COWASJP.COM – Natal dan Tahun Baru segera tiba. Pesta kemasyarakatan akan hadir. Merayakan Natal. Di Swiss dan Eropa ibadah Natal juga menjadi budaya “Natalan” untuk seluruh negeri. Gegap gempita menyambutnya. 40 hari persiapannya. Sebagai kaum minoritas (umat muslim) yang tinggal di Eropa, mau tak mau membuat kami turut menikmati kemegahan perayaan natal.
Masih ingat sekali di tahun kemarin, kami sempat pergi ke kawasan perumahan elite yaitu Graha Famili Surabaya. Bukan untuk survei beli rumah melainkan mencari hiasan dekorasi natal dan tahun baru. Berupa lampu-lampu indah yang gemerlap di malam hari serta karakter-karakter disney yang terpajang di beberapa area depan rumah warga. Seperti wahana wisata tapi gratis. Dan sekarang di sini setiap langkah sudah bisa melihat keceriaan natal, seperti pohon natal, pohon-pohon di taman yang dihiasi oleh lampu, bahkan hingga adanya pasar malam yang khusus dibuat karena Christmas Eve.
Tepat pada 18 November 2021 lalu, untuk mengawali pekan Natal diadakan sebuah parade karnival di pusat kota. Karena kami baru saja melihat parade di Disneyland, Zirco ingin sekali melihat parade di Lausanne. Hanya di hari itu saja jam 18.00-19.00. Kami bertiga yaitu saya dan DoubleZ (panggilan Zirco dan Zygmund) bersiap berangkat dari rumah sekitar jam 17.30 CET (Central European Time). Papi Fariz tidak ikut karena ada acara di kantor hingga malam hari. Hanya berpesan hati-hati karena ini pertama kalinya kami pergi bertiga sendirian di malam hari. Ya, bulan November ini sudah mulai gelap pada pukul 17.30, sudah menyerupai Surabaya jam maghribnya.
BACA JUGA: Varian Omicron Merebak, Uni Eropa Ketat Kembali
Kami menuju ke daerah Bessieres, tempat titik awal keberangkatan parade. Jarak dari apartemen hanya sekitar 2 km yang dapat ditempuh dengan kereta metro selama 10 menit. Parade akan berjalan menuju Lausanne Flon tempat Night Christmas Market dan Ferris Wheel berada. Ferris Wheel adalah wahana permainan berupa kincir besar di mana penumpangnya naik ke salah satu bilik dan berputar 1 putaran. Sebelumnya wahana ini tidak ada di Lausanne Flon. Tapi karena perayaan ini tiba-tiba dalam sekejap sudah berdiri tegak dengan hiasan-hiasan lampunya. Tiket per orang untuk naik wahana ini sebesar 7 CHF = Rp 107.100. Kurs 1 CHF = Rp 15.300.
Selain kami ternyata sudah banyak orang yang juga menunggu di Bessieres untuk melihat parade. Jalanan sudah ditutup sementara. Mobil dan bus sudah dihentikan mobilitasnya sesaat sebelum parade dimulai. Serangkaian parade berupa drumband, mobil pemadam kebakaran, delman, orang memakai kostum bunga dan juga kostum yang dihiasi oleh lampu-lampu. Serta lewat juga Santa Claus yang melambaikan tangan ke pengunjung. Parade berlangsung cukup singkat, sekitar 15 menit. Christmas Market dibuka mulai tanggal 18 November - 25 Desember 2021 pukul 11.30 - 22.30 CET. Pada hari weekendnya kami menyempatkan untuk mengunjungi pasar malam ini.
Parade Santa Claus. (FOTO: IG theLausanneguide)
Christmas Market bukan hanya ada di Lausanne tapi di seluruh Swiss dan bahkan di seluruh negara Eropa sudah umum diadakan Christmas Market. Dalam bahasa Perancisnya adalah Marche de Noel. Marche de Noel megah ada di daerah Montreux. Di sana tersedia 150 stan makanan dan juga ada Santa terbang di atas keretanya. Bukan patung atau boneka tapi benar-benar Santa yang melambaikan tangan. Ada jam-jam tertentu saat si Santa ini lewat di atas kepala pengunjung. Hingga tulisan ini dibuat, kami belum sempat mengunjungi Montreux. Jarak antara Lausanne dan Montreux sebenarnya sangat dekat. Hanya sekitar 40 menit menempuh perjalanan naik kereta dari Lausanne Gare (Stasiun Lausanne).
Momen-momen keikutsertaan merayakan natal juga dirasakan Papi Fariz dan Zirco di kantor dan sekolah. Papi Fariz ada lomba dekor pohon natal bersama koleganya yang berada di satu departemen. Hiasan pohon natal di tim papi cukup unik karena tergantung masker, coca cola, bir, dan hiasan-hiasan yang unik lainnya yang tidak pada umumnya tergantung di pohon natal. Sedangkan Zirco menghias pohon natal di sekolahnya dan juga membawa prakarya pohon natal kecil yang dibuat dari kertas lipat untuk boleh dibawa pulang ke rumah. Karena ada pohon hias di apartemen maka Zirco menggantung karyanya di pohon tersebut. Kemudian dia mengajak untuk membeli pita dan bola dekorasi seperti yang dia lakukan di sekolah. Hehe.
BACA JUGA: Beruang Coklat Tiba-Tiba Muncul, Zirco pun Berteriak
Saat menjemput Zirco di sekolah, gurunya berkata bahwa Zirco sudah bisa mengikuti sebuah permainan. Dan pemenangnya akan mendapatkan permen coklat. Namun saat itu Zirco tidak dikasih karena ternyata permennya mengandung gelatin dari babi. (Tahu kalau Zirco dari Keluarga Muslim ). Si guru meminta kami untuk memberikan pengertian kepada Zirco karena biasanya anak kecil akan iri karena tidak dikasih. Alhamdulillah Zirco ternyata memahami saat gurunya bicara kalau ada babinya dan ternyata Zirco santai saja saat temannya dapat coklat dan dia tidak. Dengan santainya dia berkata bahwa masih punya banyak coklat di rumah, bisa dimakan sendiri.
Parade diawali dengan drumband. (FOTO: IG thelausanneguide)
Selama 2 minggu ini sejak pulang dari Paris, kami tidak pergi liburan ke mana-mana. Selain harus nabung lagi, hahahaha juga lebih menjaga kesehatan karena suhu mulai turun lagi. Dari yang sehari-hari masih belasan derajat Celcius. Sekarang sudah tidak lebih dari 5 derajat Celcius. Di pagi hari suhu udara sudah bisaa mencapai minus. Weekend kami diisi dengan menghadiri undangan ulang tahun teman sekelas Zirco. Di sini saya akan sharing perbedaan acara ulang tahun di Indo dan di Lausanne. Benar-benar beda 180 derajat.
Pada tanggal 28 November 2021, Zirco mendapat undangan dari Louise. Teman perempuan yang satu kelas dengan Zirco. Dia tinggal di apartemen yang sama dengan kami. Louise berada di lantai 5 dan kami berada di lantai 1. Di undangan tertulis pukul 14.00-17.30 CET. Selain Zirco ada 6 anak lainnya yang turut diundang dalam acara. Awal masuk apartemen mereka, kami kaget bahwa tidak ada orang tua anak lainnya yang menunggu di acara ulang tahun. Tapi kami pasti tidak bisa meninggalkan Zirco. (Begitulah bawaan Ortu Indonesia).
BACA JUGA: Pesona Rhinefalls dan FIFA World Football Museum
Pertama, pesta ulang tahun biasanya identik dengan glamor baju princess yang dikenakan oleh si pemilik pesta. Bukan cuma si anak namun juga si ortu. Dan tidak jarang mereka membeli baju baru yang kembar atau warna senada. Namun di sini mereka hanya memakai kaos atau sweater karena cuaca yang dingin. Zirco pun cuma memakai sweater dan celana panjang pastinya. Jangan lupa kalau berkunjung ke rumah orang, memakai kaos kaki. Karena lantainya tetap dingin meskipun sudah memakai pemanas ruangan.
Kedua, tamu undangan sangat sedikit atau mengundang secukupnya teman-teman terdekat. Bukan 1 kelas atau 1 kampung yang diundang. Tidak ada pembawa acara khusus melainkan si Bapak pemilik pesta yang menjadi pembawa acara. Acara dimulai dengan menggambar di kertas. Bebas apa saja. Tuan rumah menyiapkan kertas, krayon, spidol, pensil warna, dan juga apron untuk menutupi dadah supaya coretan-coretan warna tidak terkena baju. Selain itu juga ada mini game mencari barang-barang tersembunyi yang ada disekitar apartemen. Cukup simple tapi membuat anak-anak tertawakan dan bahagia.
Zirco yang takut naik Ferris Wheel
Ketiga, roti ulang tahun menjadi properti wajib yang tidak boleh dilupakan saat pesta. Dipesan jauh-jauh hari di tempat spesial dengan dekorasi mewah yang disesuaikan dengan tema acara. Daaan di sini mama Louise hanya cake sederhana rasa coklat yang hiasi dengan coklat batangan dan es krim vanila. Sesuai dengan permintaan dari Louise. Anak-anak mana sih yang tidak suka coklat dan es krim. Ini adalah perpaduan yang pas.
Keempat, kalau di Indonesia pasti kita sudah memikirkan bingkisan apa yang akan diberikan kepada tamu karena sudah hadir di acara ultah ini. Mikirnya sudah berbulan-bulan. Kasih mainan, jajan, makanan, souvernir, tas atau apa yaa. Harus mewah nih, kemarin tetangga sebelah kasih ini, masa kita cuma kasih ini. Terlalu banyak pemikiran.
Sedangkan di sini (Swiss) pulang dengan tangan kosong. Namun anak sudah senang makan roti coklat dan es krim. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 CET, acara sudah selesai dan Zirco sudah kembali pulang terlebih dahulu. Anak-anak yang lainnya masih menunggu di jemput oleh ortunya masing-masing di tempat Louise karena di undangan tertulis acara selesai 17.30 CET.
Seminggu kemudian, Zirco juga mendapat undangan ulang tahun dari Tao, teman sekelasnya. Alhamdulillah sudah mulai punya teman karena sebelumnya saya berteman dengan mama Tao. Sudah mulai mengirim pesan dan mengobrol di sekolah saat menunggu anak-anak keluar kelas. Bukan hanya Zirco yang senang punya teman baru. Saya pun senang sekali punya teman baru. Dahulu tidak pernah terpikir ingin punya teman bule. Sekarang mulai sedikit demi sedikit tersimpan nomor telepon teman-teman bule. Hehe.
Acara menggambar bersama dalam serangkaian pesta ultah.) FOTO: Okky Putri Prastuti)
Acara ulang tahunnya jugak mirip dengan Loiuse. Selalu diawali dengan main-main bersama hingga akhirnya ada momen bernyanyi selamat ulang tahun dan potong kue. Di sini malah lebih sederhana lagi. Karenanya Tao suka dengan Apple Pie maka tidak ada cake coklat atau es krim, ya apple pie ini diberi lilin dan ditiup. Zirco yang tidak suka buah ya tetap tidak mau makan apel meskipun sudah dibuat dalam bentuk pie. Ada sekitar 6 anak yang diundang. Ada orang tua yang meninggalkan anaknya dan ada yang menunggu di sana. Saya dan Papi Fariz akhirnya berkenalan dengan orang tua anak lain yang kebetulan satu kelas dengan Zirco,
Solal namanya. Kebanyakan di sini tamu undangannya adalah teman akrab si pemilik pesta, jadi umur anaknya bermacam-macam. Ada yang masih umur 2 tahun hingga 5 tahun. Di sini saya akhirnya juga mendapat teman baru. Mereka berkata di Swiss ini susah dapat teman karena jarang bersosialisasi. Dan kami akan mengagendakan di lain waktu untuk bisa bertemu dan anak-anak bisa bermain. Senaaang sekali rasanya moms.
Tidak ada kudapan khusus yang dipersiapkan untuk orang tua yang menunggu. Hanya snack biskuit dan apple pie. Selain itu ada air putih dan jus apel yang dapat dibeli di supermarket. Benar-benar sangat sederhana. Dan sebelum pulang ternyata ada bingkisan kecil untuk anak-anak yang berisi 1 mobil kecil seperti mobil hot wheels dan permen. Sudah senang sekali Zirco dan Zygmund saat mendapatkannya.
Acara ulang tahun Louise ( 4 dari kiri). (FOTO: Okky Putri Prastuti)
Begitulah kira-kira adat mengundang acara pesta ulang tahun disini. Nanti kalau sudah pulang Indonesia bisa ditiru nih. Buat acara pesta yang simple dan sederhana tapi tetap dikenang oleh si anak dan teman terdekatnya. Papi Fariz juga siap jadi pembawa acara untuk meramaikan acara ulang tahun karena sudah belajar dari Papa Louise dan Papa Tao.
Oh ya, pada tanggal 28 November 2021 salju turun pertama kali di Lausanne. Belum terlalu lebat masih seperti rintikan air hujan. Dan hari itu adalah hari pertama kami melihat salju yang bukan dari TV atau film ya. Senangnya bukan main, Alhamdulillah bisa merasakan pengalaman tinggal di negara yang memiliki 4 musim. Masya Allah. Nantikan keseruan kami bermain dengan salju dicerita selanjutnya ya kawan.(*)