punya apa-apa lagi dan seterusnya.
Sebagai pendiri partai, SBY tidak menampakkan wajah kecewa ketika beberapa kader binaannya hengkang. Tidak pula patah semangat. Kesan penulis, Cikeas ikhlas-ikhlas saja. Nothing to lose.
Apalagi kader-kader sejati dan idealis masih banyak. Mereka yang menaruh harapan tinggi pada partai Bintang Mercy ini juga kentara di mana-mana. Anak-anak mudanya apalagi. Bersemangat tetap tinggi.
Lebih-lebih momen Pilgub DKI barusan, figur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi magnet baru PD. Pasca Pilgub, kendati gagal memenanginya, nama AHY justeru moncer di level nasional. Dalam setiap kunjungannya ke daerah-daerah, AHY dielu-elukan. Ini jelas modal dan energi baru bagi Demokrat menghadapi Pileg dan Pilpres serentak 2019.
Bagi yang keluar partai maupun menonaktifkan diri, juga tergantikan secara alamiah. Pergi satu, datang seribu. SBY masih menjadi magnet bagi para politisi khususnya, juga publik luas. Plus kini ada AHY pula.
Badai akhirnya perlahan mulai berlalu. Di bawah kendali langsung SBY, spirit dan gerak partai digenjot. Inovasi, strategi jitu menghidupkan mesin partai kerap melahirkan terobosan-terobosan penting. Gebrakan yang tak biasa.
Sejak Kongres 2015, dimulai dari Musda di Aceh akhir tahun itu, kini sudah terselenggara 25 Musda (Provinsi) dan 252 Muscab (Kabupaten/Kota). Hampir setiap pekan DPP dimotori BPOKK pimpinan Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, direktur dan Deputi Eksekutif turun memimpin langsung Musda dan Muscab serentak di daerah-daerah.
Sedangkan pelantikan pengurus daerah, utamanya DPD dan dalam hal tertentu juga DPC-DPC, di-lead team kesekjenan dibantu jajaran lainnya DPP.
Di momen pelantikan ini, semangat para fungsionaris dipacu dan diisi pembekalan langsung oleh Sekjen Hinca yang berlangsung maraton dan terkadang spartan. Lain dari yang lain.
Praktik lama atau kebiasaan parpol-parpol umumnya, prosesi pembekalan sebelum pelantikan, para pengurus dan kader bisa makan, minum dan keluar masuk ruangan seenaknya. Di PD tidak bisa begitu.
Sekjen bisa selama tiga jam membuat para calon pengurus duduk terpaku. Dikosongkan jiwa mereka, lalu dipompa dengan semangat baru dan gairah baru. Ini supaya para fungsionaris dan kader memiliki kegigihan tinggi, militan, loyal dan tak mudah kendor apalagi lemah jiwa. Spartan.
Saat pelantikan, Demokrat yang 9 September ini genap 16 tahun, tampil dengan terobosan anyar. Jika di parpol-parpol lain pelantikan dilangsungkan di hotel-hotel megah, bernuansa mewah, wangi dan sejuk, Demokrat beda.
Bintang Mercy memilih pelantikan pengurus provinsi dan kabupaten-kota nya di tempat terbuka. Terkadang di hamparan lapangan luas seperti di Kepulauan Riau beberapa bulan lalu.
Bisa juga pelantikan justru di areal rumah susun di atas parit besar yang dimodifikasi menjadi panggung. Ini yang terjadi di Ibukota Provibsi Sulsel, Makassar. Di situ, disaksikan dan atas persetujuan para warga dan pemukim, para fungsionaris berikrar setia membela dan hadir memberi solusi di tengah kesulitan rakyat.
Filosofinya, partai lahir dan bekerja untuk kepentingan rakyat. Karenanya, partai juga tak boleh jauh-jauh dari rakyat. Dimulai dari pelantikannya. Di tengah rakyat. Seterusnya bersama rakyat.
Populis sekali. Merakyat dan berspirit kerakyatan yang tanpa basa-basi. Baru Demokrat yang berani bersikap dan berlaku demikian.
Kekuatan dan terobosan Demokrat di atas, kini ditambah ekstra pasukan media sosial. Sebenarnya ini bukan barang baru di PD. Sudah sejak lama para pengurus DPP dan kader melibatkan diri di medsos. Bedanya kini lebih terorganisir dan jauh lebih besar laskarnya.
Jika sebelumnya PD kerap jadi bulan-bulanan lawan di medsos, kini tak bisa lagi. Fungsionaris DPP bersama pasukan medsos nya aktif terjun. Kadang tampil meluruskan info sesat dan fitnah. Bisa juga lakukan pembelaan atas serangan frontal lawan. Pasukan cyber PD ini juga kerap menyajikan informasi kegiatan partai dan pengurus, lewat foto, berita, meme positif dan cerdas di twitter, FB. Path, Instagram dll.
Nama-nama seperti Natsir Ubaya, Zara Zettira, Redi SusiloReiza Patters, Benny Minarsono, Panca, Jansen Sitindaon, Mone Thamrin, Rachland Nasidik, Imelda Sari, Andi Arief, Yan Harahap, Hilda Thawila dan banyak lagi. Pasukan medsos ini kerap meladeni twitwar dan debat panas versus netizen lawan.
Ada satu keistimewaan Pasukan Cyber Bintang Mercy ini, mereka tampil dengan nama terang. Beda dengan kebanyakan netizen lawan yang kebanyakan menggunakan identitas palsu, bodong, samaran dan anonim. Baladewa cyber Demokrat laksana satria sejati, bermain lepas, terbuka namun alot.
Bergerak dinamis di semua lini. Dari atas menyisir ke bawah. Merambah ke pelbagai arah demi memenangkan hati rakyat. Jika sudah demikian, rebound Demokrat di 2019, jelas bukan angan-angan semata. Dirgahayu PD!!!
*Ramadhan Pohan Mahasiswa S-3 Program Doktor Komunikasi Politik, Fikom-UNPAD, Jatinangor.