Mesir dan Bosnia Konsolidasi dengan NU Rumuskan Solusi Global

Duta Besar Bosnia Herzegovina Mehmed Halilovic (kiri) mengunjungi Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Selasa 11/1/2022 pagi. (FOTO: NU - sindonews.com)

COWASJP.COMJAKARTA,- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf yang memiliki visi global Nahdlatul Ulama (NU) direspons positif oleh sejumlah negara. Terutama yang mayoritas berpenduduk Muslim.

Sejumlah negara pun mulai merapat ke NU untuk melakukan ‘konsolidasi’. Selasa 11 Januari 2022 misalnya, utusan dua negara berpenduduk Muslim, Mesir dan Bosnia Herzegovina merapat ke kantor PBNU, bertemu KH Yahya Cholil. 

Respons positif terhadap upaya dan komitmen NU soal isu global juga disampaikan Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Ashraf Sulthan saat kunjungan itu.

Dua hal penting yang menjadi fokus Mesir terhadap NU, menurut Ashraf Sulthan adalah komitmen untuk memerangi terorisme dan perjuangan toleransi.

Dua hal itu dianggap sangat penting dalam level internasional. Apalagi sejauh ini apa yang menjadi komitmen NU juga diakomodir dan dijalankan negara.

Dalam pandangan Ashraf Sulthan, komitmen tersebut bisa diperlebar skalanya, sehingga diharapkan pertemuan dengan NU dapat ditindaklanjuti untuk merumuskan konsep yang lebih matang.

Dikatakan, Pemerintah Mesir bersama NU dan Indonesia memiliki target dan tujuan global yang sama.

“Kami terbuka lebar bagi Indonesia (utamanya NU). Sungguh pertemuan yang sangat bermanfaat. Kami bisa berkolaborasi dalam agenda bilateral dan pertukaran ide internasional sangat penting. Karena kita memiliki nilai yang sama," ungkap Ashraf Sulthan.

Lebih lanjut Ashraf Sulthan menyampaikan, Islam Indonesia yang dipelopori NU sangat kuat dan tepat dengan konsep Pancasila-nya.

Ashraf Sulthan melihat konsepsi Pancasila sudah sesuai dengan nilai-nilai ke-Islam-an. Konsep yang benar-benar menerjemahkan ide dan nilai Islam.

"Yang saya suka di sini adalah konsep Pancasila yang benar-benar menerjemahkan ide dan nilai Islam dengan tujuan bagaimana bersikap toleransi untuk dapat hidup beriringan dengan orang lain," papar dia.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyebut Mesir sebagai sekutu terdekat NU dalam percaturan global. "Mesir adalah sekutu alami terdekat bagi NU," tandas Gus Yahya.

Duta-Besar-mesir.jpgDuta Besar Mesir Ashraf Sulthan (kiri) saat mengunjungi Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siraj, MA, 12 Februari 2020. (FOTO: twitter - Channel NU)​

Ia menyampaikan, saat ini dunia sedang dihadapkan dengan beragam masalah besar peradaban. Karena itu, Islam dituntut menjadi terdepan dalam menyediakan jawaban-jawaban atas masalah-masalah tersebut.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu menilai penguatan kerja sama antara Mesir-Indonesia dan Al-Azhar-Nahdlatul Ulama menjadi suatu hal penting sebagai perangkat masa depan untuk menyelesaikan persoalan global.

“Maka, sangat wajar dan alami Mesir dan Indonesia, Al-Azhar dan Nahdlatul Ulama terus menerus  mempererat kerjasama satu sama lain," katanya.

Setelah Dubes Mesir ganti Duta Besar Bosnia Herzegovina Mehmed Halilović yang berkunjung ke PBNU.

Pada kesempatan awal kunjungan, Dubes Bosnia menanyakan nama Gus Yahya untuk memastikan agar informasi yang ia terima tidak salah.

"Nama saya Yahya Cholil Staquf," ujar Gus Yahya.

"Wah, sepertinya kita bersaudara. Saya Mehmed Halilović," sahut Mehmed Halilović yang langsung disambut tawa bersama.

"Mungkin ada silsilah yang bertemu," timpal Gus Yahya.

Gus Yahya pun menawari Dubes Halilovic untuk minum kopi atau teh. Mehmed Halilović dengan senang hati menerima tawaran Gus Yahya dan memilih kopi tanpa gula.

BOSNIA SUDAH TIDAK ADA KARANTINA DAN MASKER

Dubes Halilovic menawari Gus Yahya untuk berkunjung ke Bosnia. Dia meyakinkan bahwa di negaranya sudah tidak ada Covid-19. Ketika tiba di sana, tidak ada karantina dan sudah bebas masker. 

Bahkan ia meminta secara khusus datang di bulan Ramadhan. Sebab, bulan suci di sana disebutnya sangat indah.

"Tinggal dijadwalkan saja. Ramadhan di sana sangat indah," kata Halilović. 

Dubes kelahiran Novo Selo 45 tahun yang lalu itu mengapresiasi Indonesia dengan adanya Masjid Istiqlal yang dibangun berdampingan dengan Gereja Katedral, menggambarkan moderatisme yang kuat.

Pada kesempatan tersebut, Dubes Halilovic  juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026. Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada NU yang telah membuat program khusus untuk negaranya di sana. Ia berharap kerja sama dengan NU dapat terus ditingkatkan.

 "Terima kasih saya ucapkan kepada Pak Cholil (Gus Yahya). Saya berharap beliau senantiasa diliputi kebaikan, terlebih dalam posisinya sebagai Ketum PBNU saat ini," kata Halilović.

Gus Yahya menegaskan bahwa Bosnia Herzegovina adalah negara yang paling kuat dalam menyuarakan kehidupan yang damai. "Kalau bicara tentang tatanan yang lebih memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai, paling kuat menyuarakan itu antara lain adalah Bosnia," tandas Gus Yahya.(*

Pewarta : Imam Kusnin Ahmad
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda