Laporan Okky dari Portugal (20)

Guru Swiss Aktif Bikin Kalender Ulang Tahun Para Siswa, di Portugal Beda

Selamat ulang tahun ke 6, Zirco. Halloween ala Zirco. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

COWASJP.COM – Daylight Saving Time telah berakhir tepat pada hari Minggu, 30 Oktober 2022. Akan segera tiba musim dingin, daun-daun sudah mulai berubah warna jadi oranye dan gugur satu demi satu. Di jalanan sudah terlihat daun berserakan. 

Namun belum sepenuhnya daun berganti warna dari hijau ke kuning atau oranye. Pada Senin 31 Oktober, saat jam menunjukkan pukul 02.00 WEST (Western European Summer Time) harus dimundurkan menjadi pukul 01.00 WET (Western European Time). Artinya waktu tidur terasa lebih lama 1 jam. 

Untuk jam dinding harus manual diubah, sedangkan jam di handphone akan otomatis berubah. Dari yang awalnya selisih 6 jam lebih lambat dari WIB (Waktu Indonesia Bagian Barat). Sekarang lebih lambat 7 jam. Kalau video call dengan keluarga di Indonesia waktunya lebih terbatas lagi. Di Indonesia sudah waktunya istirahat malam, di Portugal masih jam produktif beraktivitas.

Bulan Oktober adalah bulan yang spesial. Ada pergantian waktu di Eropa, ada liburan sekolah, dan tentunya ulang tahun saya dan Zirco. Hehe. 

Flash back 1 tahun yang lalu saat masih tinggal di Lausanne - Swiss, kami menyempatkan untuk liburan ke Zurich dan Bern saat Autumn Break (liburan musim gugur). Cerita selengkapnya tersedia di Buku Pertama saya "Salam dari Swiss - Menjelajah Negeri Impian Sambil Bekerja". 

Sekarang di Portugal tidak ada liburan musim gugur. Namun ada Halloween Break (liburan Halloween) selama 1 minggu. Sejak hari ini (read: Senin 31 Oktober) hingga 1 minggu ke depan. 

Mungkin di Portugal musim gugurnya tidak begitu terasa betul. Suhu udara masih 20an derajat Celcius. Bahkan kadangkala masih hangat. Sinar matahari masih bersinar cerah. Kadang gerimis, hujan lebat, mendung, hingga berkabut. Daun-daun pun juga tidak rontok secara keseluruhan. 

Berbeda dengan di Swiss, begitu musim gugur tiba semua pohon otomatis langsung gundul. Indahnya daun berwarna oranye menghiasi jalan, temperatur sudah mencapai belasan hingga di bawah 10 derajat Celcius. Sudah harus memakai jaket tebal dan baju berlapis. 

Meskipun bisa dibilang cuaca Portugal lebih hangat, tubuh harus tetap bersiap untuk adaptasi dengan perbedaan cuaca. Flu, batuk, pilek pun kudu siap dihadapi. 

Makanan superfood penuh gizi hingga suplemen yang mengandung vitamin dan antioksidan siap untuk menutrisi tubuh. Baik untuk dewasa dan anak-anak. Karena justru anak-anak yang rentan dengan cepatnya penularan virus. Mereka berinteraksi dengan teman sebaya di sekolah. Bisa diprediksi bahwa pilek bergiliran akan tiba pada waktunya. Bismillah sehat-sehat semua dan diberikan perlindungan oleh Allah. 

Sekolah telah memberikan himbauan untuk anak-anak yang sedang flu diberikan izin untuk tidak masuk sekolah. Orang tua tinggal mengirimkan email ke sekolah untuk meminta izin. Pemberitahuan ini tidak wajib menggunakan surat dokter. Kecuali untuk keadaan yang serius wajib menyertakan surat dari dokter. 

Di ruangan kelas Zirco (anak sulung kami) tidak tersedia heater (penghangat ruangan). Umumnya, bangunan di Portugal juga tidak mandatory ada heater. Di apartemen yang kami tinggali hanya ada 1 heater di kamar anak dan 1 perapian di ruang tamu. 

ULTAH1.jpgUlang tahun ke-6 Zirco di rumah bersama keluarga. (FOTO: Dok. Keluarga Fariz - Okky)

Berbeda dengan di Swiss di mana seluruh konstruksi bangunan telah dilengkapi penghangat. Lantai juga sudah ada sistem heater. Seluruh ruangan tanpa terkecuali ada heater dinding yang bisa di-set suhunya. Untuk jaga-jaga Zirco tidak kedinginan di sekolah sudah memakai baju 3 lapis. Pertama kaos polo shirt, ditambah dengan sweater, terakhir ada jaket. Semua wajib mengenakan atribut seragam sekolah. Sama sekali tidak diperkenankan menggunakan jaket pribadi tanpa ada logo sekolah. 

Ulang tahun saya dan Zirco kali ini seperti biasa dirayakan sederhana di rumah. Dengan masakan khas Indonesia yaitu nasi goreng, rendang, nasi kuning, dan mie goreng. Ada request khusus dari Zirco untuk minta masak steak sendiri di rumah. Tidak mau beli di pujasera mall. 

Kue ulang tahun barengan dengan mami. Dia ingin undang satu temannya ke rumah namun nanti saat liburan sekolah saja. 

Ternyata di sekolah sekarang, guru kelas tidak memiliki kalender ulang tahun anak sekelas. Sebenarnya di Indonesia pun bukan hal yang normal. Namun kami tercengang saat Zirco menempuh sekolah di Lausanne - Swiss. Guru kelas membuat kalender 1 tahun khusus untuk ulang tahun semua murid 1 kelas. Tujuannya agar para siswa saling tahu kapan temannya berulang tahun. 

Bukan untuk wajib memberikan kado ke teman yang ulang tahun atau yang ulang tahun membuat pesta. Menurut kami lebih ke memberikan perhatian ke teman sebaya. Anak kecil akan senang sekali saat mendengar nyanyian selamat ulang tahun, tiup lilin, dan potong kue. Terpantau sejak umur 3 tahun, anak sudah paham apa arti ulang tahun.

Satu tahun yang lalu, Zirco dengan bangganya membawa poster berukuran besar sekitar A3 dibawa pulang ke rumah. Seluruh teman sekelas menempelkan gambar tupai kecil. Sedangkan Zirco membuat pohon sangat besar. Guru kelas memimpin untuk menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam Bahasa Prancis dan teman-teman satu kelas mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-5 buat Zirco. 

Kegiatan ini tanpa adanya permintaan dari orang tua. Saya yang mendengar keseluruhan cerita dari Zirco merasa terharu dengan kepedulian sekolah. Kecil namun bermakna dan melekat menjadi kenangan si anak. 

Sedangkan di ulang tahunnya yang ke-6 (setelah boyong ke Portugal), tidak ada hal yang serupa. Zirco bercerita hanya ada 1 teman yang mengucapkan selamat ulang tahun. Sepertinya ini teman dekatnya. Namanya: Malak. 

Untungnya tidak ada rasa kecewa buat Zirco. Namun dia ingat betul bagaimana rasanya pengalaman tahun lalu dengan sekarang. Sepertinya pihak sekolah hanya memberikan ucapan selamat ulang tahun bagi anak yang merayakan di sekolah. 

ULTAH2.jpgZirco minta steak daging yang dimasak sendiri oleh mamanya. Bukan kue tart. (FOTO: Okky Putri Prastuti)

Di Portugal, tersedia paket acara ulang tahun di sekolah. Per anak dikenakan biaya 18 Euro = Rp 280.800. Kurs 1 Euro : Rp. 15.600. Misal kalau saya ingin buat pesta ulang tahun untuk Zirco di sekolah, maka perlu membayar 18 Euro dikalikan dengan 15 anak satu kelas. Total perlu merogoh kocek 270 Euro atau sekitar 4 jutaan rupiah. Kalau di Indonesia sudah dapat paket pesta di mana moms?? Hehe

Sebelum liburan sekolah dimulai, agenda sekolah terakhir ditutup dengan Pesta Halloween. Anak-anak dihimbau untuk memakai kostum Halloween. Karena Zirco belum punya kostum yang proper akhirnya beli di supermarket, jubah berwarna hitam seharga 20 Euro. Awalnya dia hanya ingin memakai selimut untuk jadi hantu. Tapi setelah melihat-lihat kondisi ternyata banyak sekali aneka kostum Halloween. Ya sudah lah beli saja untuk seru-seruan. Disimpan untuk tahun depan sekalian. 

Murid-murid tidak ada pelajaran kelas, hanya menonton film, makan coklat dan biskuit. Bermain berlari-larian di playground. Sekolah cukup setengah hari. Yang biasanya pulang jam 4 sore, jadi pulang jam 1 siang. 

Cuaca mulai mendung, hujan, dan dingin baik di Portugal dan Indonesia. Tetap jaga kesehatan dan keselamatan kawan pembaca semua.(*)

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber :

Komentar Anda