Sang Begawan Media

Protein Yuda

drh. Yuda Heru Fibrianto, M.P., Ph.D. (tengah). (FOTO: Facebook - Yuda Heru Fibrianto)

COWASJP.COM – IA dokter hewan tapi pasien manusianya banyak sekali. Ia dokter hewan paling terkenal di Indonesia karena prestasi keilmuannya: drh Yuda Heru Fibrianto MP PhD.

Anda sudah tahu: ia adalah orang Indonesia yang mampu melahirkan anjing secara kloning. Sampai hari ini, baru Yuda orang Indonesia yang mampu melakukannya.

Itu terjadi di Seoul, Korea Selatan. Yakni ketika Yuda menekuni penelitian untuk meraih gelar doktornya.

Tentu Yuda harus berkutat di bidang sel. Juga embrio. Terutama bagaimana sel itu bisa hidup, berkembang, dan membentuk tubuh. Termasuk membentuk organ dan anggota tubuh lainnya. Lalu tubuh bisa hidup sebagai makhluk ciptaannya, ups, ciptaan Tuhan.

Pulang ke Indonesia Yuda terus menekuni sel dan embrio. Ia mengajar di kampus tempatnya memperoleh gelar dokter hewan: Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia seorang peneliti yang amat serius.

Ia tahu makanan sel makhluk hidup itu adalah protein sel. Protein khusus itu dihasilkan oleh sel itu sendiri. Tanpa protein sel semua sel akan mati. Dengan protein sel bisa membelah diri. Berkembang. Tentu kalau tersedia banyak protein sel maka sel-sel kita tumbuh sehat. Lalu badan kita pun sehat.

Di masyarakat, drh Yuda dikenal mampu menyembuhkan orang  dengan mempraktikkan stemcell. Itu tidak sepenuhnya benar. Yuda tidak mau memasukkan sel punca ke tubuh manusia. Ia memilih memasukkan protein sel.

Saya mampir ke rumahnya di Magelang Sabtu pagi lalu. Yakni dalam perjalanan saya dari Subang-Cirebon-Waleri-Magelang-Banyumas. Mampir-mampir. Di rumah itu saya ngobrol dengan drh Yuda yang begitu santainya. Di tengah obrolan itu satu per satu orang datang. Beberapa di antaranya saya kenal. Termasuk mantan bupati Demak yang terlihat begitu kesakitan.

Saya jadi sungkan mengganggu waktu tunggu orang sakit. Ingin sekali saya bisa ngobrol selama dua jam. Tapi yang antre kian banyak: 12 orang.

Mengapa Yuda tidak mau melakukan stemcell saja? Seperti yang mulai banyak dilakukan berbagai klinik di Indonesia?

"Saya memang bisa membiakkan sel manusia. Lalu menyuntikkannya kembali ke tubuh manusia. Tapi repot," ujar Yuda. Kerepotan itu, misalnya, ia harus mengambil lebih dulu sel dari pasien. Baik lewat pengambilan darah atau pun lemak. Lalu membiakkannya menjadi ratusan juta sel. Lantas memasukkannya ke tubuh pasien. "Repot. Banyak pekerjaan. Saya kan bukan dokter," ujarnya.

Maka kecerdasan dan logika Yuda pun bermain. Mengapa tidak memasukkan protein sel saja ke tubuh manusia. Agar sel tersebut mendapat makanan sehat yang cukup. Lalu sel itu bisa membiak sendiri di dalam tubuh secara sehat.

yuda1.jpgYuda Heru Fibrianto, drh., M.P., Ph.D. (FOTO: srpn.quantum-hrmi.com)

Memasukkan protein sel lebih mudah dan sederhana: bagi orang pintar seperti Yuda. Apalagi Yuda tahu dari mana mendapatkan protein sel itu. Pun kalau kebutuhannya banyak sekali.

Protein sel itu ia ambil dari ''wilayah'' sel. Di mana ada sel di situ ada protein sel. Maka kalau ia mengambil sejumlah sel, akan terambil pula protein selnya.

Hanya protein selnya saja yang ia ambil. Selnya sendiri ia sisihkan. Tentu hanya orang cerdas seperti Yuda yang bisa mengambil protein tanpa selnya terikut.

Setelah protein sel itu ia dapatkan, pekerjaan selanjutnya adalah memperbanyaknya. Lewat cara kultur. Dengan kultur itu ia pun bisa mendapatkan protein sel dalam jumlah sebanyak yang ia kehendaki.

Apakah sekarang ini ia punya banyak stok protein sel di rumahnya?

Punya. Banyak sekali. Bentuknya benda cair berwarna merah jingga. Saya pun minta untuk bisa melihat stoknya itu. Saya diajak ke kamarnya. Ada kulkas besar di pojok kamar itu. Dibuka. Wow! Saya terperangah. Ada lebih 10 botol ukuran @2 liter di kulkas itu. Isinya protein sel manusia. Saya mengatakan dalam hati: Yuda ternyata menyimpan sumber kehidupan tubuh manusia. Dalam jumlah besar.

Orang-orang sakit yang datang ke rumahnya itu hanya punya satu tujuan: minta disuntik protein sel. Satu orang hanya disuntik 3 mililiter. Bayangkan yang di kulkas itu: bisa untuk berapa ribu orang.

Pagi itu, setelah senam Disway dan kuliah umum di Universitas Tidar yang kini maju pesat, saya baru tahu ada logika sehat seperti itu.

Saya pun melihat tabung-tabung kecil ditaruh di sebuah mangkuk di meja tamu. Isinya cairan warna merah jingga. Rupanya dari botol besar di kulkas itu dipindah ke tabung-tabung kecil. Satu tabung untuk satu suntikan. Di satu pantat.

Saya pun minta disuntik. Sekadar ingin tahu rasanya. Saya langsung  memelorotkan celana di ruang tamu itu. Toh tidak ada Dewi Kwan Im di situ.

Bles. Selesai. 

Saya pun pamit. 

Saya sempat bertanya lagi: mengapa cairan yang akan disuntikkan itu ditaruh di meja tamu begitu saja. "Ini supaya hilang dinginnya. Ikut suhu ruangan," katanya. Oh, iya. Cairan itu akan dimasukkan ke tubuh. Suhu tubuh sendiri sekitar 36 derajat celsius.

"Praktik Anda ini pasti kontroversial. Mengapa tidak mengalah saja dengan kuliah lagi di fakultas kedokteran?" tanya saya.

"Anak kedua saya sedang menyelesaikan kuliah di kedokteran UGM," ujar Yudha yang kini berumur 53 tahun. "Biar anak saya saja nanti," tambahnya.

Tiga tahun lalu drh Yuda pernah ditangkap polisi. Tahun 2020. Sampai diadili. Prosesnya sudah sampai Mahkamah Agung. Ia dinyatakan bersalah: bukan dokter melakukan praktik pengobatan. Vonis hakim agung menyebutkan ia tidak harus masuk penjara. Hukumannya: denda. Rp 25 juta.

Yang membuat hukumannya ringan adalah: tidak ada yang mati karena pengobatan ini. Bahkan tidak ada yang terkena efek samping. Saksi-saksi semua mengaku sakitnya sembuh. Yakni penderita diabetes, stroke, saraf, dan banyak lagi.

Salah satu saksi itu adalah Tonny Kurniawan, anaknya almarhum  Hoei Hwa Kin. Ia pemilik toko emas di Yogyakarta. Tonny sudah berobat ke mana-mana. Dokter memvonisnya: hidupnya tinggal tiga tahun. Ia pun cari alternatif pengobatan apa saja. Lalu bertemu Yuda itu.

Teman-teman Tonny ikut minta disuntik yang sama. Maka ketika Yuda datang ke toko emas milik Tonny, teman-temannya ikut suntik. Lama-lama ruang belakang toko Tonny itu jadi semacam tempat praktik. Sampai Yuda ditangkap.

Tonny di persidangan tidak menyalahkan Yuda. "Saya yang minta tolong pada beliau. Dan saya sembuh. Apa salahnya meminjamkan ruang belakang itu," katanya di persidangan.

Dari mana Yuda mendapatkan protein sel itu? 

Yuda mendapatkan bahan baku  dari temannya. Yakni teman yang bekerja di rumah sakit bersalin. Yuda minta dipotongkan 2 cm plasenta bayi yang akan dikubur. Dari situlah sel dan protein sel diambil.

"Kalau sel memang harus dari sel tubuh pasien sendiri. Tapi kalau protein sel bisa dari protein selnya siapa saja," katanya.

Yuda tahu bahwa saya sering menjalani stemcell di dr Purwati. Dulu. Juga di klinik dr Yanti. Atau menjalani PRP di dr Karina yang keriting total itu. "Saya yang menguji ketika dr Purwati ujian  doktor," ujar Yuda.

Ngobrol dengan drh Yuda saya seperti ngobrol dengan drh Indro. Orangnya agak gemuk, pakaiannya kucel-semrawut dan orangnya cuek. "Saya harus melakukan pengabdian ini. Saya pernah mau mati. Kepala saya sampai harus dibuka," katanya.

Itu terjadi di Seoul saat akan meraih gelar doktor di sana. Ia kena penyakit kanker otak. Sembuh.

Saya pun lama berpikir: harus diapakan orang seperti Yuda ini. (*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan

Edisi 11 Desember 2022: Durian Tarmidji

hilman g

Tambah satu lagi yang rasanya semakin lama semakin nikmat dan harum, namanya MAROKO KING! Buka pertama serasa hangat lawan kroasia Buka ke dua serasa manis, tendang Belgia 2-0 Buka ke tiga serasa gula aren, sepak Kanada 2-1 Buka ke empat serasa madu hutan yang manis2 seram, kirim Spanyol pulang kampung Buka ke lima serasa madu hutan campur gula aren bikin Portugal dan Ronaldo nangis bombay Buka ke 6 dan 7, manisnya sudah nempel gak akan hilang selama hayat dikandung badan.. MAROKO KING

Jimmy Marta

Belah durian pertama ambil sebiji, enak. Lanjut durian kedua, colek lg sebiji. Enak tp enaknya beda. Begitu terus sampai durian ketiga, keempat. Setelah diakumulasi, yg dimakan pak bos, hanya empat biji yg setara satu ruang/pangsa buah durian... haha.... Durian rasanya memang nikmat dg aroma yg kuat. Itu yg membuat penggemarnya mencandu. Namun rasa dan aroma beradu kuat dg asa sehat. Candu sudah beradu berani dg hantu tensi...xixi.. 

Jimmy Marta

Durian tertawa. Durian jalak. Durian yg gk tahu malu. Disingkap sikit aja, bijinya langsung terlihat....wkwk

Liam Then

Saya senang, akhirnya Pak DI "sadar" makan durian dengan aneka cita rasa. Lebih nikmat. Masalahnya sebenarnya ke kualitas isi daging duriannya. Yang tidak seragam tebalnya. Kalo cita rasa. Tidak bakal kalah. Kalau soal tebal daging. Mau tak mau harus akui, tak bisa kalahkan durian Monthong asal Thailand. Yang isinya hampir daging semua , biji kopong. Tapi bayangkanlah, serunya buka durian Pontianak. Jika salah pilih, waktu di belah, kita bisa lihat bijinya tertawa. Saking tipis dagingnya. Hahaha. Untuk menghindari hal semacam ini, ada caranya. Durian di timang-timang, yang dagingnya lebih tebal ,beratnya pasti akan lebih ringan dari yang isinya hampir biji semua. Harap maklum kebanyakan durian Pontianak bersumber dari hutan-hutan durian, yang tumbuh alami di daerah hulu. Proses pemuliaan strain belum memasyarakat. Oleh sebab itulah nama Durian Punggur ( asal punggur, daerah perkebunan di pinggiran kota Pontianak) , menjadi lebih di gemari, karena sudah banyak yang hasil bibit pilihan. Makan durian di Pontianak, sebenarnya yang sedang saja ukurannya, biar tidak cepat kenyang, dan bisa cicip aneka macam cita rasa, yang berbeda-beda. Tetap ada minusnya juga makan durian yang kecil-kecil, pas ketemu yang enak, isinya otomatis hanya beberapa biji. Semoga semakin banyak pekebun dan petani durian yang eksis di Nusantara. Supaya macam jenis durian unik khas Indonesia, bisa muncul varian-varian yang mantab. 

D-D win

Di desa kami, di perbatasan antara Jatim dan Jateng yang dekat dengan pantai selatan, makan durian adalah sesuatu barang yang mahal karena beli durian itu tidak semurah dan bisa sebanyak saat beli rambutan. Apalagi sudah beli rasanya tidak sesuai keinginan. Mau beli lagi takut ga enak lagi dan mengurangi jatah dapur. Lebih baik uangnya buat beli beras. Saya makan durian sampai usia 30-an tidak pernah sampai puas (kenyang). Dulu bpk saya kalau beli itu kecil-kecil (bisa 3 buah) tapi satu buah isi nya paling cuma 4-5 pongge dan berdaging tipis-tipis. Akhirnya bapak punya keinginan nanem pohon durian, sering beli bibit durian (stek) tidak tahu jenis nya apa (kata pedagang bibitnya jenis enak), bahkan kalau habis makan durian bijinya itu Ndak boleh dibuang, di kumpulkan lalu di tanam di pekarangan (hutan). Siapa tahu nanti bisa tumbuh dan berbuah, gpp ga enak yg penting durian kata bapak. Karena nanam di hutan dan tidak tahu perawatan tanaman durian maka 5-10 tahun beberapa ada yg berbuah ada yang enak dan ada yg g enak. Bnyk buah yg sdh besar tp jatuh sebelum matang&banyak monyet yg merusak durian. Lalu bpk kena diabetes, jadi makannya hanya beberapa saja, tidak bisa makan sepuasnya. Hingga bpk meninggal ada banyak pohon durian yg ditanam beliau belum berbuah. Saat ini karena saya kerja di luar kota, tanaman duriannya semakin tidak terawat, semoga jangan sampai mati. Bulan ini duriannya ada yang mulai pentil (kata ibuk di rumah), berharap selalu berbu meski yg nanam telah tiada

Liam Then

Pak Midji sangat OK. Begitu kesan saya, melihat Pontianak bersalin rupa, sewaktu jabatan walikota di jabat oleh beliau. Pak Midji, semoga ada perhatian kepada petugas lapangan bagian dinas kebersihan. Pendapatan mereka bisakah dibuat menjadi 4 kali lipatnya UMR? Bisa dengan tunjangan khusus atau apa, jika terhalang peraturan. Mereka ,para petugas lapangan dinas kebersihan, benar-benar pahlawan masa kini kota-kota kita di Indonesia. Kalbar semoga bisa bisa ikut, jika tak bisa menjadi pionir. Mereka para petugas lapangan dinas kebersihan, berhak atas imbalan yang terbaik yang bisa di sediakan oleh pemkot atau pemda.

Jimmy Marta

Ada bbrp trik yg bisa anda pakai agar gk tertipu saat beli duren: Pertama, jika anda gk tahu sama sekali cara memilih. Serahkan ke penjual memilihkan. Anda tinggal sebut durian spt apa yg diinginkan. Misal yang berwarna kuning dan sudah matang sempurna. Dua ketentuan ini bisa anda jadikan sarat saat mau akad. Agar gk kecewa, sebaiknya anda minta agar durian dibuat celah untuk dp mengintip isi. Kedua, jk ingin pilih sendiri. 1. Cium aromanya, yg matang pasti tercium dari luar harumnya. 2. Ketuk buah duriannya. Yg bunyinya spt perut kembung, itu pasti masuk angin, eh buah matang. 3. Pilih yg berbentuk lonjong panjang. Itu biasa nya isinya berdaging tebal. 4. Durinya, coba lihat ujung durinya sedikit berwarna lebih gelap. Ketiga. Abaikan semua trik diatas jk anda sudah ahli. Anda pantasnya bukan penikmat durian, tp harusnya jadi penjual atau juragan durian saja...haha..

Leong putu

Sana sini menuntun kursi / Om yea aina berwajah tampan / Karena ini pantun asli / Om@yea aina mohon memberi tanggapan /

yea aina

Dari Entikong via Singkawang pagi hari/ Tak suka berkebun pede sekali/ Bli @Leong setia disayang istri sendiri/ Pak Mirza berpantun oke sekali/ @psntuntamvanpaspasan

Mirza Mirwan

Karena saya tak suka durian -- bersebab aromanya yang menyengat, saya mau berpantun saja. # Kalau ingin pergi ke Singkawang / Janganlah anda lewat Entikong / Kalau ingin dihargai orang / Janganlah anda bersikap sombong / # Kalau Mat Jali pergi ke kali / Pasti takkan lupa membawa jala / Kalau hati penuh dengan dengki / Pastilah hidupnya tidak bahagia / # Adat resam janganlah dilupa / Tutur kata harus dijaga / Sayangi si muda hormati yang tua / Itulah adab manusia utama / Tabik.

EVMF

Abah pernah mencicipi durian Ternate ?? Beberapa tahun yang lalu, saya sempat keluyuran mengunjungi teman-teman di Ternate - Ambon - Jayapura. Saya mencicipi durian Ternate di sekitaran depan Masjid Raya Al Munawwar. Rasanya enak sekali, beneran Abah, duriannya tidak seberapa besar tetapi bijinya pun kecil, sehingga daging duriannya boleh dibilang cukup tebal. Lain halnya di Jayapura, saya mencicipi "matoa" buah khas Papua yang punya rasa mirip durian tapi tidak beraroma, ukurannya hanya sebesar buah rambutan.

Johan

"An, minggu depan kita ketemu. Mau dibawakan apa?" "Kau tau kesukaanku kan?" "Amoy ya? Wah tak sanggup, An. Hehehe ." "Sialan. Masa amoy? Aku orang baik baik sekarang, Kong. Wkwkwk." "Durian aja ya? punggur? Sekadau? Balai? Ketapang?" "Emang musim? Terserah kau lah. Soal makan gratis aku ndak cerewet." "Siap boskuh!" Begitu kutipan percakapan saya dengan Akong beberapa bulan yang lalu. Sahabat kental semasa di Pontianak. Orangnya putih dan tampan. Bahkan masih tampan diumurnya yang tidak muda lagi sekarang. Dulu dia saingan berat saya dalam berbagai bidang. Dari perusahaan kompetitor yang saling bersaing, sampai di bidang kehidupan pribadi, bersaing memperebutkan seorang wanita pujaan hati. Kami mulai bersahabat setelah sama-sama gagal mendapatkan si wanita. Mungkin karena adanya persamaan nasib, membuat kami bisa saling menerima satu sama lain. Isi durian dan lempok yang dibawakannya enak sekali. Dia mengatakan itu durian dari Sekadau. Daerah hulu sungai Kapuas. Rasanya tidak seragam. Tapi kesimpulan akhir tetap rasanya enak. Saya bukan expert di bidang mencicipi makanan. Bagi saya yang penting enak, soal asalnya dari mana itu kurang penting. Seperti Abah DI hari ini menyebut durian Pontianak. Padahal sepengetahuan saya Pontianak tidak ada kebun durian. Mungkin sama kasusnya dengan jeruk Pontianak. Kebun jeruk di daerah lain Kalbar, tapi tetap dianggap jeruk Pontianak oleh orang luar Kalbar. Tidak masalah, selama tidak ada yang protes.

tyong Antonio

Bagi saya yg lahir diSumatera, maaf dulu tidak rekomendit banget beli durian yg dijual sekitaran jabodetabek. Aromanya saja uda nek rasanya.(bukan sombong ya).Kita terbiasa makan durian yg alami jatuh dari pohon. Atau ada orang mengatakan dapat durian beli dijakarta enak sekali, saya jg kurang yakin. Yg jatuh alami dari pohon pun lsg kita makan rasanya masih kurang. Karna harus kita biarkan 24 jam baru rasanya keluar semua. Apalagi dipetik yg sebagiannya msh perlu asupan gizi dari pohonnya. Sekarang tepatnya sdh musim durian sepanjang jalan dari palembang-jambi-pekanbaru atau di Bangka, silahkan bagi pecinta durian menikmatinya, tapi jgn lupa dgn darah tinggi ya.makasih

ALI FAUZI

Durian itu mirip soto. Nyaris setiap daerah punya soto. Dan masing-masing daerah mengklaim sotonya paling enak. Begitu pun durian. Orang Pontianak, atau setidaknya yang punya ikatan emosional dengan Pontianak, mengaku durian Pontianak paling enak. Wong Palembang juga mengaku durian dari daerah mereka enak jiddan. Dan seterusnya. Jadi sebaiknya varian rasa durian itu dipertahankan saja sesuai asal daerah masing-masing. 

Jokosp Sp

Para penggiat dan pencinta durian Indonesia sudah banyak bergerak untuk mengembangkan "durian unggulan". Dari mulai proses mengenalkan kecintaan durian Indonesia lewat you tube, cara pengembangan mulai sambung pucuk, sistem tempel, sambung susu, sampai proses top working. Dari yang rajin keliling Indonesia untuk mencari dan mengenalkan durian unggulan adalah Team Durian Traveller Indonesia, Hortikultura Indonesia, Bolang Agro Malang, Petani Gundul, Republik Bibit, Banyumas Bibit88, dll. Mereka adalah para penyuka durian yang pergerakannya sangat menginspirasi. Ada pendidikan yang disampaikan mulai cara tanam, pemilihan bibit unggulan, cara perawatan, sampai cara agar durian mempunyai rasa enak, warna yang menarik dan punya nilai jual yang layak buat petani. Ada juga beberapa pekebun yang saat ini sudah sangat besar seperti di Sepanjang Pulau Sumatra dari Aceh - Sumatera Selatan. Di Bangka dengan banyak varian duriannya yang sangat luar biasa, hanya ada dua rasa : enak dan enak sekali. Di Banyumas dengan unggulannya durian Bawor yang crimi dan volumenya sangat besar. Ini catatan menarik dari para penggiat dan penghobi durian. Selamat menikmati durian dengan kopi unggulan Indonesia...........muaghhhhh.

Liam Then

Proses membeli durian dari pedagang musiman di pinggir jalan, kemudian di bawah pulang kerumah. Bagai rollercoster emosi, dari memilih,menawar, bawa pulang di belah, dapat yang dagingnya hambar ,basi, tebal ,enak, kuning, rebutan, sampai yang bikin pisau melengkung, karena terselip yang mentah. Paling parah pernah mengalami, adik sumringah pulang tenteng 10 biji, pas di buka, dari mentah ,basi ,tawar, tipis,berulat, busuk. Ada di 9 buah. Satu saja yang bagus. Ini bukan lagi rollercoster emosi. Tetapi bom yang bikin emosi, sudahlah mahal, tak ada yang bisa di makan, lembaran uang jadi sampah mahal. Tapi ada juga kenangan yang berkesan ,yang saya ingat sampai saat ini. Waktu sekitar umur 9, seorang penjaja durian mampir, bapak pilih-pilih di keranjang bambu yang di sampir di kanan kiri motor. Begini ucapan penjualnya : " Toke tak perlu cari di bawah, saya lain orangnya. Kalo jualan yang bagus saya taruh diatas semua, biar jelek-jelek biar belakangan" 

yanto st

Bercerita tentang durian gak ad habisnya. Kebun durian orang tua kami 12 batang usianya sudah 38 tahun durian jenisnya durian bajul .bagi pecinta durian Meraka tidak akan pernah ragu2 mengeluarkan uang walau sekali makan habis 500k besok juga akan beli lagi. Yang unik bagi saya pembeli durian tempat kami rela menunggu durian jatuh walau menunggu dari habis Isa sampai pulang subuh walau kadang cuma jatuh 5 buah. Kalau saya tanya sama yang menunggu sampai pagi menurut mereka menunggu durian jatuh dan mengambil dari bawah pohon adalah Senin tersendiri. Selama ini pembeli durian di tempat kita gak pernah komplain karena jika durian itu busuk kita ganti,

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Pewarta : -
Editor : Slamet Oerip Prihadi
Sumber : Disway.id

Komentar Anda